Ramai Lonjakan Anak Cuci Darah, Dimana Peran Negara Menjamin Makanan Halal Dan Thayyib Untuk Rakyatnya?
Oleh : Noviyuliyanti
Konsultan nefrologi anak dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Eka Laksmi Hidayati, spA(K)meluruskan isu viral banyak anak-anak menjalani cuci darah di RSCM. Dia menegaskan meski memang ada anak yang menjalani hemodalisis di RSCM, kasus gagal ginjal tidak mengalami lonjakan. dr Eka mengatakan RSCM merupakan rumah sakit rujukan nasional yang memiliki layanan khusus cuci darah untuk anak. Pasiennya bukan hanya berasal dari Jakarta tetapi juga dari luar pulau Jawa. (health.detik.com, 31/07/24).
“Penyebab gagal ginjal yang bisa terjadi itu lifestyle, itu pengaruhnya dari obesitas. Itu berisiko sekali terjadi penurunan fungsi ginjal,” kata dr Eka. Menurut dr Eka, efek dari konsumsi makanan dan minuman kemasan terhadap fungsi ginjal tidak terjadi sekonyong-konyong. “Makanan minuman gula dan garam tinggi memang tidak langsung seketika terjadi. Ini akan terjadi kalau sudah masuk obesitas dan anak yang obesitas ketika masuk usia dewasa (gagal ginjal),” katanya. dr Eka memastikan konsumsi suplemen, vitamin, dan berbagai obat-obatan selama dikonsumsi sesuai anjuran dan di bawah pengawasan dokter, tidak akan menyebabkan gagal ginjal akut. (cnnindonesia.com, 31/07/24).
Keberadaan kasus anak-anak cuci darah ini perlu menjadi perhatian karena sebagian kasus erat kaitannya dengan pola konsumsi yang tidak sehat. Realitanya saat ini banyak produk dengan berpemanis yang berjamur di industri pangan negeri ini. Dan banyaknya produk yang mengandung kadar gula yang cukup tinggi pada tiap kemasannya.
Selain maraknya produk berpemanis, rakyat di negeri ini juga minim mengkonsumsi makanan yang bergizi. Contoh saja dalam konsumsi daging sapi, merujuk pada data Badan Pangan Dunia (FAO), angka konsumsi daging sapi rakyat Indonesia sebesar 2,57 kilogram per kapita per tahun. Angka ini dinilai masih kurang bahkan jika dibanding dengan negara tetangga Malaysia yang mencapai 5,72 kilogram per kapita per tahun. Pemenuhan makanan yang halal dan thayyib masih sangat sulit untuk dikonsumsi bagi rakyat Indonesia.
Dalam sistem kapitalis yang mengutamakan keuntungan tentu di bidang industri pangan berlomba-lomba mencari cara agar produknya banyak peminatnya. Berbagai cara di pakai demi sebuah keuntungan. Di industri pangan untuk bisa menarik perhatian anak-anak, bisa memakai warna yang menggugah rasa ingin memakannya. Dan ditambah dengan berbagai rasa manis, asin dan gurih untuk disukai anak-anak. Walau pelaku industri pangan sudah mengelola pangan sesuai dengan standar pengawasan pangan dan mencantumkan nilai angka kebutuhan gizi, tetap saja bagi para konsumen yang membelinya tak memperhatikan batas konsumsi pada tiap kemasannya. Disini negara perlu adanya mengurus rakyatnya untuk lebih paham tentang batasan-batasan konsumsi makanan pada tiap kemasan.
Negara yang memakai sistem Islam (Khilafah) mewajibkan negara menjamin pemenuhan bahan pangan yang halal dan thayyib sesuai dengan perintah syariat. Negara pasti akan mengontrol industri agar memenuhi sesuai ketentuan Islam. Negara akan memfasilitasi tenaga ahli untuk melakukan pengawasan dan sanksi tegas apabila ada pihak atau pelaku industri melanggar aturan. Negara juga akan memberikan edukasi atas makanan halal dan thayyib melalui berbagai mekanisme dengan berbagai sarana untuk mewujudkan kesadaran pangan yang halal juga thayyib.
Itulah cara Islam dalam pemenuhan makanan halal dan thayyib bagi rakyatnya. Islam tak akan pernah memakai sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan. Justru dengan syariat-Nya akan hadir rahmat bagi seluruh alam yang mau melaksanakannya. Semoga segera Khilafah hadir dikehidupan kita. Dan kita dengan mudah beribadah dalam keseharian. Aamiin ya Rabbal alamin.
Wallahu a’lam bishawab.