Wujudkan Kesejahteraan dengan Ekonomi Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Wujudkan Kesejahteraan dengan Ekonomi Islam

Oleh Sri Nawangsih

(Pendidik Generasi)

 

Keadilan adalah pilar kehidupan penting yang menjadi dambaan umat manusia, termasuk keadilan dalam bidang ekonomi. Tanpa keadilan masing-masing manusia akan berusaha untuk mendapatkan hasil yang lebih besar karena kerakusannya dan memungkinkan terjadinya kepemilikan harta secara zalim.

Dalam sistem kapitalisme, keadilan dan kesejahteraan akan sulit untuk diwujudkan. Sistem kapitalisme terbukti memberatkan rakyat, menciptakan kesenjangan sosial dan hanya menguntungkan kelompok elit tertentu. Inilah yang sudah sejak lama dirasakan oleh rakyat Indonesia, kehidupan rakyat semakin berat dari waktu ke waktu. Kesenjangan pendapatan tidak berubah sejak 20 tahun silam. Menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), 1% orang kaya menguasai 50% aset nasional. Kaum oligarki juga menguasai lahan lebih banyak dibandingkan rakyat kebanyakan. Presiden Jokowi mengakui bahwa 1% orang Indonesia menguasai 59% lahan di negeri ini.

Majalah Forbes versi Asia pada akhir tahun lalu menyebutkan pengusaha batu bara Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia dengan kekayaan US$ 378 triliun. Ironinya, menurut riset harian Kompas, ada 68% orang Indonesia tidak mampu membeli makanan bergizi. Padahal banyak konglomerat yang sumber kekayaannya berasal dari harta milik umum seperti tambang batu bara. Semestinya barang tambang seperti batubara, minyak dan gas, mineral, dll yang merupakan milik umum tersebut digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Bukan malah dikuasai oligarki.

Di sisi lain Pemerintah malah berencana memberikan subsidi untuk motor dan mobil listrik. Alasannya untuk mengurangi beban subsidi BBM dan pelestarian lingkungan. Sudah pasti yang menikmati kebijakan ini nantinya adalah para produsen mobil dan motor listrik, bukan rakyat.

Sistem ekonomi Islam terbukti menjamin kesejahteraan dan keadilan. Ada tiga hal penyebab Islam mampu menciptakan kehidupan yang adil dan mensejahterakan.

Pertama, setiap muslim termasuk penguasanya menjalankan aturan Islam didorong oleh ketakwaan kepada Allah SWT, bukan semata karena motif ekonomi. Para penguasa juga diperintahkan untuk menunaikan dan mengelola harta umat sebagai amanah dengan sebaik-baiknya. Demi menjaga kehati-hatian, Khalifah Umar bin Khatab Ra sampai memperlakukan harta rakyat seperti harta anak yatim, yang tentu besar dosanya jika harta tersebut diambil secara zalim.

Kedua, Syariah Islam mencegah konsentrasi kekayaan hanya pada segelintir orang, dengan beginjakan teratasi kesenjangan sosial di tengah masyarakat. Islam mewajibkan negara untuk menghapuskan setiap peluang akumulasi kekayaan hanya pada elit tertentu. Misalnya, Rasulullah pernah membagikan harta rampasan perang kepada kaum Muhajirin bukan kepada kaum Anshar agar harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja.

Ketiga, Islam mengharamkan memakan harta orang secara zalim. Setiap pengambilan harta dari sesama mesti berdasar saling Ridha dan sesuai dengan tuntutan syariah. Setiap pengambilan harta dengan cara paksaan dan menyalahi hukum Islam adalah perbuatan zalim. Larangan pengambilan harta secara paksa ini berlaku umum, termasuk oleh penguasa. Dalam syariah Islam, negara diharamkan memungut harta seperti berbagai pajak saat ini tanpa keridhaan rakyat dan bertentangan dengan syariat Islam. Dalam Islam, pungutan pajak hanya dipungut ketika kas negara dalam keadaan krisis. Artinya, pajak bersifat temporer, itupun hanya diambil dari warga Muslim yang kaya saja.

Meskipun secara riil mempraktekkan kapitalisme, elit politik tidak mau mengakui bahwa sebenarnya mereka menerapkan sistem kapitalisme. Disisi lain, mereka malah terus mengobarkan permusuhan terhadap ideologi Islam dengan menyebutnya sebagai ancama radikalisme. Padahal satu-satunya solusi dari berbagai kerusakan yang sudah diciptakan ideologi ciptaan manusia adalah Islam.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *