Kapitalis Semakin Mencengkeram Pendidikan Generasi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Asrin Fazari (Content Creator)

 

Dunia pendidikan kini semakin mengarah pada industrialisasi, sebagaimana dilansir oleh kompas.com (27/7/2021), Presiden Joko Widodo yang meminta Perguruan Tinggi untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi dunia industri.  Presiden Jokowi meminta perguruan tinggi melibatkan berbagai industri untuk mendidik para mahasiswa. Jokowi meminta perguruan tinggi memfasilitasi mahasiswa untuk belajar kepada siapa pun juga, di mana pun juga, dan tentang apa pun juga. Pembelajaran dari para praktisi dan pelaku industri dinilai sangat penting.

Dengan demikian mahasiswa bisa belajar dari lapangan dan mempersiapkan diri untuk masa depan, pasalnya saat ini berbagai sektor telah beralih dan menyesuaikan terhadap perkembangan teknologi. Presiden meminta kurikulum kampus harus memberikan bobot SKS yang jauh lebih besar bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi dan industri.

Pengajar dan mentor dari pelaku industri, magang mahasiswa ke dunia industri porsinya harus terus ditambah. Termasuk organisasi praktisi lainnya harus diajak berkolaborasi. Arah dunia pendidikan harus memfasilitasi mahasiswanya agar mampu bersaing di pasar kerja yang makin terbuka. Sehingga nantinya mereka dapat menjadi industri yang menciptakan lapangan kerja, meningkatkan status sosial dan membuat diri maupun UMKM Indonesia naik kelas.

Kenyataan bahwa pendidikan saat ini bagai penggerak mesin industrialisasi kapitalisme memang benar adanya. Bahkan paradigma inilah yang dibangun dalam benak generasi sekarang. Belajar bukan lagi mencari ilmu agar menjadi manusia cerdas dan bermanfaat untuk umat, melainkan untuk mendapatkan ijazah sehingga setelah lulus langsung mendapat kerja. Alasan inipun semakin logis, sebab menuntu ilmu saat ini haruslah siap mengeluarkan ongkos.

Semakin tinggi jenjang pendidikan, biaya yang dikeluarkan juga semakin banyak. Maka tak heran, jika semangat mengembalikan modal yang pernah dikeluarkan semasa belajar dengan bisa bekerja menjadi motivasi tersendiri. Inilah hasil sistem pendidikan yang mengadopsi sistem pendidikan berbasis kapitalisme.

Pendidikan tinggi tak sepenuhnya lagi menjadi pihak yang menghasilkan sumber daya manusia yang kapabel dalam melayani kebutuhan umat serta menghasilkan inovasi-inovasi mutakhir agar umat dapat memperoleh manfaat luas darinya. Kini, pendidikan tinggi justru lebih banyak diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri atau pasar. Padahal seharusnya perguruan tinggi mencetak para intelektual yang ahli dalam berbagai bidang bukan hanya sekedar menjadi penggerak roda ekonomi.

Kepakaran dalam ilmu akan sangat dibutuhkan oleh umat. Intelektual akan menjadi tempat bertanya umat dan memberikan masukan dalam berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Namun jika orientasi pendidikan hanya untuk menjadi buruh maka di masa depan intelektual di tengah umat akan semakin langka.

Kondisi ini sangat jauh berbeda jika sistem pendidikan diatur dengan sistem pendidikan Islam. Visi pendidikan Islam tidak berorientasi pada arus tenaga kerja global tapi merujuk pada wahyu Allah. Oleh karena itu, pendidikan dalam sistem Islam tidak akan berubah-ubah. Tujuannnya adalah menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian Islam, yakni pola pikir dan pola sikap Islam. Pertama, menjadi insan yang faqih fiddin, yakni penguasaan terhadap ilmu agama. Kedua, faqih finnas, yakni terdepan dalam sains dan teknologi, serta kreatif dan inovatif dalam konstruksi teknologi dan memiliki jiwa pemimpin.

Alhasil output pendidikan Islam akan menghasilkan generasi yang jauh dari persaingan duniawi dan individualisme, karena orientasi mereka adalah kemaslahatan umat dan memberikan kebaikan bagi dunia. Semangat kolaborasi dan persatuan atas dasar ukhuwah Islamiyah akan menghiasi karya-karya mereka sebagai investasi terbaik bagi kehidupan akhirat nantinya.

SDM seperti ini hanya akan dihasilkan dari sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam. Karena hanya Islamlah satu-satunya akidah yang sahih dan berasal dari Sang Pencipta alam semesta. Syariat yang berasal dari Sang Khaliq tentu akan sempurna dan  membawa rahmat bagi seluruh alam. Maka menjadi tugas kaum muslim untuk mengembalikan akidah Islam menjadi pemimpin dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Allahu a’lam bi ash-shawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *