Marhaban ya Ramadhan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Marhaban ya Ramadhan

wiwik afrah

(Aktivis Muslimah

 

amr bin qais rahimahullaah jika memasuki bulan syakban, ia segera menutup tokonya (menghentikan kegiatan bisnisnya). lalu ia menyibukkan dirinya dengan banyak-banyak membaca al-qur’an. ia berkat,

“Beruntunglah orang yang berusaha menata (menyucikan) jiwanya sebelum ramadan datang.” (ibnu rajab al-hanbali, lathaa’if al-ma’aarif, hlm. 138)

begitulah generasi salaf saleh. bagi mereka, bisnis duniawi sekalipun mendatangkan keuntungan yang sangat besar, tidak lebih penting daripada menyucikan jiwanya demi menyambut datangnya bulan ramadan yang penuh berkah. oleh karena itu, jauh-jauh hari mereka sudah memfokuskan diri untuk memperbanyak ibadah dan takarub kepada allah swt. di antaranya dengan memperbanyak membaca al-qur’an sepanjang bulan syakban.

bagi mereka, “perniagaan” pada bulan ramadan tentu jauh lebih menguntungkan ketimbang perniagaan duniawi. sebabnya, pada bulan inilah kesempatan untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.

tentu dengan berusaha meraih sebesar-besarnya pahala melalui ragam amal saleh (saum, salat tarawih, tilawah al-qur’an, mendalami agama, memperbanyak bersedekah, menggiatkan dakwah dan lain-lain. selama ramadhan, yang datang cuman setahun sekali.

dipenuhi keutamaan allah swt meletakkan banyak keutamaan pada bulan ramadhan, melebihi bulan-bulan yang lainnya. baginda nabi muhammad saw. menyebut ramadhan adalah sebagai penghulu bulan. sebagaimana sabda beliau,

سَيِّدُ الشُّهُورِ شَهْرُ ‌رَمَضَانَ، وَسَيِّدُ الْأَيَّامِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ

“penghulu bulan adalah ramadhan dan penghulu hari adalah jumat.”(hr ibnu abi ad-dunya’

di antara keutamaan dan kemuliaan bulan ramadhan adalah.

pertama, ramadhan adalah bulan ‘pembakaran’ atau penghapusan dosa-dosa, yakni ramadan dari kata ‘ramadha’, bermakna panas. para ulama menyebut ramadhan sebagai bulan panas yang membakar atau menghapus dosa-dosa orang-orang yang beriman.

dalam riwayat anas bin malik, rasulullah saw. bersabda,

إِنَّمَا سُمِّيَ رَمَضَانُ لِأَنَّهُ يَرْمِضُ الذُّنُوبَ

“sungguh dinamakan ramadhan karena ia membakar dosa-dosa.” (asy-saukani, fath al-qadîr, 1/240)

maknanya dengan beribadah puasa ramadhan, dosa-dosa yang ada dalam diri umat islam akan hilang. puasa ramadhan akan menghapus dan menghilangkan dosa-dosa mereka (al-mawardi, al-hâwi al-kabîr li al-mawardi, 3/854)

hadis di atas sejalan dengan sabda nabi saw. yang lai

“Salat lima waktu, jumat yang satu ke jumat berikutnya dan ramadhan yang satu ke ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar.” (H.R muslim)

kedua, ramadhan adalah bulan turunnya al-qur’an. allah swt. berfirman,

“Ramadan adalah bulan yang di dalamnya al-qur’an diturunkan, sebagai petunjuk bagi manusia serta berisi ragam penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).”(QS al-baqarah [2]: 185)

al-qur’an adalah wahyu allah swt, sekaligus mukjizat terbesar untuk rasulullah saw. al-quran juga merupakan hujjah dalam berdakwah dan sumber hukum bagi kaum muslim. allah swt telah memilih ramadhan sebagai bulan turunnya al-qur’an pada malam yang penuh keberkahan,

“sungguh kami telah menurunkan al-qur’an pada suatu malam yang diberkahi dan sungguh kamilah pemberi peringatan.” (tqs ad-dukhan [44]: 3)

pada malam yang disebut lailatulqadar ini allah swt, memerintahkan para malaikat yang dipimpin jibril as, untuk membawa keselamatan dan kebaikan sepanjang malam tanpa ada keburukan hingga terbit fajar. demikian penjelasan imam al-qurthubi dalam tafsirnya,

“Pada malam itu turun para malaikat dan malaikat jibril dengan izin tuhan-nya untuk mengatur segala urusan. malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”(QS al-qadar [97]: 4—5)

ketiga, ramadhan bulan yang di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. keadaan seperti itu tidak terjadi pada bulan-bulan lain. hanya ada sepanjang ramadhan dari awal hingga akhi

nabi saw bersaba;

“Saat ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (hr al-bukhari dan muslim.

imam ibnu hajar menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan setan-setan dibelenggu adalah mereka tidak bebas mengganggu kaum muslim sebagaimana bebasnya mereka pada waktu lain di luar ramadhan. ini karena kaum muslim sibuk dengan puasa yang menahan syahwat mereka, juga karena kaum muslim sibuk dengan membaca al-qur’an dan zikir.

ulama lainnya menyebutkan bahwa yang dimaksud setan-setan dibelenggu adalah sebagian dari mereka, yakni kalangan pembesar dari para setan. sebagian lagi menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan setan-setan dibelenggu adalah mereka dilemahkan sehingga tidak mampu mengganggu dan memperdaya syahwat.

keempat, ramadhan adalah bulan yang di dalamnya pahala dilipatgandakan. allah swt. berfirman dalam hadis qudsi,

“Setiap amal kebaikan manusia akan dilipatgandakan pahalanya dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat.”

allah swt berfirman (yang artinya), “kecuali puasa. amalan puasa adalah untuk-ku. aku sendiri yang akan membalaskan pahalanya. hal itu karena orang yang berpuasa telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-ku.” (HR al-bukhari dan muslim

menjaga ketaatan dan bergembira bersemangat menyambut ramadhan seharusnya mengisi rongga dada seorang mukmin, karena setiap mukmin sejatinya paham betapa besar kemuliaan dan balasan kebaikan yang allah swt limpahkan pada orang-orang yang beramal saleh selama bulan ramadan

Imam ibnu rajab al-hanbali berkata, “sebagian salaf berkata, ‘dulu mereka (para salaf) berdoa kepada allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan ramadhan. kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar allah menerima (amal-amal saleh selama ramadhan yang lalu) mereka.’” (Ibnu rajab, latha’if al-ma’arif, hlm. 232

kegembiraan itu karena selama satu bulan mereka akan dinaungi keberkahan, yang di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. di dalamnya setiap doa dikabulkan, ampunan diberikan dan ganjaran amal dilipatgandakan.

orang-orang yang berpuasa selama ramadhan juga dibahagiakan dua kali oleh allah swt, yakni saat berbuka puasa dan saat berjumpa dengan-nya kelak di dalam surga-nya. meski demikian sikap mawas diri juga sepatutnya dimiliki. sebabnya, nabi saw mengingatkan bahwa ternyata ada orang-orang yang justru merugi manakala ramadhan tiba dan berlalu.

 

sebagaimana sabda belia

قَالَ لِي جِبْرِيلُ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ

“Jibril as. berkata kepada diriku, ‘sungguh sangat merugi seseorang yang masuk ke dalam bulan ramadhan, lalu tidak diampuni dosanya.’ aku pun mengucapkan, ‘amin (ya allah, kabulkanlah).’” (hr al-bukhari

 

adapun mereka yang merugi selama ramadhan disebabkan dua hal

pertama, mereka mengerjakan ibadah saum, tarawih, dan beragam amal lainnya bukan karena iman dan mengharap ridha allah swt, tetapi mereka beribadah dengan riya dan sum’ah, seperti untuk pencitraan. saat demikian, gugurlah pahala-pahala dan kesempatannya mendapatkan magfirah allah swt. sebabnya, syarat untuk meraih magfirah-nya adalah beramal semata-mata karena iman dan mengharap ridha-nya

Rasulullah saw. bersabda

مَن صَامَ رَمَضَانَ، إيمَانًا واحْتِسَابًا، غُفِرَ له ما تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ

“siapa saja yang berpuasa ramadan dengan penuh keimanan dan semata-mata mengharap rida allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(HR al-bukhari

kedua, mereka berpuasa hanya menahan lapar dan haus, sedangkan lisan dan badan mereka terus melakukan kemaksiatan

rasulullah saw bersabda

رُبَّ صائمٍ حَظُّهُ مِن صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ

“boleh jadi orang yang berpuasa itu ganjaran dari puasanya hanya rasa lapar dan dahaga.”(H.R. al-bukhari

Dalam hadis nabi saw. yang lain juga;

“siapa saja yang tidak meninggalkan kedustaan dan tetap melakukan kemaksiatan, allah tidak membutuhkan amalan (puasa)-nya yang didalamnya dia meninggalkan makanan dan minumannya.” (H.R. al-bukhari)

 

adapun termasuk kemaksiatan di sini adalah sengaja mencampakkan hukum-hukum allah swt, memfitnah dan menyebarkan permusuhan kepada sesama muslim, serta berkolaborasi dengan orang-orang zalim, padahal allah swt, telah mengingatkan agar jangan cenderung kepada orang-orang zalim (lihat: qs hud [11]: 113).

karena itu, sambutlah ramadhan dengan kesiapan iman dan takwa. jadikan ramadhan tahun ini sebagai kesempatan melakukan perubahan diri menjadi insan yang lebih baik di hadapan allah swt. totalitas dalam ketaatan bukan hanya sesaat selama ramadhan, lalu melupakan allah swt, serta perintah dan larangan-nya begitu ramadan usai.

sungguh kita mengharapkan rahmat dan ampunan allah swt, setiap saat agar diri ini layak melewati pintu rayyan di surga-nya yang telah disiapkan bagi orang-orang yang berpuasa dengan penuh ketaatan.

مَن يَعْزِمُ عَلىَ تَرْكِ اْلمَعَاصِي فِي شَهْرِ رِمَضَانَ دُونَ غَيْرِهِ؛ فَلَيْسَ هَذَا بِتَائِبٍ مُطْلَقً

“siapa saja yang bertekad meninggalkan maksiat pada ramadan saja, tanpa memiliki tekad yang sama pada bulan-bulan lainnya, ia bukanlah orang yang benar-benar bertobat.” (ibnu taimiyah, majmu’ al-fatawa, 10/743)

 

Wallahu’alam bissawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *