Oleh Imas Sunengsih, S.E (Aktivis Muslimah Ideologis)
Bulan suci Ramadan dinanti seluruh umat muslim dunia, bulan penuh keberkahan. Banyak harapan dan doa yang ingin tercapai di bulan penuh sejuta ampunan dan pahala.
Namun sayang di bulan Ramadan ini, permasalahan negeri kita belum kunjung selesai. Hampir semua lini kehidupan mengalami keterpurukan apalagi di masa pandemi semuanya lumpuh total.
Berbagai kebijakan yang diberikan tak sampai menuntaskan masalah negeri ini. Hal ini justru semakin membawa keterpurukan yang semakin menggurita yang tak menemukan titik penyelesaian, kenapa?. Semua ini akibat negeri kita menerapkan sistem yang bukan dari Allah Swt. Sistem demokrasi kapitalis yang digadang-gadang mampu menyelesaikan pandemi nyatanya justru semakin menambah runyamnya permasalahan.
Orientasi materi yang menjadi standardisasi mengakibatkan kehidupan manusia mengukur segala sesuatu dengan uang. Banyak sebagian masyarakat memanfaatkan Ramadan untuk meraup keuntungan dari kaum muslimin. Pada akhirnya Ramadan yang seharusnya dimanfaatkan dengan amalan salih hilang dari makna yang sebenarnya.
Ironisnya di bulan Ramadan para kapitalis telah berpartisipasi melalui kebijakan penguasa membuka kran impor selebar-lebarnya menjelang ramadhan, dengan alasan untuk memenuhi pasokan kebutuhan dalam negeri. Padahal negeri Indonesia kaya raya,kekayaannya melimpah mulai dari barang tambang, laut, tanah yang subur, pertanian, perkebunan dll. Semestinya tidak perlu untuk melakukan impor kebutuhan pokok. Sistem kapitalis yang sudah menjadikan Indonesia terjebak kepada ekonomi kapitalis, tentu hanya menguntungkan para kapital saja, sedangkan rakyat selalu dikorbankan. Para kapitalis yang rakus akan keuntungan materi semata, tak pernah peduli dengan kebutuhan dan kesejahteraan rakyat. Kebijakan impor menjadikan negeri ini ketergantungan kepada negara-negara maju yang notabene mereka selalu menjajah negeri-negeri muslim termasuk Indonesia, sehingga menjadikan Indonesia tidak mampu mandiri menghasilkan produksi di negeri sendiri.
Permasalahan yang terjadi diakibatkan oleh sistem kapitalis yang kian menyengsarakan rakyat. Masalah negeri ini seharusnya menjadi renungan bagi kita semua. Ramadan seharusnya monentum menerapkan seluruh aturan Allah dan RasulNya dalam bentuk khilafah.
Hanya satu solusi yang dibutuhkan untuk negeri ini kembali kepada sistem Islam yang hakiki. Perubahan yang mendasar sehingga menyesaikan masalah hingga keakar-akarnya dan sekaligus menjadi pondasi dalam menyelamatkan negeri ini. Tak perlu ragu lagi dengan sistem Islam karena sudah terbukti hingga belasan abad mampu menjadi adidaya dunia yang disegani dan ditakuti.
Wahai kaum muslim, jadikan ramadhahan tahun ini menuju perubahan hakiki dengan penerapan sistem Islam yang wajib diwujudkan dengan memperjuangkannya hingga tegak dimuka bumi.
Sudah saatnya kita bangkit dari keterpurukan ini menuju cahaya islami yang menerangi dunia ini. Allah Swt berfirman:
“Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (TQS. Al-Ahzab{33}:43).
Wallahu a’lam bishshawab.