Korupsi Merajalela Ditengah Pandemi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Dinda Al Qarni (Member Pena Muslimah Cilacap)

 

Kasus korupsi di negeri kaya dan subur ini, nampaknya sudah mendarah daging bagi para petinggi negara. Para pelaku korupsi telah dibutakan oleh harta yang ada di depan matanya, tanpa memikirkan dampaknya terhadap rakyat. Hal ini terjadi disebabkan karena tidak ada efek jera bagi para pelaku korupsi, sehingga memunculkan bibit-bibit baru untuk melakukan tindak pidana korupsi.

 

Tagar Madam Bansos menjadi salah satu trending topic Twitter pada Kamis (21/1/2021) malam. Madam Bansos disebut-sebut sebagai petinggi PDI Perjuangan yang diduga menerima bagian terkait kasus suap bansos. Warganet juga penasaran siapa yang dimaksud Madam Bansos itu.

 

Menanggapi kabar tersebut, Plt Jubir Bidang Penindakan KPK Ali Fikri mengatakan, pihaknya bakal mendalami siapa yang disebut Madam Bansos itu.

 

“Segala informasi berkembang yang kami terima termasuk dari media yang ada hubungan dengan perkara yang sedang dilakukan penyidikan ini, pada prinsipnya tentu akan dikembangkan lebih lanjut dengan mengonfirmasi kepada para saksi,” kata Ali kepada IDN Times, Kamis (21/1/2021). (Idntimes.com )

 

KPK menggeledah lima perusahaan penyedia bantuan sosial penanganan Covid-19 di Kementerian Sosial, pekan lalu. Kelimanya adalah PT Anomali Lumbung Artha, PT Famindo Meta Komunika, PT Mesail Cahaya Berkat, PT Junatama Foodia Kreasindo, dan PT Dwimukti Graha Elektrindo.

 

KPK mendapati bahwa Juliari menerima suap sebesar Rp 17 miliar dari para pengusaha penyedia bantuan sosial. Uang itu disinyalir berasal dari potongan Rp 10 ribu per paket. (Harianaceh.co.id, 19/01/21)

 

Masih dalam suasana pandemi covid-19, justru tidak menyurutkan misi pelaku korupsi untuk meraup sebanyak banyaknya harta. Para pelaku korupsi tetap saja menginginkan jatah dari bantuan sosial terkait pandemi saat ini, tanpa memikirkan nasib rakyat yang lainnya.

 

Sungguh masalah korupsi tidak akan pernah tuntas jika aturan Allah SWT masih dicampakkan. Sistem hari inilah yang menjadi akar dari segala permasalahan yang timbul saat ini, karena tidak ada solusi tuntas dalam penyelesaiannya.

 

Di dalam sistem Islam, untuk mengatasi masalah korupsi itu dengan penanaman mental individu, penciptaan lingkungan yang kondusif, sistem kerja lembaga yang tidak rentan korupsi dan penegakan sanksi yang menjerakan pelakunya. Begitulah sistem Islam selalu ada solusi tuntas untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ada.

 

Berbeda jauh dengan aturan yang dibuat sistem kapitalisme yang didasarkan pada asas manfaat dan materi. Aturan dibuat sesuai dengan kepentingan pribadi masing-masing, menggulingkan yang sekiranya menjadi ancaman bagi dirinya. Tidak mempedulikan cara yang ditempuh halal maupun haram, bertindak sesuka hati.

 

Maka dari itu apalagi yang kita harapkan dari sistem kapitalisme hari ini? Hanya akan membuat rakyat semakin sengsara dan jauh dari sejahtera. Segeralah ganti sistem dengan Islam yang akan menjadikan dunia ini baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

 

Wallahu’alam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *