Pemuda: Dulu dan Kini

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Al Azizy Revolusi (Founder Komunitas Remaja Pejuang Islam – Koreapi)

“Berikan Aku 1 Pemuda, maka akan kugoncang dunia!” Demikian orasi bung Karno pada era 50-60an lalu. Yap. Bung Karno emang bener banget. Pemuda punya peran penting dalam setiap perubahan. Dimana ada pemuda, disitu letak perubahan.

Pemuda itu memiliki potensi yang besar dalam kehidupan, kawan. Dari sisi umur, pemuda itu merupakan usia-usia produktif. Di sana hormon-hormon baru terbentuk sehingga timbul daya yang besar ketika diarahkan kepada perubahan. Beda banget dengan anak-anak yang karakternya belum terlalu muncul atau dibandingkan dengan orang tua. Kamu yang masih muda, pasti lebih kuat dalam hal angkat-mengangkat barang. Iya gak?

Jadi, potensi pertama yang dimiliki pemuda ialah umur  dan fisik yang produktif, bro.

Kedua, dari sisi struktural, seorang pemuda udah mulai menunjukkan idealisme dan independensinya di masyarakat. Nah lho? Apa tuh? Idealisme dan Independensi itu bahasa keren dari keyakinan en kemandirian, kawan. Dua hal ini biasanya ditunjukkan para aktivis, baik mahasiswa ataupun pelajar. Terkadang potensi yang kedua ini sering dijadikan alasan para pemuda untuk jadi so tahu, atau so jago bahkan so so an di depan orang yang lebih tua. Akhirnya jadi durhaka ama orang tua. Naudzubillah.

Yang ketiga, pemuda identik dengan sisi intelektualnya. Akal manusia itu mencapai puncak energinya ketika kita di usia muda. Maka tak heran, ide-ide brilian itu dapat hadir dari pemikiran-pemikiran pemuda. Coba bayangkan ide yang diusung Muhammad II ketika menaklukkan Konstantinopel. Pemuda luar biasa ini menyeberangkan 70an kapal dari selat Bosporus ke selat tanduk emas melalui daratan, bahkan harus mendaki bukit galata. Dan spektakuler-nya, penyeberangan tersebut terjadi hanya dalam satu malam. Akhirnya, Konstantinopel dapat ditaklukkan dan Muhammad II diberi gelar Al Fatih yang berarti Sang Penakluk. Subhanallah. Ide yang hebat, bukan?

Dari ketiga potensi pemuda tersebut, tidaklah aneh atau heran apabila pemuda menjadi pioner perubahan dalam setiap zaman. Bahkan di negeri ini, pemuda memiliki peran penting dalam merebut kemerdekaan. Perubahan rezim orde lama ke rezim orde baru merupakan hasil dari aksi pemuda. Keruntuhan rezim Soeharto pun demikian, juga hasil dari pemuda. Reformasi yang diusung pemuda saat itu berhasil membuat bangsa Indonesia keluar dari rezim orde baru yang selama 32 tahun berkuasa di Indonesia.

Apa Kabar Pemuda Hari Ini?
Pemuda kini kehilangan arah. Ibarat macan yang tertidur, pemuda sekarang asyik dengan kehidupan dunia yang melenakan mereka terhadap perannya sebagai perubah. Seks bebas, narkoba, miras, tawuran, dan sederet kriminalitas lainnya merupakan agenda rutin oleh pemuda sekarang. Bahkan bisa dikata, lebih dari 50% penghuni penjara-penjara di Indonesia ialah pemuda. Ih, ngeri!

Demokrasi yang diterapkan di negeri ini ‘berhasil’ mencabut ‘taring’ dari pemuda. Pemuda sekarang di-ninabobo-kan oleh sistem yang ada. Sistem kufur ini membuat para pemuda merasa tak perlu berbuat apa-apa untuk melakukan perubahan.

Tidak hanya itu, negeri yang katanya kaya-raya ini ‘sukses’ melakukan pembodohan sistematis dalam bidang pendidikan. Sekularisasi pendidikan menghasilkan pelajar-pelajar (baca: pemuda) yang siap dijadikan robot-robot para kapitalis. Merekalah yang nantinya jadi tersangka KPK. Padahal pendidikan merupakan pilar penting dalam mencetak pemuda-pemuda perubah yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Kalo pemuda seperti ini? Apa kata dunia?

Untuk itu, mas bro dan mba sis, pemuda sekarang harus menyadari potensi yang mereka punya. Potensi kita sebagai perubah emang harus disadari. Kemudian menyadarkan pemuda yang lain juga merupakan kewajiban bagi kita yang udah sadar. Bahasa kerennya; Dakwah, kawan!

Contoh teladan yang baik dalam perubahan ialah Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka muda dan melakukan perubahan yang besar. Yang mengantarkan umat manusia dari zaman kejahiliaan menuju zaman cahaya Islam. Di barisan Sahabat, ada Ali bin Abi Thalib, Ja’far bin Abi Thalib, Zubair Al Awwam, Arqam bin Abi Arqam, Zaid bin Haritsah, Mush’ab bin Umair, Abdullah Ibnu Abbas, Khalid bin Walid, de el el.

Pada zaman futuhat atau penaklukan juga tak lepas dari peran pemuda Islam seperti Muhammad Al Fatih (Penakluk Konstantinopel), Thariq bin Ziyad (Penakluk Spanyol), Shalahudin Al Ayyubi (Penakluk Kingdom of Heaven), Saad bin Abi Waqqash (Penakluk Persia), de es be.

Mereka ialah pemuda terbaik pada masanya. Kalo mereka bisa, kita juga bisa. mereka masih muda, kita pun begitu. Mereka punya potensi, kita juga punya. Ya gak? Nah, Potensi pemuda yang besar dan sangat penting ini, harus diarahkan pada perubahan yang benar dan hakiki. Pemuda harus kritis dan solutif terhadap permasalahan serta problematika yang ada di tengah-tengah umat. Dan perubahan yang benar serta solusi yang jitu ialah hanya dengan syariah dan khilafah.

Ya, hanya dengan khilafah perubahan yang diimpikan umat manusia akan terjadi. Karena hanya khilafah yang merupakan metode shahih dalam penerapan hukum Islam. Sementera itu, hanya syariah Islam yang pasti dapat menyelesaikan problematika umat saat ini. Bahkan, yakin dan percaya, hanya Khilafah yang akan melahirkan generasi muda terbaik abad ini.

Oleh karena itu kawan, bergabunglah bersama para pemuda pengusung perubahan besar, yakni perubahan menuju syariah dan khilafah. Karena Khilafah ialah janji Allah dan merupakan bisyarah dari Rasulullah, maka tak ada pilihan lain kecuali memperjuangkanya. Oke? Allahu Akbar!!!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *