Generasi Muda Semakin Tak Terkendali, Bukti Bobroknya Sistem Kehidupan Saat Ini 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Generasi Muda Semakin Tak Terkendali, Bukti Bobroknya Sistem Kehidupan Saat Ini 

Ana Yuliana 

Aktivis Dakwah

 

Budaya kekerasan pada generasi cermin bobroknya sistem kehidupan, dilansir dari laman kompas.com, J (14), siswi SMP di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan meninggal usai menjadi korban pemerkosaan beberapa rekannya. Kasus tersebut terungkap saat korban yang tercatat sebagai warga Kecamatan Cenrana mengaku kesakitan di alat vital hingga kesulitan duduk.

Awalnya korban tak mau berbicara, namun setelah dibujuk oleh orangtuanya, J mengaku diperkosa secara beramai-ramai oleh empat rekan sekolahnya. Orangtua korban pun terkejut dan membawa anaknya ke kantor polisi untuk melapor pada Minggu, 12 Februari 2023. “Awalnya dia (korban) tidak mau bicara, tapi setelah dibujuk baru mau bicara. Makanya kami langsung bawa ke kantor polisi untuk melapor,” kata orangtua korban yang meminta identitasnya tak dipublikasikan saat dihubungi lewat telepon, Selasa (21/2/2023). Polisi Tangkap Teman Sekolah Korban Namun saat membuat laporan ke polisi, kondisi korban menurun dan tak mungkin dimintai keterangan. J pun dilarikan ke RS M Yasin Bone. Setelah menjalani perawatan selama lima hari, korban menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat (17/2/2023).

JURNALPOLRI.COM, PURWAKARTA – Polsek Pasawahan, Polres Purwakarta amankan lima orang pemuda yang melakukan percobaan pencurian dengan kekerasan dan atau penganiayaan.

Kelima pemuda ini yakni W (18) warga Desa Parakanlima, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, RM (18) warga Desa Sukajaya Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, KS (19) warga Desa Salem, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta, RR (18) warga Desa Lebakanyar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta dan DA (17) warga Desa Kertajaya, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta. Diketahui, para pemuda tersebut masih berstatus pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Purwakarta.

Kapolres Purwakarta, AKBP Edwar Zulkarnain melalui Pelaksana Tugas Kapolsek Pasawahan, IPDA Sulaeman mengatakan kelima pemuda tersebut diamankan lantaran melakukan percobaan pencurian dengan kekerasan (curas)

“Kelima pemuda itu sudah diamankan di Mapolsek Pasawahan, percobaan pencurian dengan kekerasan dan atau penganiayaan,” ucap Sulaeman, saat ditemui di Mapolsek Pasawahan, Pada Rabu, 22 Februari 2023.

Berbagai kasus tindakan kekerasan remaja sering menjadi konsumsi media berita setiap hari. Fenomena tindakan kekerasan oleh remaja ini merupakan bukti hasil dari sistem kehidupan sekuler-Liberal. Konsekuensi dari kehidupan sekuler adalah Liberalisme yaitu pemahaman yang membebaskan tingkah laku manusia sehingga manusia bebas melakukan hal yang diinginkan berdasarkan pada hawa nafsunya saja tanpa berpikir baik atau buruk, halal atau haram dan tanpa berpikir akibatnya. Hal inilah yang membuat para remaja di negeri ini mengalami dekadensi moral.

Tingkah laku mereka sangat jauh dari nilai-nilai keislaman. Islam yang menjunjung tinggi kedamaian, ketenangan, ketentraman serta perilaku dan akhlak yang baik tidak tercermin pada para remaja masa kini. Sungguh sangat miris sekali. Bagaimana tidak, bobroknya moral generasi bangsa merupakan bencana besar di masa depan karena para remaja kelak akan menjadi penerima tonggak estafet kepemimpinan. Jika para remaja jauh dari nilai-nilai keislaman bagaimana kehidupan generasi masa depan?

Makin banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemuda, menggambarkan ada yang salah dalam sistem kehidupan saat ini. Mulai dari gagalnya sistem pendidikan membentuk anak didik yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Lemahnya peran keluarga dalam meletakkan dasar perilaku terpuji hingga rusaknya masyarakat.

Kerusakan generasi menjadi tanggung jawab bersama mulai dari ruang lingkup paling kecil yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, kemudian negara. Keluarga menjadi pembangun pondasi kepribadian seorang anak, terutama ibu. Namun pada kenyataannya seorang ibu kini banyak yang lalai akan tugas utamanya sebagai pencetak generasi.

Karena krisis ekonomi ibu dituntut keluar rumah untuk membantu suami mencari nafkah demi tercukupinya kebutuhan. Kemudian sekolah, dalam hal pendidikan sekolah hanya sekedar mentransfer ilmu saja tanpa dibanrengi pengamalan. Selain itu, sekolah juga gagal dalam pembentukan karakter siswa. Ditambah lagi kontrol masyarakat yang lemah, lingkungan yang apatis, acuh tak acuh dan individualis.

Atas setiap problema ini, solusi terbaik hanya satu yaitu kembali pada peraturan Islam. Dalam sistem Islam semua pihak ikut bertanggung jawab akan terjaganya generasi mulai dari peran ibu, kembali pada tugas utamanya sebagai pencetak generasi, keluarga menjadi komponen pertama dan utama dalam pembentukan kepribadian Islam kemudian masyarakat yang mempunyai kontrol yang kuat dalam menerapkan amar ma’ruf nahi munkar berdasarkan aturan Islam.

Dalam sistem pendidikan, pendidikan harus berdasarkan prinsip akidah Islam, kemudian negara bertugas menjauhkan dan menjaga generasi muda dari budaya dan pemahaman yang merusak dan bertentangan dengan akidah Islam.

Islam menjadikan akidah sebagai asas seluruh aspek kehidupan. Sehingga menyadari dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk dipanen di akhirat kelak. Hal ini akan menjadikan sikap individu untuk selalu menjaga perilaku selalu sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Islam juga mewajibkan masyarakat dan negara sebagai pilar yang menjaga umat dalam kebaikan.

 

Wallahu’alam bishawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *