Empat Masa Kejahiliyahan dalam Al- Qur’an

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh St. Rajma NS, S.Pd

 

Setiap kita membaca sejarah kehidupan Rasulullah SAW, kita akan disuguhi dengan keadaan sebelum beliau lahir. Keadaan ini disebut keadaan jahiliyah. Kata jahiliyah bukan kata yang dibuat oleh sejarah, tapi kata ini langsung dicantumkan Allah dalam Al-Qur’anul Kariim.

Kita perlu membahas ini karena banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Sejarah adalah proses yang berulang secara sunnatullah, maka kemudian zaman manapun yang kosong dengan kenabian dan wahyu maka dia akan bergerak ke lembah kejahiliyahan. Sama dengan masa sebelum Rasulullah lahir , disebut zaman Fatroh minarrasul zaman kekosongan kerasulan. Sehingga orang lupa, mereka melakukan apa saja yang mereka kira benar, semakin hari semakin jauh dari Rasul. Kita pun sama saat ini, maka peradaban manapun jika semakin jauh dari Rasul  dan semakin jauh dari panduan Alqur’anul Kariim maka akan bergerak ke lembah kejahiliyahan menjadi masyarakat jahiliyah.

Pelajaran dari sejarah Rasulullah ini selanjutnya adalah solusi untuk menghilangkan kejahiliyahan ini dan mengembalikan kehidupan ini pada cahaya islam.

Berdasarkan Al-quranul kariim, kata Al-jahiliyah disebut sebanyak 4 kali. Dan saat kita membacanya maka 4 ayat ini mewakili 4 segmen kehidupan jahiliyah.

1. QS Al –Imran 154. Jahiliyah dari sisi aqidah

“………mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: “Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?”. Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini”. Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati “

 

Jahiliyah dari sisi keimanan aqidah. Ini juga sama dengan fakta kejahiliyahan yang ada di negeri ini. Perdukunan masih marak, dukun menjadi tempat kebanyakan masyarakat bertanya dan berkonsultasi tentang masalah mereka. Maka ini cukup menjadi bukti bahwa saat ini mereka berada pada kejahiliyahan  aqidah

 

2. QS Al Maidah 56. Jahiliyah dalam hukum

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”

 

Hukum masyarakat arab jahiliyah, mereka memiliki aturan kabilah, mereka membuat sendiri aturan aturan bermasyarakat yang tentu ini jauh dari panduan wahyu. Misalnya dalam hukum pernikahan, dari riwayat Aisyah ra, beliau menyebutkan, ada jenis pernikahan al-abdo’ atau ibtigho minal ibn atau nikah untuk mendapatkan keturunan, mencari anak. Misalnya ada seseorang yang sudah menikah sekian lama tapi istrinya tidak kunjung hamil maka suami ini mengizinkan istrinya itu untuk dicampuri oleh orang lain/temannya/kerabatnya dan begitu pulang istrinya hamil dan anaknya dia akui sebagai anaknya.

 

Dan ternyata saat ini, zaman sekarang bahkan lebih buruk dari zaman itu. Saat ini bahkan telah ada pernikahan sejenis, bahkan pelakunya menuntut untuk disahkan secara legal oleh negara. Di beberapa Negara pun sudah dilegalkan. Dan ini tentu adalah hukum jahiliyah.

 

3. QS Al Ahzab 33, penampilan jahiliyah

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”

 

Penampilan jahiliyah, maka jika penampilan menjadi sesuatu yang mendapatkan porsi khusus dalam pembahasan Al-Qur’an tentu kerusakan nya juga besar, penampilan jahiliyah ini bisa menyebabkan maraknya kemaksiatan, bahkan hingga zina.

 

Dalam Islam, penampilan ini diatur dengan sangat apik, bagaimana seorang muslim hendaknya berpenampilan, demikian juga dengan seorang muslimah. Maka kondisi saat ini, semakin jauh dari panduan islam maka semakin orang-orang bertelanjang. Mengatasnamakan ekspresi diri dan nilai seni, tapi yang jelas ini adalah bentuk kejahiliyahan dalam hal berpenampilan.

 

4. Al Fath 26

’Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu’

ketika orang-orang kafir mekkah pada saat itu mempertahankan fanatisme jahiliyah di dalam hati mereka, karena mereka tidak ingin mengakui risalah Rasulullah SAW. Fanatisme, ashobiyah terhadap kelompok, suku, atau golongan menjadi satu diantara kesombongan jahiliyah saat ini. Menolak kebenaran yang dating pada mereka. Maka dari fanatisme ini bias muncul kerusakan bahkan hilangnya nyawa manusia.

Risalah yang dibawa oleh baginda  Rasulullah SAW dalam sejarah nubuwah, bagaimana beliau dan para sahabat berjuang menghapuskan segala bentuk kejahiliyahan ini dari kehidupan umat manusia dan menggantikannya dengan cahaya islam. Minadzulumati ilannur. Wallahu ‘alam bishowab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *