Happy Teacher’s Day

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Happy Teacher’s Day

Oleh Nina Iryani S.Pd

Kontributor Suara Inqilabi

 

Peringatan hari guru nasional dirayakan setiap tahun dengan silih bergantinya kurikulum di Indonesia mengikuti anjuran pemerintah.

Hari guru nasional diperingati setiap tahunnya pada tanggal 25 November untuk menghormati jasa-jasa guru dan mengenang berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tahun 1945. Berdasarkan Surat Edaran (SE) Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) Nomor 36927/MPK.A/TU. 02. 03/2023, tema yang diangkat untuk peringatan hari guru nasional adalah “Bergerak bersama merayakan merdeka belajar”. Tema ini mengajak seluruh insan pendidikan untuk bergerak bersama dalam merayakan kemerdekaan belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Hari Guru Nasional ditetapkan berdasarkan berdasarkan Keppres nomor 78 tahun 1994 dan juga UU nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Tanggal 25 November dipilih sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati bersamaan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Awalnya Persatuan Guru Indonesia bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) dan didirikan pada tahun 1912, dua bulan setelah kemerdekaan Indonesia yaitu pada 24-25 November 1945, Hari Guru mulai digaungkan. Saat itu para guru membentuk kongres guru untuk mendukung kemerdekaan Indonesia di kota Surakarta.

Hari guru merupakan apresiasi atau penghargaan yang disematkan kepada guru atas dedikasinya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan pejuang pendidikan.

Ditengah peringatan hari guru yang dirayakan tiap tahunnya tidak lepas dari anak didik sebagai generasi muda yang diharapkan mampu menjadi agen perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Maju atau mundurnya peradaban dan kehidupan suatu wilayah tergantung pada generasi mudanya. Bagaimanapun, bukan hanya hasil belajar yang menjadi tanggung jawab guru dan orang tua, tetapi juga perilaku dan karya juang belajar mengajar di sekolah.

Kenyataannya berganti-ganti kurikulum dari yang kemaren kurikulum 2013 hingga diganti dengan kurikulum merdeka, nyata nya terjadi lonjakan kasus generasi pelajar terlibat narkoba, sex bebas berakibat hamil diluar nikah, LGBTQ+ berakibat munculnya beragam penyakit, perundungan (bullying).

Contohnya, kasus yang terjadi di Cilacap MK terhadap FF tepatnya di SMP Negeri 2 Cimanggu, guru diancam dibunuh oleh siswa SMP di kota Banjar, kasus bunuh diri dari kalangan sekolah SD, juga mahasiswa yang bunuh diri kos-kosan, oknum guru yang rumahnya digunakan sebagai tempat mabuk murid-muridnya, oknum guru yang berbuat asusila dan lain sebagainya.

Apa yang terjadi? Idealnya hari guru diperingati bukan sekedar perayaan tapi juga hasil juang berupa anak-anak cerdas, guru teladan yang baik serta ahlakul karimah yang baik dari generasi muda dan tenaga pendidik yang profesional.

Semua terjadi bukan sekedar kurikulum dan sistem yang diterapkan di Indonesia bahkan tindak pidana yang diberikan negara terhadap pelaku kejahatan kalangan pelajar dibawah umur 17 tahun seolah berpayung hukum (tidak terjerat pasal apapun) tidak diberi hukuman apapun seperti pada MK usia 15 tahun yang memukuli FF 14 tahun hingga patah tulang rusuknya hanya di interogasi oleh pihak kepolisian lalu dipulangkan begitu saja. Bukan hanya tidak adil, namun tidak berefek jera dikemudian hari.

Anak adalah tanggung jawab orang tua, guru juga negara. Bukan sekedar kurikulum yang berganti tapi berakibat munculnya masalah baru. Tapi sistem nya juga harus diganti.

Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan didalam majelis-majelis ,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Apabila dikatakan “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang beriman diantara mu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

(TQS. Al-Mujadilah ayat 11).

Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa menginginkan kebaikan di dunia ini, hendaklah ia mencapainya dengan ilmu. Barangsiapa menginginkan kebaikan di akhirat, maka ia harus mencapainya dengan ilmu. Dan barangsiapa menginginkan keduanya, hendaklah mencari ilmu.”

(H.R Thabrani).

Rasulullah SAW bersabda:

“Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fiqih dan ulama. Dan disebut pendidik apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak.” (H.R Bukhari).

Disisi lain, Rosul SAW bersabda:

“Mereka semua berada dalam kebaikan. Kelompok pertama membaca Al-Qur’an dan berdo’a kepada Allah, jika Allah berkehendak, Dia akan memberi (apa yang diminta) mereka. Sementara kelompok yang kedua belajar mengajar dan sesungguhnya aku di utus untuk menjadi guru.” (H.R Ibnu Majah).

Demikian Allah dan rasul-Nya dengan tegas baik guru maupun murid harus berahlakul karimah dengan Qur’an dan hadits nabi. Berdedikasi tinggi terhadap Islam dan berjuang untuk kehidupan yang lebih baik yaitu melanjutkan kembali kehidupan Islam.

Peran penting pendidikan anak-anak, guru, orang tua dan negara membuahkan generasi gemilang di lingkungan rumah, sekolah, lingkungan bermain dan negara dengan sistem Islam dan dilaksakan dengan aturan negara berlandaskan Islam kaffah.

Solusi tersebut dijamin tuntas seperti masa nya rasulullah SAW. Orang beriman pasti yakin dengan Allah dan Rasul-Nya. Saatnya kembali pada sistem Islam. Mari lululantahkan sistem kapitalis.

Wallahu’alam bissawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *