Bersama Islam Indonesia jadi Adidaya

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Bersama Islam Indonesia jadi Adidaya

Oleh Rati Suharjo
Pegiat Literasi AMK

Setiap penguasa pasti memiliki cita-cita membentuk negara Adidaya. Baik itu negara yang terkategori miskin maupun berkembang. Seperti Indonesia saat ini yang sedang dipimpin Presiden Joko Widodo. Dalam akun twitternya bertuliskan mengajak kepada masyarakat untuk menyongsong harapan di tahun 2023 menuju negara maju. (mediaindonsia, 1/1/2023)

Ternyata membentuk negara maju tidak semudah membalikkan telapak tangan. Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo tahun 2022. Bahwa menjadi negara maju harus memenuhi syarat. Yaitu, mengejar ketertinggalan pembanguan infrastruktur, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan hilirisasi. (cnnindonesia, 21/6/2022)

Di antara syarat-syarat tersebut ternyata membebani rakyat. Dalam pembangunan infrastruktur. Pemerintah seolah tak terkendali dalam mengeluarkan dana. Seperti jalan tol, hingga saat ini banyak yang mangkrak. Dampaknya menjadikan utang negara semakin banyak.

Selain masalah infrasturktur, kondisi sumber daya manusia pun sedang tidak baik-baik saja. Hal ini terlihat pada generasi saat ini, yang begitu memprihatinkan. Malas belajar, senang tawuran, terjun ke pergaulan bebas, bahkan tak sedikit yang kesandung narkoba.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa jumlah kejahatan tindak pidana narkoba sepanjang 2022 sebanyak 39.709 perkara. Angka ini mengalami penurunan 611 perkara atau 1,5 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2021 sebanyak 40.320 perkara.

Kepala Badan Narkotika Nasional, Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose pun telah menyita 1,902 ton sabu-sabu, 1,06 ton ganja, 262.789 butir ekstasi, dan 16,5 kg ekstasi berbentuk serbuk. Badan Narkotika Nasional (BNN) menyita sejumlah barang bukti narkotika, yang mana tiga terbesar di antaranya adalah sabu-sabu seberat 1,902 ton, ganja seberat 1,06 ton, dan ekstasi berbentuk tablet sebanyak 262.789 butir, dan ekstasi berbentuk serbuk seberat 16,5 kg,”

Sungguh hal ini memprihatinkan. Pasalnya untuk menyongsong negara maju, tapi anak mudanya terjerat narkoba. Berdasarkan data dari kominfo 2021 menjelaskan bahwa penggunaan narkoba berada di kalangan anak muda berusia 15-35 tahun dengan persentase sebanyak 82,4% berstatus sebagai pemakai, sedangkan 47,1% berperan sebagai pengedar, dan 31,4% sebagai kurir.

Pemuda adalah harapan bangsa. maju mundurnya suatu bangsa terletak di pundaknya. Namun, sungguh ironi saat ini pemuda harapan bangsa tersebut terjebak dalam segala kemaksiatan. Padahal telah kita ketahui bahwa narkoba akan membawa pemakainya tidak sadar dalam melakukan kriminalitas seperti mencuri, judi, mabuk, zina, dan berbagai kemaksiatan yang lain.

Sementara kejadian ini tak dapat dihitung dengan jari. Betapa banyak kaum muda yang masa mudanya habis di penjara. Semua permasalahan ini tentu ada penyebabnya, yaitu keluarga, masyarakat, dan negara.

Dalam keluarga sendiri, mayoritas orang tua sibuk dengan urusan ekonomi. Karena hidup yang semakin susah, membuat  kedua orangtua terjun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga, anak tersebut pendidikan agamanya kurang. Selain itu hilangnya kontrol masyarakat. Atas nama HAM mereka berdalih “jangan urusi orang lain.” Belum lagi kurikulum pendidikan yakni pendidikan agama kurang medetail dan parahnya isu saat ini, pendidikan agama dihapus.

Sebagian fakta inilah yang menyebabkan kaum muda rusak. Sekularisme begitu kuat menggiring kaum muda hingga tak kenal hukum-hukum Allah Swt. Yakni Mubah, makruh, wajib, dan sunah. Mereka hanya paham bahwa agama mengatur saat ibadah ritual semata. Sementara dalam segala aspek kehidupan, mereka dengan tenang meninggalkannya.

fakta-fakta ini telah diambil kesempatan kapitalis. Mereka paham bahwa negeri ini mendapatkan bonus demografi. Mereka juga sadar bahwa, jika kaum muda paham Islam Kafah akan menghentikan keserakahan mereka hingga mengusir mereka dari negeri. Untuk itu, berbagai tipudaya  mereka lakukan untuk menjauhkan kaum muda dari agamanya sendiri.

Selain Sumber daya manusia (SDM) rusak, Sumber daya alam (SDA)  negeri inipun mayoritas dikuasai kapitalis. Baik kapitalis domistik maupun kapitalis asing. Mereka sangat mudah mengeruk sumber daya alam negeri ini, baik dari lautan maupun daratan. Minyak, tambang, hutan, laut, dan yang lain mereka kuasai atas nama investasi. Hal ini terbukti mayoritas UU negeri ini telah memihak pada kapitalis.

Bagaimana akan membentuk negeri ini menjadi negeri maju. Jika dari SDM dan SDA saja tidak mendukung. Akankah negeri maju dibentuk dengan mengandalkan utang dan pajak rakyat? Maka untuk membentuk menjadi negara maju atau adidaya harus ada suatu perubahan. Sehingga akan tercipta pemuda yang kokoh berani mengubah dari negeri berkembang menuju negara Adi daya.

Perubahan tersebut tidak lain dengan membuah kapitalisme dan menggantikan Islam sebagai sistem negara. Islam adalah agama pari purna terbukti telah diterapkan selama 13 Abad menjadi negara Adi daya.

Di dalam Islam untuk membentuk negara menjadi negara maju adalah memperdayakan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Sumber daya manusia. Negara akan mengratiskan pendidikan rakyatnya. Sehingga rakyat akan mencari ilmu setinggi-tingginya.

Begitu juga dengan sumberdaya alam Dalam Islam terdapat beberapa bagian tentang kepemilikan. Kepemilikan individu, kepemilikan negara, dan kepemilikan umum.

Negara akan mengelola harta kepemilikan umum. Karena semua itu adalah hak rakyat yang akan dikembalikan rakyat. Melalui pengelolaan negara tersebut sehingga segala kebutuhan rakyatnya digratiskan. Pendidikan, kesehatan, dan segala. kebutuhan yang lain. Sehingga dalam hal ini kapitalis tidak berhak sedikitpun untuk menguasai sumber daya alam tersebut.

Sebagaimana hadis Rasulullah saw:

“Kaum muslim berserikat dalam tiga hal
yaitu air, api, dan rumput. ( H.R Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah).

Wallahu alam bishsawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *