Oleh: Rosyidah Kamilah/Syida (Siswi Kelas 5 SPB HSG SD Khoiru Ummah Paiton)
Pada suatu hari ada anak,dia bernama Mira,anak itu pintar dan cerdas walaupun umurnya masih kecil. Mira sejak kecil sudah diajarkan Islam dan Al-Quran .Mira saat berusia 4 tahun sudah mampu menghafal 3 juz Al-Quran.
Suatu hari ada acara lomba di dekat rumah Mira, dia ikut lomba itu.
“Mira! kamu ikut lomba ya, kata umminya
Lalu Mira menjawab, Iya ummi”.
Dengan semangat Mira murojaah bersama ummi. Dia betah murojaah hingga 15 menit. Lalu saat lomba Mira membaca surah Al-Mulk. Bacaannya bagus, tajwid dan makhroj juga bagus, tartil dan lancar. Mira selalu berdoa agar menang. Saat pengumuman pemenang Mira berdoa agar namanya disebutkan sebagai juara. Alhamdulillah ternyata Mira menang juara 1.
“Alhamdulillah menang!” kata Mira pada ummi dan abinya.
Ummi dan abi bersyukur dan memeluk Mira.
Lalu saat Mira berumur 5 tahun hafalannya agak lama .Tidak seperti dulu-dulunya. Akhirnya ummi tambah rajin menyemangati Mira.
“Ayo Mira! Semangat , tambahkan terus hafalannya!! kata ummi Mira.
Iya ummi, Mira menjawab.
Sampai pada akhirnya hafalan Mira bertambah banyak dan Mira bersemangat lagi. Hafalan Mira bertambah 5 juz, jadi semua hafalannya 8 juz pada saat berusia 5 tahun. Mira yang paling banyak hafalan di antara teman-temannya.
Saat Mira umur 5 tahun itu, Mira sering diundang untuk mengaji di tempat-tempat pengajian ummi dan abinya. Tentu saja ummi dan abinya sangat bangga kepada Mira. Yukur diberi amanah Mira yang mudah menghafalkan Al Quran. Ummi, abi, Mira dan adiknya juga banyak hafalannya.
Sampai Mira umur 7 tahun, Mira sudah menyelesaikan hafalannya. Dia berhasil menghafalkan 30 juz Al- Quran, dan itu mutqin semua. Sampai Mira menjadi tempat setoran hafalan teman-temannya di TPQ, tempat Mira mengaji dan tahfidz,dia di suruh sama ustadzah untuk membantu ustadzah.
“Mira tolong simakkan teman-temannya ya! kata ustadzahnya.
Baik Ustadzah, Mira menjawab dengan patuh.
Dia setia di TPQ, dengan senang hati selalu menyimak teman-temannya. Dan Mira diajak untuk mengikuti lomba oleh ustadzahnya.
“Mira kamu mau tidak,ustadzah ikutkan lomba tahfidz?kata ustadzahnya,
Mau ustadzah! Mira menjawab dengan nada riang gembira.
Ya sudah kamu bilang ke orang tuamu ya! kata ustadzah.
Mira tak sabar ingin segera berjumpa ummi abi. Saat pulang ngaji TPQ ,Mira langsung bilang ke abi dan umminya.
Abi, Ummi, Mira boleh gak ikut lomba tahfidz?ujar Mira penuh semangat.
Lalu abi umminya kaget dan bingung, karena siapa yang mengajak Mira lomba.
Loh! Siapa yang bilang kalau ada lomba tahfidz Nak? tanya orang tuanya.
Aku diajak Ustadzah mi,” Mira menjawab.
Oh, iya tentu saja boleh, kata umminya.
Abi juga mengizinkan, abi menimpali.
Tentu jawaban abi ummi membuat Mira bahagia. Sejak saat itu dia selalu murojaah dan berdoa, agar diberi kemudahan saat lomba nanti.
Lomba tahfidz berjalan lancar. Mira melewatinya dengan tenang meski sedikit grogi. Seperti biasa bacaannya membuat orang yang mendengarnya terharu. Saat selesai lomba Mira menang lagi. Sejak saat itu, Mira menjadi Hafidzah cilik, dia disenangi sama teman-temannya dan orang yang ada di sekitarnya. Dia dikenal sebagai Hafizah cilik yang ramah dan baik hati. []