Millenials: Jangan Krisis Idola !

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ismawati (Aktivis Dakwah Muslimah)

Maraknya fenomena Hallyu atau yang lebih dikenal dengan Korean wave yakni masuknya budaya korea ke dalam negeri sudah tidak asing lagi. Perkembangannya meluas dari Asia bahkan sampai ke negara-negara yang lain di seluruh dunia. Di Indonesia, Korean wave kian digandrungi para remaja. Mulai dari Drama, Music, Budaya, makanan hingga bahasanya tumbuh subur dan menjadi tren dikalangan remaja. Wajar saja, per 2019 penggemar Hallyu di dunia hampir tembus mencapai 90 juta orang. Dan di Indonesia sendiri dengan negara mayoritas muslim menduduki peringkat ke dua setelah Korea Selatan sebagai penggemar Hallyu/ Korean Wave.

Popularitas Korea Selatan dalam membius remaja millennial dengan menyebarkan budayanya sudah tidak diragukan lagi. Bukan hanya lewat drama namun menjamurnya Boy Band maupun Girl band asal korea dinilai mampu menjadi sosok idola baru bagi remaja. Maka wajar, para millenials yang mengidolakan mereka kerap kali meniru gaya para idol ini. Mulai dari gaya hidup, fashion, dance hingga bahasa korea . Bukan hanya itu, merekapun rela menghabiskan waktu mereka selama berjam-jam untuk menonton drama, atau stalking kehidupan para idol bahkan sampai rela menghabiskan uang demi membeli merchandise K-Pop seperti Lightstik, album, majalah, poster, foto hingga menonton konser berharga senilai jutaan rupiah.

Padahal dikatakan dalam sebuah Hadits. “Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba (di hari Kiamat) hingga ia ditanya; tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkan ilmu itu, tentang hartanya darimana ia peroleh dan kemana ia belanjakan, tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan”. (HR. At-Tirmidzi)

Liberalisme menjadikan gaya hidup millenials dengan kaidah kebebasan berperilaku membuat para remaja bebas melakukan apa saja sesuai kehendaknya sendiri. Balada krisis idola kini menimpa kaum millennial dinegeri sekulerisme. Tak ayal, korea sebagai negara sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) dijadikan kiblat para remaja sebagai sosok idola mereka. Nyatanya, budaya yang mereka bawa tak lepas dari kemaksiatan seperti : LGBT, Buka aurat, hingga konser mereka yang ikhtilath (campur baur laki-laki dan perempuan). Para fans merekapun rela dipeluk idolanya, histeris tatkala para idol bernyanyi atau dance padahal ini dapat memicu kemerosotan akidah bagi para remaja muslim. Terlebih, penikmat Korean di Indonesia mayoritas dari mereka adalah para wanita muslimah yang seharusnya menjaga izzah dan iffah mereka sebagai seorang muslimah.

Negara juga mengemban ideologi kapitalisme sehingga arus budaya yang masuk akan ditinjau dari segi materi. Maka dengan mudah akan kita dapati produk-produk dari negeri Korea Selatan, seperti alat make up, fashion style hingga film-film korea banyak diputar di TV bahkan bioskop di Indonesia. Karena penikmat korea semakin merebak, maka ini dapat menjadi jalan bisnis baru para kapital untuk meraup keuntungan yang sebesar-sebesarnya. Sehingga negara tak mampu membendung arus budaya yang dapat memerosotkan akidah kaum muslimin.

Sejatinya wajar saja seseorang membutuhkan sosok figuritas yang bisa dijadikan sebagai idola. Namun, islam memandang memilih idola haruslah seseorang yang dapat membuat keimanan dan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya semakin bertambah. Yakni siapa lagi kalau bukan Rasulullah SAW. Seorang nabi dan teladan seorang muslim. Sebagaimana Firman Allah SWT. “Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah SAW suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (TQS. Al-Ahzab: 21).

Islam bukan hanya agama yang mengatur ibadah semata, tapi islam adalah ideologi. Dimana apabila diterapkan dapat melindungi kaum muslimin mencintai hal-hal yang dapat merusak akidah dan membendung arus liberalisasi budaya barat yang masuk kenegri muslim. Untuk itu cintailah atau idolakanlah sosok yang mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita. Bukan sosok kaum kafir yang sudah jelas-jelas bisa merusak kaum muslim. Karena Sabda Rasulullah SAW “…. Engkau akan bersama orang yang engkau cintai….”

Hanya dengan sistem islamlah (Khilafah) mampu menjadi pelindung remaja dari agenda liberalisasi barat dalam merusak generasi muslim. Yang kita cintai adalah sosok teladan yang mampu membawa kita ke-syurga. insyaAllah.

Wallahu a’lam.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *