Bagaimana Al Quran berbicara tentang pemuda?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Qonita Fairuz Salsabilla

ما قول القرآن عن الفتى؟

Bagaimana Al Quran berbicara tentang pemuda?

قال الإمام الشافعي : والله ذات الفتى بالعلم و التقى إذا لم يكونا لا اعتبار لذاته. فليحذر الفتى من اشتغاله عن العلم بما لا يعنيه، فأنى يصلح حال الأمة في المستقبل فليس عند الفتية الاهتمام و الجد في تحصيل العلوم الشرعية ؟

Imam Syafii berkata : “Demi Allah, eksistensi seorang pemuda itu dilihat dari ketaqwaan dan ilmunya. Jika dua hal itu tidak ada pada dirinya, maka tak ada harga diri baginya”
Maka, hendaklah pemuda itu selalu waspada agar waktunya tidak habis dengan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya, sedangkan dia melupakan kewajiban menuntut ilmu.
Lalu, bagaimana mungkin kondisi Ummat di masa depan akan baik, jika para pemudanya tidak memiliki perhatian dan kesungguhan dalam mendalami ilmu- ilmu syariat Islam?

أما التقوى فقد عرفه علي ابن أبي طالب : الخوف بالجليل و القناعة بالقليل و الاستعداد ليوم الرحيل. و قد قال الله تعالى في كتابه الكريم : و تزودوا فإن خير الزاد التقوى. فإن الخبر بالمعرف يفيد القصر. فلا خير في الزاد أعظم و أهم من التقوى.

Adapun taqwa, Imam Ali bin Abi Thalib mendefinisikan taqwa yaitu : “Rasa takut kepada Ar Rahman, merasa cukup dengan apa yang Dia berikan, mengamalkan apa yang diturunkan, dan mempersiapkan hari setelah kematian”. Allah ta’ala pun telah berfirman : “Maka berbekallah dan sebaik-baik bekal adalah taqwa”. Maka (dalam ilmu balaghoh), ketika khabar (keterangan) menggunakan ma’rifah, maka itu bermakna qashr (pembatasan). Sehingga ayat itu bermakna tidak ada bekal yang kebaikannya lebih besar dan penting daripada taqwa.

فاعلم فقد قال أهل اللسان عن الفتوة : رأس الفتوة الإيمان. فالإيمان هو الذي يدفع المؤمن المخلص ليبذل نفسه في حصول العلم و لا سيما العلوم الشرعية الذي قد أوجب الله لمعرفتها و فهمها. فإنها تحفظ المؤمن من الوقوع فيما نهي عنه و العمل بما أمر به في الدنيا، و تنجيه من عذاب الآخرة.

Ketahuilah, ketika berbicara tentang pemuda, ahlu lisan berkata : “Puncak dari pemuda adalah keimanan”. Sungguh, imanlah yang mendorong seorang mu’min yang mukhlis untuk mengorbankan jiwanya untuk terus menuntut ilmu, terutama ilmu-ilmu syariat Islam, yang mana Allah telah mewajibkannya untuk mengetahui dan memahaminya. Karena sungguh ilmu-ilmu syariat lah yang akan menjaga dirinya dari terjerumus pada segala perbuatan yang Allah larang, dan menjalani semua yang Allah perintahkan selama di dunia. Ilmu itu juga yang akan menyelamatkannya dari siksa di akhirat.

و ليعلم أيها الفتى فإن من علم و لا يعمل بما علمه فعليه إثم, لتركه بما علمه .ومن لا يعمل لعدم علمه فعليه إثمان، لغفلته عن التعلم و عدم العمل الصحيح حسب العلم. و إنما العالم هو الذي عمل بما علم.

Ketahuilah juga wahai pemuda, barangsiapa memiliki ilmu dan tidak mengamalkannya, maka baginya satu dosa, disebabkan dia meninggalkan ilmunya dalam amalnya. Dan barangsiapa tidak melakukan suatu amal (kewajiban atau perintah) karena tidak tahu, maka baginya dua dosa, disebabkan kelalaiannya dalam menuntut ilmu dan sehingga dia melakukan amalan tanpa dilandasi ilmu.
Ingatlah, bahwa yang pantas dikatakan seorang alim hanyalah orang yang mengamalkan ilmunya.

أيتها الفتية، ألا يكفيكم بما قص علينا القرآن عن الفيتة الذين آمنوا بربهم إيمنا جازما واتفقوا على أن يفروا من الملك الكافر الظالم و قومه الذين خالفوا دينهم و رفضوا توحيدهم إلى الله .فبإيمانهم الجازم فقد وعدهم الله على أن يرشدهم و يهديهم إلى ما فيه الصلاح و النجاة في دنياهم و آخرتهم. فقد ذكر سبحانه و تعالى في سورة الكهف: “نحن نقص عليك نبأنهم بالحق، إنهم فتية آمنوا بربهم و زدناهم هدى”. و ذكر الإمام القرطبي في تفسيره أن الجنيد قال : الفتوة بذل الندى و كف الأذى و ترك الشكوى. و قال غيره : الفتوة اجتناب المحارم و استعجال المكارم.

Wahai para pemuda, tidaklah cukup bagi kalian suatu kisah Al Quran tentang para pemuda yang beriman kepada Rabb-nya dengan iman yang kokoh, sehingga mereka bersepakat untuk melarikan diri mereka dari Raja yang kafir juga dzalim dan kaumnya yang menentang tauhid dan menolak agama mereka. Maka dengan keimanan mereka yang begitu kokoh, Allah pun memberikan janji bahwa Dia akan membimbing dan memberikan petunjuk kepada mereka sesuatu yang bisa membawa kebaikan serta keselamatan bagi mereka di kehidupan dunia juga akhirat.
Allah telah menyebutkan kisah mereka dalam surat Al-Kahfi : “Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman terhadap Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka”.

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa Al-Junaid berkata : “Pemuda itu adalah sosok yang mau mengorbankan hatinya, mencegah keburukan, dan tidak suka mengeluh”. Adapula yang mengatakan : “Yang disebut pemuda itu yang selalu menjauhi keharaman, dan bersegara dalam kebaikan”.

و أخيرا أذكركم و إياي بقوله عز و جل : و اتقوا الله و يعلمكم الله.
و الله تعالى أعلم.

Terkahir, saya mengingatkan kalian dan diri saya sendiri dengam firman Allah ‘azza wa jalla : “Bertaqwallah kamu kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan ilmu kepadamu”
Wallahu a’lam bish showab. []

#أزهرية_مبدئية
#وعي_التزام
#طلاب_من_أجل_الإسلام

#Azhariyah_Mabdaiyah
#Kesadaran_Komitmen
#Penuntut_Ilmu_Demi_Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *