Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Dampak Buruk Sistem Kapitalisme

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Dampak Buruk Sistem Kapitalisme

Bunda Erma E, S.Pd

(Pemerhati Keluarga dan Generasi)

 

Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan setiap 2 menit ada perempuan yang meninggal dunia selama mengandung atau melahirkan. Hal ini tercantum dalam laporan berjudul Trans in Maternal Mortality yang dirilis pada Kamis, 23 Februari 2023 lalu.

Laporan tersebut melacak kematian Ibu secara nasional, regional, dan global dari tahun 2000 sampai dengan 2020. Laporan tersebut menjelaskan kurang lebih 287.000 kematian ibu di seluruh dunia pada tahun 2020. (voaindonesia.com)

Angka tersebut hanya mengalami sedikit penurunan dari 309.000 kematian ibu pada tahun 2016 ketika Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) muncul. Secara total kasus kematian ibu tetap terkonsentrasi khususnya di bagian dunia termiskin dan negara-negara yang terdampak konflik.

Afghanistan memiliki tingkat kematian ibu melahirkan yang jauh lebih tinggi dibanding gabungan enam negara tetangganya, demikian menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis pada Kamis (23/2). (voaindonesia.com)

Kepala organisasi kesehatan dunia (WHO) Tedros A. Ghebreyesus mengatakan kehamilan seharusnya menjadi masa penuh harapan dan pengalaman positif bagi semua perempuan, namun saat ini kehamilan dan melahirkan merupakan pengalaman yang sangat berbahaya bagi jutaan orang di seluruh dunia yang tidak memiliki akses keperawatan kesehatan berkualitas.

Para pakar mengatakan problem kesehatan ibu dikhawatirkan akan semakin memburuk. PBB pun mengingatkan para pemimpin negara untuk bertindak mengakhiri kematian ibu dengan memberi sistem perawatan kesehatan dan menutup kesenjangan sosial dan ekonomi yang melebar yang berdampak pada kematian. (voaindonesia.com)

Sejatinya solusi yang ditawarkan PBB adalah solusi utopis. Sebab dalam kapitalisme, kesehatan dikapitalisasi dan kemiskinan tidak mungkin dientaskan. Data ini sejatinya menunjukkan kegagalan kapitalisme dalam menyelesaikan persoalan AKI. Tanpa kesejahteraan dan layanan kesehatan murah, AKI akan terus terjadi.

Sistem Kapitalisme Biang Masalah

Dalam sistem kapitalisme, tidak ada jaminan kesehatan bagi setiap warga negara dan tidak ada jaminan kebutuhan pokok yang tercukupi bagi mereka. Sistem ekonomi kapitalisme paling bertanggung jawab atas hal ini. Yakni minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan, mahalnya bahan-bahan pokok, dan mahalnya pendidikan dan biaya kesehatan. Padahal, peningkatan pelayanan kesehatan menjadi salah satu kunci untuk menekan AKI.

Publik harus menyadari bahwa sistem kehidupan sekuker kapitalisme tidak selaras dengan fitrah perempuan. Juga tidak berpihak pada kebutuhan dan kesehatan ibu hamil dan kehamilannya.

Sistem ini telah menjadikan semua hajat hidup rakyat sebagai komoditas yang dikomersilkan. Keberadaan negara hanya sebagai fasilitator bagi dominasi korporasi. Tak heran dalam menyelesaikannya pun negara ketergantungan dengan menggandeng pihak swasta. Dapat dilihat sistem ini hanya mengedepankan nilai materi, tetapi menihilkan atmosfir kehidupan dari nilai insaniyah, moral maupun spiritual yang dibutuhkan bagi kesehatan dan keselamatan jiwa bagi ibu hamil dan melahirkan.

Islam Solusi AKI

Berbeda dengan Islam. Islam menjadikan layanan kesehatan, termasuk pada ibu hamil dan bersalin sebagai kewajiban negara yang harus difasilitasi bukan dikomersialisasi. Apalagi hal ini terkait dengan masa depan generasi yang akan membangun peradaban yang agung dan mulia.

Islam menetapkan bahwa negara tidak boleh menjadikan kesehatan sebagai jasa atau komoditas yang dikomersialkan, karena merupakan kebutuhan pokok bagi publik. Karena itu, tidak biaya untuk mendapatkan pelayanan dalam sistem Islam.

Islam juga menjamin kesejahteraan rakyat dengan berbagai mekanisme, sehingga tercapai kesehatan yang tinggi dan layanan kesehatan prima. Dengan demikian AKI bisa diselesaikan hingga tuntas.

Jaminan kesehatan dalam Islam terealisasi melalui politik ekonomi Islam yang dijalankan oleh pemimpinnya. Pemimpin dalam sistem Islam (khalifah) akan mengelola harta untuk memenuhi seluruh kebutuhan rakyatnya, baik harta bergerak maupuntak bergerak yang diambil dari kas Baitul mal.

Kh1l4f4h akan mengelola sumber daya alam (SDA) secara adil, dengan mengatur baik kepemilikan umum, negara dan individu. Sehingga tidak menimbulkan kemudhorotan baik rakyat dan negara. Islam menetapkan SDA sebagai milik umat yang wajib dikelola oleh negara. Negara tidak boleh menyerahkan pengelolaannya kepada pihak swasta apalagi asing. Hasil pengelolaan kekayaan SDA tersebut akan diditribusikan kepada seluruh rakyat dalam bentuk pelayanan pendidikan dan kesehatan secara gratis. Alhasil kesehatan bisa diakses siapa saja tanpa membedakan status sosial, ras, warna kulit, dan agama pasien tanpa batas waktu sampai pasien benar-benar sembuh.

Dalam sejarah penerapan Islam dibawah institusi negara Kh1l4f4h, Will Durant dalam The Story of Civilization menceritakan dengan menyatakan Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak, sekaligus memenuhi keperluannya. Misalnya, Bimaristan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus pada tahun 1160, telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para sejarahwan mengakui, bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun.

Luar biasa kesejahteraan individu rakyat dalam Kh1l4f4h bisa dicapai tanpa menggerakkan para perempuan dalam dunia kerja. Sebab Islam tidak pernah membebani para ibu bertanggung jawab atas nafkah. Sehingga negara tidak akan pernah menerapkan program kesetaraan gender yang memaksaa perempuan bekerja. Bahkan ketika nafkah tidak mencukupi, negaralah yang bertanggung jawab menanggungnya. Sistem kehidupan Islam (Kh1l4f4h) adalah satu-satunya yang mampu menjamin kesehatan perempuan, ibu hamil dan melahirkan.

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *