Anak Durhaka Menuai Derita

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Anak Durhaka Menuai Derita

Oleh Dida

Muslimah Peduli Umat 

 

 

Beberapa waktu ini, marak kasus nyeleneh terkait perilaku anak terhadap orang tuanya. Durhaka, kata yang pantas disematkan kepada anak yang tega menghilangkan nyawa ibu kandungnya sendiri.

 

Saat ini, durhaka bertransformasi menjadi gaya Baru seolah itu sebuah hal yang lumrah. Seperti kasus anak yang menggugat harta orang tuanya, anak yang mencoba mempolisikan ibunya, ada juga anak yang menyerahkan ibunya ke panti jompo, yang lebih miris lagi anak yang tega membunuh ibu kandungnya sendiri. Nauzubillah, tsumma nauzubillah.

 

Semua itu tidak patut dijadikan contoh khususnya bagi generasi penerus. Anak -anak yang melupakan orang tua, menelantarkannya, menggugat hartanya, bahkan zalim terhadap orang tua adalah mereka yang membuang kunci surga.

 

Entah apa yang mempengaruhi pemikiran anak zaman sekarang, seandainya mereka tahu seperti apa ganjaran dalam memuliakannya (orang tua), tentu kejadian seperti di atas tidak akan pernah terjadi.

 

Berulangnya perbuatan kriminal yang dilakukan anak kepada orang tuanya, harusnya menjadi perhatian khusus pemerintah, mengingat sebagai pemangku kebijakan sekaligus penjamin keamanan harusnya cepat dalam menghentikan semua ini.

 

Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa kasus anak durhaka terus berulang? Maka, kita perlu memahami akar permasalahan yang terjadi. Jika kita telaah bersama, lemahnya pondasi keluarga yang aman, nyaman dan saling melindungi tidak bisa didapatkan pada sistem sekularisme yang diadopsi saat ini. Dan sekularisme adalah sebuah sistem buatan manusia, di mana sistem yang memisahkan agama dari kehidupan telah nyata merenggut peran dan adab dari anggota keluarga.

 

Sistem pendidikan sekuler tidak mendidik agar memahami birrul walidain, lahirlah generasi rusak yang tidak hanya rusak hubungannya dengan orang tua tapi juga hubungannya dengan Allah Swt.

 

Sistem Islam Menyelamatkan Moral Anak

 

Sistem Islam mengatur bahwa adanya kewajiban berbakti kepada orang tua akan menjadikan anak memiliki moral yang baik, hal ini tentu perlu kerjasama yang solid antara keluarga masyarakat dan negara agar dapat terealisasi dengan baik.

 

Juga menegakkan sistem sanksi yang menjerakan sehingga dapat mencegah semua bentuk kejahatan termasuk kekerasan anak kepada orang tua. Tidak ada jalan lain untuk menghentikan fenomena anak durhaka ini hanya dengan cara penerapan Islam kafah. Membina hubungan yang mendalam dengan Allah dan menjadi teladan yang positif. Hal ini akan membantu memastikan bahwa anak-anak tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab penuh hormat dan setia, semua ini tentu perlu peran keluarga, masyarakat, dan negara dalam sistem Islam. Sehingga persoalan anak durhaka akan terselesaikan dengan tuntas.

 

Wallahualam bissawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *