Gen Z Harus Melek Politik Islam Agar Tidak Terbajak Demokrasi
Oleh : Mirna Juwita S,Ag
(Aktivis Dakwah, Pendidik)
Pilkada 2024 telah tiba. Begitu membaranya gen Z dalam mengikuti pilkada tahun ini. Sampai-sampai beberapa pekan lalu mengadakan pawai di Aceh Singkil untuk memenangkan suara pilihan mereka.
Dari sini kita lihat bagaimana Gen Z sangat punya peran penting dalam politik. Dimana kaum muda atau Gen Z. Punyaa semangat membara dalam memberikan dukungan fisik kepada caleg.
Hingga dalam pesta demokrasi, yang menjadi target sasaran utama adalah Gen Z.
Dimana Gen Z memiliki potensi besar. Dimana sebagai generasi yang melek teknologi digital sangat muda menerima keberagaman dan ambisius. Serta mudahnya fomo dengan kondisi sekitarnya.
Sayangnya potensi kaum pemuda (Gen Z) dibaja oleh kaum-kaum kapitalisme dalam memerankan politik metode yang mereka buat. (wacana.edukasi.com, 17/11/2024)
Gen Z kerapkali di iming-imingi janji manis akan kehidupan yang lebih baik dimasa pemimpin daerah. Berkali-kali pula para caleg memberikan sebuah uang untuk Gen Z agar memberikan suaranya. Bahkan kepada mahasiswa juga di berikan iming-iming di gratiskan biaya kuliahnya jika memberikan suaranya. Oleh karena itu tidak sedikit pula yang berbondong-bondong berhasil di umpan untuk mengikuti pesta demokrasi ini.
Mengambil pelajaran dari sebelum-sebelumnya terkait Pilkada, para calon kepala daerah mencoba mendulang suara gen Z dengan berbagai cara dan juga berbagai tawaran ‘menarik” dengan janji hidup gen Z akan menjadi lebih baik dalam kepemimpinan mereka.
Gen Z harusnya membuka mata terhadap bobroknya sistem demokrasi sekuler ini. Bahwa mereka hanya di manfaatkan sebagai alat dalam mendokrak perekonomian bangsa. Sebab, negara berpotensi besar mendulang cuan dari potensi yang dimiliki oleh gen Z.
Gen Z hari ini hanya menjadi agent of economi dan agent of politic bukan sebagai Agen of Change islam. Hingga menjadi perpanjangan tangan pengusung nilai-nilai liberal, sekuler, dan kapitalisme yang menggurita. (mediaislam.id, 15/11/2024)
Gen Z seharusnya tidak boleh lupa bahwa dalam sistem demokrasi yang diterapkan hari ini, mereka hanya dibutuhkan suaranya untuk memenangkan pilkada. Setelah itu, nasib mereka tidak akan ada perubahan, sebagaimana masa-masa sebelumnya.
Gen Z harus menyadari hal ini. bahwa dalam negara sekuler demokrasi gen z hanya dipandang sebagai aset ekonomi. Ada banyak perbedaan mendasar pengelolaan urusan umat termasuk Gen Z dalam sistem hari ini dengan sistem Islam. Oleh karena itu, agar hidup sejahtera Gen Z membutuhkan tegaknya negara yang berasaskan aqidah shahih. Negara ini akan terwujud melalui penerapan Islam secara kafah dalam bingkai Khilafah.
Sudah saatnya Gen Z meninggalkan sistem sekuler demokrasi dan memahami sistem politik Islam agar menyadari jalan perjuangan yang harus ditapaki, dan tidak dibajak ole demokrasi.
Saatnya juga Gen Z harus memutar haluan untuk ikut memperjuangkan tegaknya Islam kaffah dalam mengembalikan hakikat politik. Dan menumbuhkan pola pikir Islam dalam pergerakan Dakwah.
Wallahu’alam bish-shawwab