Menjadi Millenials Gaul Tapi Gak Salah Gaul

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Trio Mugis

Gaes, pernah gak sih kalian nonton sinetron yang banyak banget nampilin adegan yang seharusnya gak pantes dilihat oleh khalayak ramai? terlebih pemeran adegan tersebut kebanyakan remaja bahkan anak dibawah umur loh..

Sumvah pas ngeliat adegan gituan gue auto jijik plus mirisss gaes!!! Secara tuh, adegannya beneran gak layak dilakukin apalagi pemerannya anak yang masih dibawah umur.

Kebayang gak sih gaes tontonan yang kek gituan gak hanya satu atau dua sinetron, tapi udah menjamur bebas tanpa batas dinegeri kita yang katanya menjunjung tinggi norma-norma dan adat ketimuran, nyatanya.. sinetron kek gitu lulus sensor dalam dunia perfilman.

Belum lagi fenomena remaja yang ketagihan buat tiktok, isinya bisa ditebak kan? Rata-rata unfaedah ckckckck. Kalian dengerkan berita yang sempet viral beberapa minggu lalu, seorang remaja yang lagi tik-tokan di lantai 2 rumahnya tewas tersengat aliran listrik, ihh serem dong.
Gak cuma itu aja gaes, saking parahnya kondisi remaja saat ini, mereka sampe berani melakukan penistaan terhadap agama, ituloh yang ngerubah gerakan-gerakan didalam sholat jadi ala-ala dugem, na’udzubillah
Parah banget kan?, Kok bisa sih gaes hal-hal begitu dilakukan oleh generasi masa kini?.
Ternyata, usut-punya usut dalang dibalik semua kejadian yang menimpa generasi saat ini adalah akibat tidak ada filter yang menjaga fitrah kita sebagai manusia. Saat ini ditengah-tengah kehidupan kita, dihembuskan ide yang seolah menyejukkan, padahal sejatinya menyesatkan kita.

Dalam sebuah buku berjudul Nidzom Al Islam, Syaikh Taqiyyudin An Nabhani menyebutkan bahwa asas utama yang dibangun dalam sistem Demokrasi adalah KEBEBASAN, mulai dari kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan berperilaku bahkan sampe kebebasan hak milik. Dan bener banget kan, saat ini ide kebebasan ini terus digaungkan terutama kepada kaum muda, kek kita-kita lah.

Nah makanya, saat ini tuh kaum millenials jadi sasaran empuk para kapital, aka para cukong pemilik modal besar, lihat aja banyak banget kaum millenials yang terjebak arus kebebasan tersebut, alih-alih pengen gaul alhasil jadi salah gaul.

Padahal gaes, tujuan para cukong-cukong itu gak lain dan gak bukan hanya untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya, caranya banyak gaes, mulai dari eksploitasi sampe degredasi moral anak negeri, alhasil kaum muda yang gampang terpengaruh ikut-ikutan deh. Tanpa ngecek lagi apakah hal tersebut baik atau buruk untuk diikuti.

Makanya gaes, sekarang tu gak heran kalo banyak banget kita jumpai artis-artis remaja yang masih bau kencur tapi udah berani memerankan adegan-adegan panas dengan dalih profesionalitas.

Kalo ditilik dari menjamurnya adegan atau film-film kek gitu karena remaja saat ini telah tergerus arus kebebasan yang terus digaungkan oleh Barat sampe sekarang. Belum lagi kampanye oleh kaum Feminis yang mengusung ide Feminisme atau kesetaraan gender, menyamakan hak antara laki-laki dan perempuan.
Kalo ide-ide demikan terus digencarkan oleh Barat maka kerusakan remaja akan semakin menjadi-jadi gaes, seperti banyaknya berita yang kita lihat dimedia, remaja yang niatnya mau gaul ehh malah salah gaul sehingga terjerumus dalam sex bebas, L68TQ+ dan mengonsumsi bahkan mengedarkan obat-obatan terlarang, minus akhlak, individualis, hedonis dll.
Terus gimana gaes supaya millenials kekinian tetap gaul tapi gak salah gaul?. Nah, balik lagi ke fitrah dasar kita sebagai makhluk ciptaan Allah yang penuh dengan kekurangan, kelemahan dan keterbatasan, tentunya kita membutuhkan aturan yang konkrit dan komperhensif untuk mengatur setiap inchi kehidupan manusia.
Karena Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, tetapi Islam adalah sebagai pandangan hidup. Artinya kita menjadikan Islam sebagai cara memandang hidup, cara memandang mati, cara memandang hidup dan mati, cara memandang pencipta hidup dan mati dan cara memandang hidup setelah mati.

Jadi gaes, kuy lah kita manfaatkan masa muda kita untuk mengejar cinta dari Sang Pencipta, caranya mulai dari melakukan hal-hal berfaedah, menjadi anak muda yang bermanfaat untuk lingkungan dan meraih prestasi setinggi-tingginya tanpa merusak fitrah kita sebagai manusia.
“Rabb mu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shobwah (kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran)”
(HR. Ahmad)

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *