Idulfitri yang Dinanti

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Idulfitri yang Dinanti

Oleh Choirin Fitri

Kontributor Suara Inqilabi 

 

Dalam hitungan detik idulfitri tiba. Gimana rasanya? Sedih atau gembira? Atau, dua-duanya?

Ya, bisa jadi sedih karena bulan Ramadan yang berlimpah keberkahan segera berlalu. Peluang pahala berlipat ganda dikembalikan seperti semula. Setan yang dibelenggu kembali dilepaskan. Pasti bikin sedih ya?

Di sisi lain rasa gembira juga hadir. Sanak saudara yang laja tak jumpa, akan kembali bertemu. Kerabat dan sahabat yang jauh di mata, akan ada di hadapan pandangan. Semarak kegembiraan hari raya pun terdengar semerbak seiring alunan takbir yang bergema saat masuk waktu magrib tanggal 1 Syawal. Masyaallah, memang ya kehadiran idulfitri selalu dinanti?

Bagi kaum muslimin, idulfitri adalah satu dari dua hari raya yang disajikan oleh Allah untuk kita nikmati. Satu hari raya lainnya tentu sangat terkenal dengan hewan kurbannya, iduladha.

Dalam satu hadis disampaikan tentang dua hari raya ini:

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ‌‌‏.‏ قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ‏.‏ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‌‏إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ

“Diriwayatkan dari sahabat Anas, ia berkata, ‘Sekali waktu Nabi saw. datang di Madinah, di sana penduduknya sedang bersuka ria selama dua hari. Lalu Nabi bertanya ‘Hari apakah ini (sehingga penduduk Madinah bersuka ria)?’.”Mereka menjawab ‘Dulu semasa zaman jahiliah pada dua hari ini kami selalu bersuka ria.’ Kemudian Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Swt. telah menggantikannya dalam Islam dengan dua hari yang lebih baik dan lebih mulia, yaitu hari raya kurban (iduladha) dan hari raya fitri (idulfitri).” (HR Abu Dawud)

Jika dilihat dari gabungan katanya, idulfitri berasal dari dua kata, yaitu ‘id’ dan ‘al-fitri’. Id secara bahasa berasal dari kata ada – ya’uudu, yang artinya kembali. Sedangkan, kata al-fitri memiliki dua makna, yaitu suci dan berbuka. Suci artinya bersih dari segala dosa, kesalahan, dan keburukan.

Makna fitri yang artinya berbuka didasari oleh hadis Rasulullah saw. yaitu:

“Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad saw. pergi (untuk salat) pada hari raya idulfitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya.”

Nah, ini juga menjadi landasan dalil sunah makan sebelum berangkat salat idulfitri. Hayo, tahun-tahun kemarin udah dilakukan belum? Kalau belum, karena udah tahu, yuk lakukan!

Selain itu ada beberapa sunah lainnya. Diantaranya adalah memperbanyak takbir, mandi sebelum berangkat salat id, menghadiri salat id selama enggak ada halangan, berangkat dan pulang salat id melalui jalan yang berbeda, plus memakai pakaian terbaik. Dalil-dalilnya nyari sendiri ya! Biar tulisannya enggak panjang dikali lebar sama dengan luas.

Oh ya, pakaian terbaik itu enggak harus baru lho ya! Jika memang ada, pakai yang baru okelah. Namun, jika emang enggak ada, enggak usah ngambek terus enggak mau salat. Rugi dong enggak dapat pahala salat id?

Perlu juga dipahami bahwa wanita yang sedang kedatangan tamu bulanan, tetap disunahkan hadir lho di area pelaksanaan salat idulfitri. Ini berdasarkan hadis dari Ummu ‘Athiyyah ra., ia berkata:

“Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk mengeluarkan (ke tempat salat) gadis-gadis yang sudah baligh, wanita-wanita yang sedang suci dan wanita-wanita yang sedang haid pada dua hari raya. Adapun wanita-wanita yang sedang haid maka mereka harus menjauh dari tempat salat dan menyaksikan kebaikan dan doa-doa kaum muslimin.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Lalu, setelah salat id tertunaikan ngapain dong? Yuk, ngumpul and berkunjung ke sanak saudara, kerabat, sahabat, plus tetangga kita!

Jangan lupa pula open house jika kita sedang di rumah! Barangkali, barangsungai, baranglaut, eh! Ya, barangkali ada tamu yang ingin bertandang ke rumah kita. Tentu menyenangkan menyambut mereka dengan ceria.

Tradisi yang menarik di hari raya idulfitri ini adalah kue lebaran dan angpaunya. Kue lebaran tentu macam-macam jenisnya. Tergantung selera pemilik rumah juga ya.

Kalau untuk angpau alias uang saku lebaran ini bisanya disiapkan untuk anak-anak. Biar mereka merasa gembira dan bahagia dapat rezeki dari handai taulan.

Ada hal yang enggak kalah penting. Di moment idulfitri ini kita enggak hanya saling berkunjung, tetapi ada upaya saling menghalalkan dosa-dosa yang pernah dibuat. Plus, sambung tali persaudaraan yang bisa jadi sempat terputus. Oke ya?

Eh, ‘kan bisa sambung online. Haduh, jelas beda lha ya ketemu langsung dengan online by phone. So, meski kecanggihan teknologi komunikasi sudah memudahkan, tetap saja idulfitri lebih afdhol bin lebih baik langsung tatap muka dengan yang dituju. Siap ya?

Wallahu’alam bishshawaab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *