Kelalaian Penanggulangan TBC di Indonesia

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kelalaian Penanggulangan TBC di Indonesia

Selfiana Y. M. Nur

Kontributor Suara Inqilabi

Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit kedua yang paling mematikan setelah COVID-19. Dan Indonesia merupakan negara kedua sebagai negara dengan kasus TB terbanyak setelah India. TB itu sendiriadalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan Menyebar ke berbagai organ dan menyebabkan disabilitas.

Dokter spesialis Erlina barhun dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Sabtu, 17 Februari 2024 mengatakan “Ada tragedi di depan mata yang kita enggak sadar. 1.060.000 kasus (TB) per tahun. Kematian 140.700 yang kalau kita bagi 16 orang per jam meninggal akibat tuberkulosis,”

Oleh karena itu Indonesia ikut melibatkan diri dalam Pengembangan Vaksin TBC baru yaitu melalui kerja sama perusahaan farmasi asal China, CanSinoBio, dan perusahaan biofarmasi asal Indonesia, Etana. Pengembangan vaksin ini dengan menggunakan vektor virus dan sedang uji klinis fase pertama.

Dan saat ini diketahui obat TB sudah ada dan ampuh. Akan tetapi, kasus tuberkulosis belum juga dapat dituntas di Indonesia dan menjadi tragedi yang harus diatasi bersama. Selain itu, Tuberkulosis juga merupakan beban masyarakat yang kompleks. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran setiap orang untuk mengatasi tuberkulosis secara komprehensif sangat diperlukan, mulai dari pencegahan hingga pengobatan.

Erlina berpendapat, upaya yang harus dilakukan yaitu meliputi dengan mengoptimalkan seluruh instrumen diagnosis yang tersedia, memperkuat pengobatan, mencegah penularan, serta memanfaatkan seluruh kemajuan teknologi dan inovasi terkait tuberkulosis.

Akan tetapi fakta yang terjadi saat ini, kasus TB terus meningkat meski telah tersedia obat dan pencegahannya. Faktor utama yang menyebabkan kasus TB terus meningkat yaitu kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia tentang hal ini, kekurangan gizi, peningkatan polusi serta lingkungan yang tidak sehat.

Dari faktor-faktor tersebut, jelaslah bahwa Indonesia memiliki masalah pada semua faktor. Oleh karena itu kasus TB di Indonesia sangat tinggi dan semakin bertambah.

Dalam hal ini, negara harus melakukan perubahan yang mendasar dalam kasus TB dan Perubahan tersebut harus diawali dari perubahan pandangan hidup dari kapitalistik menjadi islami.

Dalam kehidupan kapitalis, kesehatan bukan menjadi prioritaskan utama dan menjadikan hal tersebut sebagai ajang kompetisi mencari kekayaan menjadikan rakyat kesulitan mengakses layanan kesehatan secara layak. Serta tingginya kasus TB merut hasil penerapan aturan kapitalistik di berbagai bidang. Oleh sebab itu, mengeliminasi TB tidak bisa dilakukan sekaligus.

Sedangkan dalam kehidupan Islam. Masyarakat menjadi prioritas utama, segala hal diperhatikan untuk kesejahteraan masyarakatnya, mulai dari kesehatan, pendidikan dan kelangsungan hidup yang memadai.

Negara memprioritaskan masyarakat dengan merujuk pada hadis nabi yaitu: “Barang siapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.” (HR Ibnu Majah, no. 4141).

Dalam aspek kesehatan, negara menyediakan layanan kesehatan terbaik dengan alat tercanggih dan SDM terbaik secara gratis sehingga semua rakyat bisa mengaksesnya dengan mudah. Pemerintah akan mengupayakan berbagai hal untuk mencegah dan memberantas penyakit TB, yaitu dengan mendukung riset untuk menemukan metode pencegahan dan pengobatan yang efektif. Serta dukungan dalam aspek sosial yaitu dengan mensosialisasikan pada masyarakat tentang bahaya penyakit TB dan upaya mencegahnya sekaligus mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat secara praktis, bukan sekadar slogan dan pencitraan.

Wallahu’alam bish-shawwab.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *