Ucapan Siap Injak Al-Quran, Lukai Hati Umat Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Ucapan Siap Injak Al-Quran, Lukai Hati Umat Islam

Oleh Diana Septiani

(Aktivis Muslimah Bogor) 

Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan yang menggantikan posisi Bupati Bogor Ade Yasin yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menjadi sorotan publik. Lantaran mengucapkan siap menginjak Al-Quran jika terlibat jual beli jabatan. “Saya disumpah oleh Al-Quran. Dan bila perlu disuruh injak Al-Quran pun, kalau memang itu menjadi sebagai sumpah saya. Saya siap,” katanya.

Politikus Partai Gerindra itu mengucapkan hal tersebut, karena menurutnya tidak ada jual beli jabatan dalam lingkup pemerintahan Kabupaten Bogor. Saat itu Iwan mengaku sedang ditanya wartawan saat berjalan menuju mobilnya, lantas ia khilaf menyebutkan bahwa siap menginjak Al Quran.

Iwan yang mengaku lahir dari keluarga pondok pesantren dan besar di lingkungan Ponpes Nurul Haq Cisarua tidak ada niatan menghina Al-Quran. Ia meminta maaf dan telah mengklarifikasi terkait ucapannya tersebut.

Namun, untuk skala kepala daerah yang telah disumpahi Al-Quran di atas kepala sangat tidak pantas melontarkan kalimat menginjak Al-Quran. Artinya kitab suci umat Islam telah diposisikan lebih rendah bahkan hina dibanding kakinya. Semestinya sebagai tokoh masyarakat bahkan seorang pejabat tidak asal berucap dan bertindak.

Karena ucapan itu akan merepresentasikan bagaimana pandangannya. Jika memang benar memuliakan Al-Quran tentu tidak akan pernah terpikir untuk menginjaknya. Bahkan, melihat lembaran Al Quran yang terserak karena sobek pun akan segera diamankan, agar tidak terinjak atau terbuang sembarang.

Perkataan Iwan Setiawan terkait menginjak Al Quran ini tentu sangat melukai hati umat Islam. Bukan hanya kaum muslimin di Bogor, melainkan kaum muslimin di seluruh dunia. Karena, Al Quran merupakan kalamullah, kitab suci umat Islam. Kemarahan ini semakin mencuat, terlebih ucapan tersebut keluar dari lisan seorang muslim.

Tentu masih hangat dalam ingatan, pemimpin politik Denmark-Swedia Rasmus Paludan yang juga Kepala Partai Politik Sayap Kanan Denmark Starm Kurs, membakar Al Quran dalam demonstrasinya pada Sabtu 21 Januari 2023. Belum lagi tokoh Belanda, Edwin Wagensveld, yang menyobek Al Quran dalam demonstrasi di Den Hague.

Kedua pejabat kafir ini tega membakar dan merobek Al-Quran, jangan sampai ada pejabat muslim yang tega menginjak Al-Quran hanya demi memenuhi sumpahnya. Karena bagaimana pun, seorang muslim wajib memenuhi janji, akad terlebih sumpah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَوْفُوْا بِا لْعُقُوْدِ ۗ

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 1)

Semestinya sebagai seorang muslim tidak asal mengucapkan janji terlebih jika tergolong masuk ke dalam sumpah. Apalagi sebagai seorang pejabat. Jika sudah membuat janji dan sumpah, maka wajib dipenuhi. Kemudian, jika sumpahnya itu terbukti palsu, lantas apakah kita akan berdiam diri menglihat Al Quran kitab yang suci dihinakan?

Bahkan, MUI Kabupaten Bogor pun telah dengan tegas mengecam perkataan Iwan Setiawan terkait hal ini. MUI menilai pertanyaan menginjak Al Quran bisa terancam pidana pelecehan agama. Artinya tidak boleh mempermainkan agama, walau dalam keadaan panik karena ditanya wartawan sekalipun, tidak menganulir perkataan penghinaan terhadap Al Quran.

Hanya dalam sistem pemerintahan Islam, seorang pejabat begitu wara’ dalam berucap apalagi bertindak. Tidak seperti para pejabat di sistem kapitalis sekuler yang seolah bebas berucap dan bertindak. Jika salah dan mengundang kecaman, dengan mudah mereka meminta maaf dengan alasan khilaf.

Belum lagi perihal mengingkari janji bukan hal yang tabu di sistem ini. Pejabat sudah biasa mengubar janji dan sumpah demi kesejahteraan rakyat, namun buktinya hampir tidak ada satupun janji yang dipenuhi. Padahal setiap ucapan dan perbuatan itu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَيَحْسَبُ الْاِ نْسَا نُ اَنْ يُّتْرَكَ سُدًى

“Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?”

(QS. Al-Qiyamah 75: Ayat 36)

 

Allahu a’lam bishshowab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *