Hari Santri, Saatnya Berubah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Hari Santri, Saatnya Berubah

Oleh Siti Muksodah 

Kontributor Suara Inqilabi

 

Siapa yang tidak kenal dengan kata santri. Ketika mendengar kata santri yang terbesit didalam pikiran adalah pemuda/pemudi yang menuntut/ mendalami ilmu agama islam yang belajar dipendidikan non formal (pondok pesantren). Tidak sedikit orang tua berlomba-lomba untuk menyekolahkan anak-anaknya di pondok pesantren dengan harapan nantinya ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri ataupun orang lain baik di dunia maupun diakhirat kelak. Memang tidak mudah melepaskan anaknya untuk mandiri. Namun tetap harus dijalankan karena sudah komitmen dari awal dan anaknya ridho menuntut ilmu di pondok pesantren. Para orang tua calon santri harus ikhlas berpisah dengan anaknya demi memperoleh pendidikan yang terbaik. Dan supaya memperdalam ilmu syakofah islam agar dapat diterapkan ditengah-tengah umat.

Dari salah satu situs berita online menginformasikan bahwa “Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo menghadiri Apel Hari Santri 2023 yang digelar di Monumen Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Minggu (22/10/2023). Bertindak sebagai pembina apel, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk dapat terus menjaga semangat hari santri dalam menghadapi situasi dan kondisi saat ini.

“Semangat hari santri ini harus terus kita pegang teguh sesuai dengan konteks saat ini, konteks kondisi saat ini, di mana juga ada krisis ekonomi akibat perang, adanya krisis pangan akibat perang, adanya krisis energi akibat juga adanya perang,” ucap Presiden. Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa latar belakang dibentuknya hari santri merujuk kepada resolusi jihad yang disampaikan oleh Kiai Haji Hasyim Asyari selaku Rais Akbar Nahdlatul Ulama pada masa kemerdekaan Indonesia. (https://kemenag.go.id/).

Dari apa yang disampaikan oleh presidan saat apel berlangsung di monument tugu pahlwan Kota Surabaya. Bahwa inti poin yang disampaikan adalah latar belakang terbentuknya hari santri dan mengajak santri untuk semangat menghadapai krisis yang terjadi saat ini. Karena krisis dapat terjadi adanya sebab dan akibat. Disebabkan karena manusia melakukan kerusakan sehingga akibatnya manuasia sendiri yang harus menangung dari apa yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar Rum ayat 41 yang artinya “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (dampak) perbuatan mereka. Semoga mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Allah SWT telah memberi peringatan kepada manusia. Jika manusianya melakukan kerusakan maka dampaknya manusia sendiri yang akan menanggung akibatnya. Dan untuk mengajak manusia agar kembali ke jalan yang benar. Yaitu jalan yang telah di contohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Karena suritauladan terbaik hanya ada pada Nabi Muhammad saw. Jika manusia lalai tidak mengikuti Rasulullah maka yang terjadi adalah manusia akan berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk sesuai dengan Islam.

Seharusnya hari santri menjadikan semangat baru bagi para pemuda untuk berubah ke yang lebih baik. Diawali dengan perubahan apa yang ada pada dirinya sendiri. Dan tentunya perubahan itu wajib mengikuti apa yang telah di contohkan oleh Rasul. Seperti firman Allah SWT dalam surat Ar Ra’d ayat 11. Para santri dengan syakofah yang dimilikinya seharusnya dapat mengubah tatanan kehidupan masyarakat jauh lebih baik lagi. Dari tatanan kehidupan yang memisahkan agama dari kehidupan (sekuler) menjadi masyarakat yang bertakwa.

Oleh karena itu kemajuan suatu bangsa dapat dilihat salah satunya dari aspek cara berfikir pemuda-pemudinya. Sebab kebangkitan manusia tergantung pada pemikirannya dan pemuda adalah generasi penerus bangsa. Yang kontribusinya sangat dibutuhkan dalam kanca kemajuan negara. Perubahan akan sangat berdampak besar dengan menerapkan syariat islam secara totalitas/kaffah dan sempurna dalam bingkai negara.

Wallahu a’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *