Maraknya Aborsi, Potret Buram Generasi Akibat Liberalisasi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Maraknya Aborsi, Potret Buram Generasi Akibat Liberalisasi

Oleh Erna Ummu Aziz

Kontributor Suara Inqilabi

 

Seakan tiada henti, kasus aborsi kembali marak terjadi. Terbaru, terungkapnya praktik aborsi berkedok salon di Ciracas, Jakarta Timur. Dalam penggeledahan oleh aparat kepolisian ditemukan sedikitnya tujuh kerangka janin di dalam tangki septik tank, dan telah ditetapkan empat orang sebagai tersangka. (tvOnenews, 5/11/2023)

Sebelumnya, pada (17/5/2023) aparat kepolisian pun berhasil menangkap seorang dokter gigi yang telah membuka praktik aborsi ilegal dengan total 1.338 pasien di Kabupaten Badung, Bali. Juga pada (9/9/2020), kasus praktik aborsi ilegal di Jalan Percetakan Negara III, telah diungkap Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat dan tercatat sekitar 32.760 janin telah digugurkan sejak 2001.

World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 memperkirakan ada 20 juta kasus aborsi tidak aman di dunia. Sebanyak 9,5 % di antaranya terjadi di negara berkembang. Di wilayah Asia Tenggara, WHO memperkirakan sebanyak 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahun dan sekitar 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia.

Beberapa penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 menemukan bahwa angka aborsi di Indonesia sebesar 2 juta per tahun. Angka ini terus mengalami kenaikan. Sebuah penelitian yang dilakukan Soetjiningsih pada tahun 2004 memperkirakan angka aborsi di Indonesia mencapai 2,3 juta pertahun. Sekitar 750.000 diantaranya dilakukan oleh remaja. (detikHealth, 30/5/2012

Akibat Liberalisasi

Sungguh miris, generasi muda yang merupakan calon penerus peradaban, saat ini banyak yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Mereka bertindak di luar batas, melakukan hal yang tidak pantas, mengumbar syahwat namun berujung nahas. Sudahlah mereka berzina, dan ketika hamil diaborsi pula. Sungguh kemaksiatan yang berlipat ganda.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka aborsi akibat Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) ini. Namun sayang, karena tidak menyentuh akar permasalahan, maka kasus aborsi pun kian meningkat. Bagaimana tidak, solusi yang ditawarkan seperti seks aman dan kondomisasi adalah bagian dari liberalisasi yang malah menyuburkan seks bebas itu sendiri. Ujungnya, saat terjadi KTD, entah berapa banyak bayi yang lahir dibuang, atau aborsi dilakukan. Na’udzubillahi min dzalik 

Maraknya aborsi, menjadi tanda rusaknya masyarakat. Beginilah hidup dalam sistem kapitalis sekuler. Agama tak lagi dijadikan sumber aturan kehidupan. Wajar jika manusia berbuat semaunya. Jangankan takut dosa, halal haram pun diabaikan, yang penting nafsu terpuaskan dan keuntungan didapatkan. Parahnya lagi, sanksi jeruji besi pun tak membuat para pelaku jera dan introspeksi diri. Tak heran jika kasus serupa berulang kali terjadi dan seakan sulit diatasi.

Sistem Islam sebagai Solusi

Islam begitu menjaga generasi, maka segala hal yang bisa merusaknya akan dicegah sejak dini. Seperti halnya pergaulan bebas yang menyebabkan KTD dan maraknya aborsi. Islam melalui sistem pergaulannya, mengajarkan untuk menutup aurat dan menundukkan pandangan, juga tidak khalwat dan ikhtilat (campur baur antara laki-laki dan perempuan) kecuali ada keperluan syar’i.

Ditambah dengan sistem pendidikannya yang berbasis akidah Islam, akan terbentuk generasi yang taat dan jauh dari maksiat. Sehingga generasi pun akan terjaga dari perbuatan dosa, seperti halnya zina dan aborsi karena haram hukumnya. Tentu hal inipun ditopang dengan masyarakat yang senantiasa menegakkan amar makruf nahi mungkar semata karena ketaatan kepada Allah SWT.

Dan yang tak kalah penting adalah peran negara dalam menutup semua akses yang bisa merusak generasi. Seperti memblokir konten-konten yang bertentangan dengan Islam, konten yang berbau pornografi dan pornoaksi, juga akan menghukum para pelaku dan pengedarnya dengan sanksi tegas sesuai syariat Islam, dan tentunya bisa memberi efek jera.

Sungguh hanya sistem Islam yang mampu membentengi generasi dari kerusakan akibat liberalisasi. Mari kita terus dakwahkan ke tengah-tengah umat. Semoga umat paham dan bersama-sama berjuang menegakkan sistem Islam.

Wallahu a’lam bish-shawab.

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *