Membungkam Tuduhan Keji Terhadap Khilafah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh. Diana Septiani

 

Khilafah seringkali dituduh sebagai ajaran radikal yang menginspirasi tindakan terorisme. Benarkah demikian? Ajaran Islam yang mayoritas jumhur ulama sepakat akan kewajiban menegakkannya, difitnah sebagai ajaran yang menginspirasi tindakan extraordinary crime (kejahatan luarbiasa). Apakah kita akan menerima tuduhan keji itu? Melekatkan ajaran khilafah dengan radikalisme dan terorisme merupakan penghinaan terhadap Islam. Propaganda busuk dan makar jahat yang dibuat para musuh Allah yang semakin takut akan kembali tegaknya Khilafah.

 

Mahkota Kewajiban

 

Khilafah adalah ajaran Islam. Hukumnya wajib dan para ulama hanif pun sepakat akan hal ini. Menegakkan khilafah juga merupakan kewajiban paling penting di dalam Islam. Menurut Imam Ibnu Hajar al-Haitami, para sahabat Nabi saw., telah menjadikan pengangkatan khalifah pasca Nabi saw., wafat sebagai ahamm alwajibat (kewajiban paling penting). Buktinya, para sahabat lebih mendahulukan pengangkatan khalifah dibandingkan dengan pemakaman jenazah Nabi saw.

 

Begitu pentingnya khilafah sampai disebut sebagai taj al-furudh atau mahkota kewajiban. Karena pelaksanaan banyak kewajiban dalam syariah bergantung pada keberadaan khilafah. Ketika khilafah tidak ada, maka tidak tidak ada lagi yang secara sempurna menerapkan syariah. Hukum-hukum dalam Islam terlantar bahkan diabaikan, sebagaimana hokum wajibnya hudud, jinayat, dan ta’zir. Begitu pula dengan hukum pergaulan dalam Islam, sistem perekonomian dan pemerintahannya, dan masih banyak lagi hukum Allah yang tidak bisa ditegakkan ketika tidak adanya Khilafah.

 

Pemersatu Umat

 

Tuduhan keji terhadap khilafah semata-mata bentuk kekhawatiran musuh Allah akan kebangkitan umat Islam. Saat khilafah tegak, niscaya kaum muslimin di seluruh dunia akan bersatu dalam satu kepememimpinan. Mereka tahu percis bahwa saat kaum muslimin bangkit dan bersatu dalam naungan khilafah akan muncul kembali kekuatan raksasa yang merenggut kekuasaan serta merobohkan dominasi mereka.

 

Tentu hal ini sangat ditakutkan Barat. Alhasil siang malam mereka memikirkan berbagai makar jahat, propaganda keji dan strategi busuk untuk menghalangi penegakkan khilafah. Namun, yakin lah bahwa dengan semakin massifnya dakwah yang dilakukan, akan menggiring umat pada pemahaman yang benar. Bahwa khilafah adalah ajaran Islam. Meneggakkannya merupakan kewajiban. Kedudukannya begitu mulia sebagai makhota kewajiban. Dan, dengan khilafah niscaya umat Islam akan bangkit dan kembali bersatu.

 

Perintah Allah

 

Jika ada umat muslim yang malah ikut menyuarakan propaganda busuk musuh Allah seraya menuduh yang menyuarakan penegakkan khilafah hanya berdasarkan khayalan, akal dan hawa nafsu semata. Jelas ini adalah tuduhan tidak berdasar. Tuduhan ini berarti juga menuduh para ulama mu’tabar. Bagaimana mungkin ulama mu’tabar hanya mengandalkan akal dalam menggali hukum? Bahkan, Imam An-Nawawi rahimahullah menegaskan bahwa kewajiban menegakkan khilafah adalah wa wujubuhu bi asysyari’i la bi al-aql. Kewajiban tersebut berdasarkan syariah bukan berdasarkan akal.

 

Umat muslim yang menuduh dengan tudingan keji itu semata disebabkan ketidaktahuannya. Karena, tidak memahami bahwa khilafah adalah perintah dari Allah swt., Al-Khaliq wal Mudabbir. Sang Pencipta dan Sang Pembuat Aturan. Bila menolak, menghalangi dan memusuhi khilafah bukankah itu artinya sama saja memberontak kepada-Nya? Karena menolak ajaran-Nya, menentang penegakkan Islam secara kaffah.

Tugas Pengemban Dakwah

 Dari hal ini maka dapat kita simpulkan bahwa butuh kerja keras dan kerja cerdas para pengemban dakwah. Kerja keras dengan senantiasa menyampaikan kewajiban agung ini. Pengemban dakwah dituntut memiliki kesabaran dalam membina umat hingga semakin banyak umat yang sadar, tahu dan paham akan kewajiban penegakkan khilafah. Dengan kerja cerdasnya membungkan narasi jahat dan makar busuk musuh Allah. Menjaga umat dari pemikiran sesat yang membahayakan umat. Pengemban dakwah juga harus bersabar terhadap apa pun yang terjadi dan berupaya agar senantiasa istiqomah meniti jalan dakwah. Hingga akhirnya, umat yang akan menggandeng tangan para pengemban dakwah seraya berkata, “Bersama Umat Tegakkan Khilafah!”

 

Wallahu a’lam bishshowab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *