Bentrok Antar Ormas: Kapitalisme Lahirkan Para Pembela Penjajah 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Bentrok Antar Ormas: Kapitalisme Lahirkan Para Pembela Penjajah 

Oleh Antika Rahmawati

(Aktivis Dakwah) 

 

Di Indonesia, banyak masyarakat yang mendukung para Mujahidin Hamas dalam mempertahankan Palestina. Karena semua yang terjadi di Gaza, Palesntina, sudah diketahui oleh jutaan mata di berbagai negara termasuk Indonesia. Namun, ada pula segelintir orang yang masih belum mengerti peristiwa genosida yang dilakukan pihak penjajah terhadap warga sipil Gaza dan mendukung pihak Israel sebagai penjajah.

Wilayah yang paling banyak mendukung aksi pembantaian keji Israel, ada di wilayah bagian timur. Sebut saja ormas Manguni, yang beberapa waktu lalu mengeroyok massa yang tengah melakukan aksi bela Palestina. Hal ini mengakibatkan seorang muslim meninggal dunia, korban dikeroyok ormas adat Manguni Makasiouw.

Video pengeroyokan tersebut telah beredar di sosial media, diketahui korban berinisial A. Video tersebut viral, di duga nama akun penyebarnya yakni @MprAldo di platform media sosial X memperlihatkan situasi bentrokan yang terjadi selama aksi tersebut. Dari akun tersebut juga menyatakan, bahwa aksi damai bela Palestina ini sudah mendapatkan izin resmi dari kepolisian.

Namun, aksi damai yang diselenggarakan oleh umat muslim berakhir tragis karena adanya kerusuhan. Akun @MprAldo juga menyebutkan, bahwa aksi bela tersebut adalah bentuk terorisme menurut pandangan ormas Manguni Minahasa. Kemudian, dijelaskan kembali bahwa aksi bela Palestina ini berlangsung secara damai, diakhiri dengan salat gaib dan salat asar. (gelora.co, 26-11-2023)

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Ari Setiadi, meminta agar masyarakat untuk tidak terhasut kabar hoaks terkait bentrok antar dua massa di Bitung, Sulawesi Utara. Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri, ikut angkat bicara soal berita ini, dan menyatakan Bitung sudah aman terkendali. Budi menghimbau agar masyarakat lebih bijak lagi menggunakan platform media sosial, agar terwujud Indonesia yang damai dan bermartabat.

Budi juga mengajak masyarakat, untuk bijak dalam mencari informasi dari sumber yang tepat. Kemudian mengkonfirmasi informasi yang didapat, dengan menghubungi perwakilan pimpinan terdekat agar tidak mudah termakan berita hoaks dan simpang siur. Masyarakat dihimbau untuk tidak terprovokasi dengan berita yang belum terverifikasi kebenarannya. (republika.co.id, 26-11-2023)

Ketua MUI Manado, Sulawesi Utara,Yasser Bin Salim Bachmid meminta aparat keamanan dan pemerintah mengusut tuntas kasus bentrok antar dua massa. Keadaan di Bitung sejauh ini menurut Yasser, masih dalam keadaan aman dan damai. Keributan yang terjadi di Bitung, sudah dengan cepat diatasi oleh Pemkot dan Forkominda.

MUI mengapresiasi tindakan Forkominda Bitung, karena sudah sigap mengamankan kedua ormas yang tengah bertikai. Ia menjelaskan, Pemkot Bitung, Gubernur, bahkan Kapolda Sulut tidak berhenti memantau peristiwa yang terjadi di kota Bitung. (republika.co.id, 26-11-2023)

Rupanya, masih ada para manusia yang membela aksi kekejaman Israel yang membumihanguskan Gaza. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap sebagian masyarakat, menyebabkan mereka tidak paham akan penjajahan zionis Israel di Gaza. Pemahaman nasionalisme, sukuisme, rasisme, masih bercokol di benak para individu kapitalis sebab pemerintah tidak meluruskan pemahaman tersebut kepada mereka.

Isu radikalisme juga tumbuh subur, jihad dinilai tindakan terorisme padahal jauh dari kata membunuh. “Bukankah penjajahan di atas dunia harus dihapuskan?” namun, nyatanya ini semua hanya omong kosong belaka. Sebab, banyak individu hari ini yang pemikirannya masih tertukar mana yang penjajah, mana yang terjajah.

Kapitalisme hari inilah, yang menjadi salah satu penyebab terlahirnya para individu yang senantiasa melanggar syariat. Aksi pengeroyokan yang dilakukan ormas adat ini, tidaklah mendapat tanggapan cepat. Semua pihak seolah menutupi berita yang beredar, jika kita pahami berita tersebut adalah hoaks massa aksi bela Palestine tidak mungkin mengakhiri acara aksi tersebut dengan salat ghaib.

Terjadinya kasus penyerangan ormas adat Manguni ini, menjadi bukti bahwa kapitalisme gagal menjaga kedamaian. Hal tersebut bukan soal jumlah nyawanya, tetapi, kemanusiaan individu hari ini semakin terkikis akibat pengaruh sekularisme yang kuat. Sehingga banyak masyarakat yang menutup mata atas kekejaman Israel, dan termakan oleh propaganda murahan zionis Israel.

Adanya Propaganda Terorisme. Zionis mampu mengalahkan warga sipil di Gaza, namun mereka belum mampu mengalahkan tentara militer Hamas. Dan pada akhirnya Zionis membuat propaganda bahwa Hamas yang berulah terlebih dahulu, sehingga semua media dan masyarakat beranggapan bahwa Hamas lah penyebab awal terjadi genosida. Kabar ini, sempat berhasil menyeret sebagian orang dan akhirnya membuat narasi-narasi jahat tentang Hamas.

Pemerintah seharusnya memberi sanksi pidana bagi yang menyebarkan berita bohong, sayangnya, semua hanya mimpi di siang bolong. Seluruh media sudah dikuasai oleh Barat dan Zionis itu sendiri, ini yang mengakibatkan masyarakat sulit membedakan antara propaganda Zionis dan keadaan sebenarnya. Hari ini, kita dipertontonkan aksi bela perdamaian untuk negeri yang tengah terjajah, tetapi sanksinya masih belum jelas bahkan hal tersebut sengaja ditutupi dengan dalih berita hoaks.

Padahal semua sudah jelas, bahwa aksi pengeroyokan ormas adat telah menyerang massa aksi damai bela Palestine. Dengan alasan aksi bela Palestine adalah tindakan terorisme, mereka menyerang dengan brutal para massa yang semuanya merupakan kaum muslim. Motif ini jelas masyarakat adat Bitung, sudah terjangkit propaganda zionis yang melabeli Hamas dan umat muslim sebagai teroris.

Hal tersebut sudah bukan lagi hal yang wajar, tetapi harus segera diatasi. Sebab di era kapitalisme yang mengagungkan kebebasan dalam bertindak, kekerasan dan anarkisme akan tetap tumbuh kembali. Seperti halnya propaganda, masih sangat mudah dilakukan karena sistem yang di adopsi saat ini hanya mengandalkan keuntungan segala cara akan dilakukan demi ambisi para individunya.

Untuk menyelesaikan problem tindakan kekerasan yang melibatkan propaganda, perlu adanya ketegasan dari negara. Tentunya negara harus membuat hukum yang sesuai dengan ketentuan syarak, sehingga bisa membawa efek jera bagi yang melihat dan yang menjalaninya. Selama sekularisme masih tertancap, propaganda radikalisme, terorisme, ekstrimisme tidak akan pernah tercabut hingga ke akar-akarnya.

Islam Akan Menghadirkan Individu Yang Teguh Imannya untuk menyelesaikan kerusakan yang sudah terlanjur merajalela ini, hanya butuh solusi menyeluruh. Kapitalisme harus dilenyapkan, sebab jika masih dibiarkan akan semakin banyak individu yang menyimpang. Sebab, Islam bukan hanya sekedar agama yang mengatur ibadah ritual tetapi juga mengatur seluruh lini kehidupan.

Sehingga ketika menjalankan segala sesuatu dalam hidup, para individunya punya kesadaran terkait hubungan mereka dengan Allah Azza wajalla. Penyimpangan demi penyimpangan yang terjadi hari ini, tidak lepas dari kelalaian negara sebagai pengatur, pengayom serta pelaksana hukum syariat. Sebab dijauhkannya agama dalam kehidupan, telah menghilangkan akhlak serta rasa kemanusiaan antar sesama umat.

Berbeda dengan Islam, yang dari segala aspek Islam mampu mencetak para individu yang bertakwa dan teguh akan keimananya. Dari sisi kesadaran, Islam punya ruhiyah artinya hubungan setiap hamba pada sang khalik dari segi nafsiyah. Maka, hal ini akan menjadikan setiap individu dalam sudut pandang Islam akan mengerti konsekuensi keimanannya pada Allah swt.

Dari terciptanya ruhiyah yang dibentuk dari jamaah, masyarakatnya akan lebih memahami konsep mengasihi dan timbul rasa kemanusiaannya. Islam, membentuk masyarakatnya dalam dakwah yang intens sehingga mereka tidak mudah termakan oleh propaganda asing. Islam mengajarkan cara menyikapi suatu permasalahan, terlebih masalah memerdekakan suatu negeri.

Seperti halnya penjajahan yang terjadi di Palestina, yang sudah kurang lebih dari 75 tahun belum usai. Kita sebagai individu yang bertakwa, akan merasakan sakit yang di rasakan saudara-saudari kita di sana. Islam mengatur hal tersebut, sebab umat muslim dalam naungan Islam bagaikan satu tubuh. Jika bagian tubuh yang satu merasakan sakit, maka, semua akan merasakan sakit.

Rasulullah Saw. pernah bersabda yang artinya, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasakan sakit, maka seluruh tubuhnya akan terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya)” (HR. Bukhari)

Namun, hari ini, tidak sedikit yang bungkam atas penderitaan saudara seakidah kita yang di Gaza. Bahkan ada beberapa yang muslim mendukung aksi genosida yang dilakukan Israel, bukan hanya ormas dari agama lain tetapi ada juga yang dari kalangan dai (ulama). Sebab, mereka belum paham konsep saling mencintai karena Allah, menyayangi karena Allah dan melakukan suatu perbuatan hanya dengan mengharap reda-Nya.

Hanya Institusi yang berlandaskan hukum syarak, yang akan senantiasa memberi sanksi tegas dan adil. Begitupun dengan adanya penyerangan fisik, dan menghilangkan nyawa. Negara akan segera menindak lanjuti dengan hukuman yang sesuai dengan perbuatannya.

Hilangnya satu nyawa mukmin dalam Islam, lebih berharga dari jatuhnya Kakbah. Maka, dari hal tersebut menjadi tanggungjawab negara sebagai pengurus umat untuk memberikan pemahaman kepada seluruh umat, baik muslim maupun nonmuslim bahwa pembunuhan tanpa sebab merupakan perbuatan dosa. Sehingga tidak ada masyarakat yang mendukung aksi penjajah, negara juga akan memberi pemahaman bahwa penjajahan harus di hentikan.

Sudah saatnya, kita kembali pada sistem yang tepat untuk mengatasi individu yang mendukung gerakan penjajah. Sehingga pembebasan negeri muslim, segera terwujud dan hanya khilafah Islamiyyah yang akan membawa pemahaman yang benar tentang pembebasan suatu negara dari penjajahan. Sehingga umat akan kembali bangkit dalam pemikiran yang sama, tanpa perpecahan dan menyerang satu sama lain.

Hanya kembali kepada Islam, dengan dipimpin oleh seorang pemimpin yang cerdas dan tunduk dengan aturan Allah semua akan memperoleh kedamaian. Tidak hanya pada manusia, tetapi hewan dan tumbuhan hingga alam semesta akan terjaga dari segala bentuk kerusakan. Mari kita pelajari kembali bagaimana sejarah kegemilangan Islam di masalalu, sebagai pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya.

Termasuk sejarah Al-Aqsa yang dahulu pernah menjadi negeri yang aman, karena telah dijaga oleh para tokoh pemimpin Islam luar biasa. Hanya bergabung dengan jamaah Islam ideologis, kita jadi tahu banyak hal tentang Islam dan tidak akan menjadi individu yang hanya mengandalkan akal untuk bertindak. Hanya di bawah pemerintahan umat Islam, Al-Aqsa dapat menghimpun tiga agama yang hidup berdampingan dengan damai tanpa pertikaian.

Allahu a’lam Bish-Showab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *