Stok Aman? Harga Beras Terus Melonjak

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Stok Aman? Harga Beras Terus Melonjak

Oleh Emmy Rina Subki

 Kontributor Suara Inqilabi

 

Sudah beberapa bulan ini harga beras melonjak naik. Bahkan kenaikan ini sepertinya tidak bisa dikendalikan oleh pemerintah pusat. Wajar kenaikan harga beras ini terjadi disejumlah pasar daerah negeri ini. Padahal beras adalah makanan pokok rakyat.

Sebagaimana dikutip dari www.cnbcindonesia.com (Jumat, 13/10/2023) menyatakan bahwa harga beras di dalam negeri terpantau naik hari ini, Selasa (15/8/2023). Bahkan, kembali cetak rekor dan melambung jauh di atas harga beras tahun 2022 lalu. Setidaknya, sejak awal tahun 2022 lalu, harga rata-rata beras medium belum pernah menyentuh Rp12.000 per kg. Harga rata-rata tertinggi beras medium tahun 2022 adalah Rp11.340 per kg. Sementara, harga tertinggi rata-rata nasional beras premium adalah Rp12.910 per kg. Harga tersebut adalah rata-rata nasional harian di tingkat pedagang eceran.

Harga beras akhir-akhir ini memang jadi sorotan. Adapun dampak kenaikan harga beras ini sangat dirasakan masyarakat. Dan membuat masyarakat semakin sulit untuk membeli beras. Harga beras pun sampai saat ini terus melonjak naik tajam. Sebenarnya ini bukan kali pertama terjadi kenaikan harga beras maupun bahan pokok lainnya. Karena hal ini terus berulang setiap bulan bahkan tahun. Pemerintah tidak bisa mengantisipasi hal tersebut. Meskipun klaim kurangnya pasokan akibat kemarau panjang sudah biasa terjadi di negeri kita ini. Namun hal tersebut harusnya tidak menjadi alasan dan sebenarnya hal tersebut masih bisa untuk di antisipasi.

Negara Lemah Tersandera oleh Kapitalis

Kelangkaan harga beras di sejumlah daerah membuktikan bahwa negeri ini lemah. Tidak mampu mengurus urusan rakyatnya. Karena persoalan yang terus berulang tidak bisa diantisipasi oleh negara. Hal ini terjadi karena negeri ini tidak mempunyai sistem ekonomi yang shohi. Wajar saja persoalan kenaikan harga beras dan bahan pokok lainnya tidak pernah bisa diatasi. Karena negara hari ini tidak punya ketahanan pangan yang mumpuni. Negara disistem kapitalisme ini hanya menjadi regulator para korporat (pengusaha) sang penguasa saja.

Tidak hanya itu kenaikan harga beras juga disebabkan dari naiknya beberapa harga pupuk, bibit, dan tenaga kerja. Serta rantai penjualan yang sangat panjang pun mempengaruhi kenaikan harga beras ini. Variabel ini sangat mempengaruhi rantai penjualan yang panjang dari produsen ke distributor-agen-pengecer yang setiap titik turut mempengaruhi secara signifikan terhadap kenaikan harga. Belum lagi ada beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi naiknya harga beras seperti biaya transportasi, tenaga kerja yang bertambah, penurunan produksi serta kebijakan beberapa negara yang membatasi ekspor beras non basmati oleh India. Dari kesemua itu tentunya semakin membuat rakyat kesulitan membeli beras.

Harga beras yang dipengaruhi secara global menunjukkan lemahnya kemandirian pangan negeri ini dan belum ada kedaulatan negeri ini. Padahal negeri ini dikaruniai Allah sumber daya alam yang melimpah dan komoditas pertanian yang banyak serta tanah yang subur yang luas. Tidak hanya itu pakar ekonomi di pertanian pun banyak. Namun tidak mampu menjadikan negeri ini mandiri dan bisa mengatasi persoalan kenaikan harga beras.

Inilah akibat sistem dan tata aturan pertanian Kapitalis neoliberal. Di dalam sistem kapitalis neoliberal pangan hanya dinilai dari ekonomi. Yang memberikan untung dan rugi saja. Negara yang mengandalkan impor ketika tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Akan terus bergantung kepada negara lain. Dan tentunya akan membuat negara ini tidak berdaulat. Padahal sejatinya kedaulatan dan pertahanan negara harus terus terjaga. Inilah fakta yang ada di negeri ini.

Ketidakadaan visi untuk menjaga ketahanan pangan ini akan terus membuat negara ini tergantung pada negara lain. Hal ini wajar terjadi pada sistem sekuler kapitalis dimana negara hanya bertindak sebagai regulator dan fasilitator saja. Tidak ada pengaturan, penguasaan dan dalam pengawasan rantai pangan. Negara abai, sehingga wajar saja yang berkuasa dalam hal ini adalah pihak korporat. Lahan yang luas hanya dikuasai sejumlah individual dan korporat. Sarana dan prasarana produksi pertanian pun hanya dikuasai korporat saja. Sehingga benih, pupuk dan seterusnya dikuasai oleh pengusaha. Belum lagi ditahap pendistribusian pun mafia pangan bebas bermain hingga terjadi penimbunan, spekulan dan kartel pangan. Situasi global dan politik dunia yang akan terus mempengaruhi naiknya harga pangan.

Islam Solusi yang Shohih

Hanya Islam yang sungguh-sungguh mensejahterakan rakyatnya. Karena dalam Islam pemimpin adalah raa’iin yang mengurus urusan rakyatnya. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin.” (Riwayat Muslim).

Pemimpin dalam Islam akan serius dan tulus bagaimana menyelesaikan persoalan yang menyangkut urusan rakyatnya. Tugas pemimpin untuk mensejahterakan rakyatnya. Karena negara, pemimpin dalam Islam adalah petugas yang menerapkan hukum sesuai syariat, dan mengurus urusan rakyatnya. Ada beberapa langkah yang akan dikerjakan dalam sektor pertanian dan pangan ini. Mulai dari hulu sampai kehilir.

Pertama negara akan mendorong perluasan lahan pertanian. Bisa dari menghidupkan tanah mati Ihya’ al-mawat. Ihya’al- mawat adalah membuka lahan tanah mati yang belum pernah ditanami atau digarap. Dengan begitu tanah tersebut dapat memberikan banyak manfaat seperti untuk bercocok tanam, sebagai tempat tinggal dan lain-lain.

Kedua, negara akan menyediakan tenaga ahli, benih yang unggul serta pupuk yang murah dan berkualitas.

Ketiga, kontrol negara terhadap sektor pertanian akan terus-menerus dari tingkat produksi pertanian, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Sehingga dengan kehadiran negara yang memberi kontrol akan dapat menghindari adanya penguasaan individu dan kelompok atau korporat. Sehingga pihak mafia pangan dan kartel pun tidak bisa bermain lagi. Hal ini hanya bisa terwujud dalam negara yang mengambil sistem yang shohi yaitu Islam kaffah.

Wallahu’alam bishawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *