Merindu Surga

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ummu Farras (Aktivis Muslimah Kota Cilegon)

Siapa yang tak ingin masuk surga. Membayangkan keindahan gambarannya di dalam kitab suci Al-Qur’an saja sudah membuat hati bergetar, jiwa merindu.
Jika bicara tentang kenikmatan di Surga, berarti membahas suatu kenikmatan tinggi dan kekal yang tiada taranya. Sahabat, Allah menggambarkan kenikmatan Surga demikian jelas dan terperinci di dalam Al-Qur’an, agar menjadikan hamba-hambaNya yang beriman selalu bersegera dan berlomba-lomba untuk meraihnya. Allah SWT berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa” (QS Ali ‘Imraan: 133).

Cukuplah firman-firman Allah SWT berikut ini menggambarkan sempurnanya kenikmatan di Surga:

وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ. نزلا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ

“Di dalam Surga kamu memperoleh apa (segala kenikmatan) yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa (segala kenikmatan) yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Fushshilat: 31-32).

يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأنْفُسُ وَتَلَذُّ الأعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas dan gelas-gelas, dan di dalam Surga itu terdapat segala apa (kenikmatan) yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata, dan kamu kekal di dalamnya” (QS az-Zukhruf: 71).

Kenikmatan di Surga tiada taranya.
Allah SWT berfirman:

فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat tinggi di Surga) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (QS as- Sajdah: 17).

Imam Ibnu Katsir berkata, Arti ayat di atas adalah tidak ada seorangpun yang mengetahui agungnya ganjaran (kebaikan) yang Allah sembunyikan (dan sediakan) bagi mereka (orang-orang yang beriman) di Surga, berupa kenikmatan yang abadi dan berbagai macam kelezatan yang belum pernah disaksikan semisalnya oleh seorangpun.

Gambaran tentang tingginya kenikmatan ini dinyatakan dalam hadits qudsi yang shahih, Allah SWT berfirman: “Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh kenikmatan (tinggi di Surga) yang belum pernah dilihat oleh mata, di dengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia”.

Artinya, semua kenikmatan dan keindahan di dunia yang pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga atau dibayangkan dalam hati manusia, maka kenikmatan di Surga jauh melebihi semua itu.

Shahabat yang mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiallahu’anhu berkata: “Tidak ada sesuatupun di dunia yang serupa dengan apa yang ada di Surga kecuali namanya (saja)”.

Allah SWT menjelaskan dalam ayat-ayat al-Qur-an berbagai macam buah-buahan yang lezat, daging burung, serta bidadari bagi penduduk Surga. Allah SWT berfirman:

وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ. وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَز وَحُورٌ عِينٌ. كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ. جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Dan (di dalam Surga terdapat) buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan (di dunia)” (QS al-Waaqi’ah: 20-24).

Maka, patutlah kita renungi diri yang lemah ini.
Sudah seberapa banyak jengkal langkah yang kita gunakan untuk berdakwah di jalan Allah?
Sudah seberapa besar harta yang kita keluarkan di jalan dakwah?
Sudah seberapa payah kita lelah dalam rintang dakwah?
Sudah seberapa besar perjuangan kita bagi tegaknya syari’at Islam di muka bumi?

Kalaulah jawabannya baru sedikit, apakah surga layak untuk kita?

Renungkanlah.
Renungkanlah.
Jangan hanya merindu!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *