Pluralitas Versus Pluralisme adalah Sebuah Upaya untuk Menghambat Tegaknya Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Pluralitas Versus Pluralisme adalah Sebuah Upaya untuk Menghambat Tegaknya Islam

Oleh: Susi Mariam Mulyasari, S.Pdi.

Aktivis dakwah dan Ibu rumah tangga

Ada dua istilah yang hampir mirip karena berasal dari asal kata yang sama, yaitu pluralitas dengan pluralisme. Kedua istilah ini berasal dari asal kata yang sama yaitu plural lawan dari kata singular. Plural identik dengan istilah yang menunjukan sesuatu yang jamak atau lebih dari satu. lain halnya dengan istilah baru yang berkembang menjadi pluralitas dan pluralisme.

Pluralitas menunjukan sebuah kondisi yang beragam tidak identik dengan satu, melainkan lebih dari satu. Indonesia merupakan negera yang pluralitasnya tinggi, karena terdiri dari lebih dari satu ras, suku dan agama di bawah negera kesatuan republik Indonesia. keberagaman yang dimiliki oleh bangsa ini merupakan sebuah anugrah yang patut kita syukuri, sebab keberagaman merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh bangsa ini.

Namun demikian keberagaman (pluralitas) yang dimiliki bangsa ini bisa bergeser maknanya tatkala kepentingan politik menyertainya, sehingga muncullah istilah baru menjadi sebuah isme yang telah merubah makna yang sebenarnya, yaitu pluralisme.

Pluralisme adalah sebuah paham yang menyamakan sebuah keberagaman menjadi sama. Pemahaman ini kemudian berkembang menjadi sebuah paham yang dimaksakan untuk mendistorsikan sebuah ajaran agama tertentu. Indonesia merupakan bangsa dengan mayoritas umat Islam, yang hidup berdampingan dengan agama lain.

Keuniversalan ajaran Islam yang menuntut untuk diterapkan dalam kehidupan, seringkali disalah artikan bahkan cenderung mendistorsikan makna Islam itu sendiri. Islam adalah agama yang memiliki ajaran yang komprehensif untuk diterapkan, seluruh umat islam wajib menerapkannya, dan bisa menjadi penyelesai masalah umat.

Sejarah telah membuktikan hal tersebut, dimana Islam mampu menjadi pusat peradaban dunia yang berkembang hingga 1400 tahun lamanya. Namun demikian kegemilangan umat Islam menjadi sebuah ancaman bagi negera-negara yang sejak awal telah memposisikan diri sebagai musuh Islam.

Barat dalam hal ini, memandang bahwa Islam merupakan ancaman nyata bagi keberadaan mereka telah menancapkan pengaruhnya di negeri-negeri kaum muslimin. Barat tak tinggal diam, mereka kemudian memaksakan sebuah istilah sesat untuk meredam penyebaran dakwah Islam ke seluruh dunia.

“Pluralisme ” mereka paksakan untuk bisa diterima oleh kaum muslimin, yang pada akhirnya semua agama adalah sama, sebab tak ada satupun agama yang tidak mengajarkan kebaikan, semua agama telah menjanjikan syurga bagi pemeluknya.

Dibalik istilah pluralisme, barat mendistorsikan pemahaman umat, untuk tidak menerapkan islam di dalam sebuah entitas negara, sebab menerapkan ajaran islam telah memaksakan sebuah ajaran tertentu diatas keberagaman dan ini merupakan ancaman yang nyata.

Barat paham betul bahwa salah satu cara untuk menghambat geliat dakwah terutama dakwah dalam rangka melanjutkan kehidupan islam, adalah dengan membuat sebuah isu yang mengarahkan pada jauhnya pemahaman umat terhadap islam.

Oleh, karena itu umat harus semakin cerdas di dalam menyikapi serangan pemikiran yang sejak awal sengaja di tanam di negeri-negeri kaum muslimin, yang tujuan cuma satu yaitu menjauhkan gambaran islam di benak dan pemahaman kaum Muslimin.

kita harus terus bergerak dalam sebuah aktivitas dakwah, sebab esensi dari dakwah adalah dalam rangka menyadarkan umat dari paham-paham yang menyesatkan kaum muslimin.

Umat harus terus diedukasi bahwa keterlibatan mereka dalam dakwah terutama dakwah melanjutkan kehidupan Islam, merupakan sebuah keniscayaan bagi seluruh umat Islam, yang akan menghantarkan kepada kehidupan yang sejahtera dunia dan akhirat

Wallahualam Bhishohwab

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *