Waspada, Upaya Dejilbabisasi!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Dede Yulianti (Member Revowriter Bogor)

Membaca status FB seseorang yang katanya ustadz, dengan bangga melarang istrinya berjilbab, konon demi menyelamatkan negeri ini dari budaya arabisasi. Di akhir statusnya, ia menuliskan setiap komentar bully akan dihapus. Mirisnya, justru kolom komentar dibanjiri bullying terhadap jilbab. Tak dihapus tentunya, sebab seiring sejalan dengan pemikiran si pembuat status. Geram dan mengiris hati, jilbab sebagai salah satu syariat Islam seolah-olah layak diolok-olok dan direndahkan.

Ada apa dengan jilbab? Jika pelarangan penggunaan pakaian penutup aurat muslimah itu terjadi di negara Barat sekular, bukan hal yang baru. Namun anehnya, ada pihak yang menolak jilbab justru muncul di negeri yang mayoritas muslim ini. Wajar jika publik mempertanyakan. Apa sebenarnya motif di balik keberanian pengabaian terhadap salah satu syariat Islam ini.

Apalagi bertolakbelakang dengan fenomena kekinian. Berbondong-bondong, hampir seluruh kalangan muslimah di negeri ini mengenakan jilbab. Pegawai negeri, karyawan swasta, pelajar, mahasiswa, buruh, ibu rumahtangga, bahkan para pesohor yang dekat dengan dunia hedon sekalipun. Berbeda jauh dengan kondisi umat Islam di masa lalu.

Lalu, inikah yang ditakuti? Kenyataan bahwa umat semakin mencintai dan mendekati syariat agamanya sendiri. Adakah ancaman di balik ketaatan setiap insan? Mengapa yang katanya ustadz lebih takut fenomena ‘arabisasi’ dalam pandangannya, dibandingkan dengan ‘westernisasi.’ Lebih berbahaya mana, gaya hidup Islami atau gaya hidup serba bebas.

Jika memang benar-benar ingin menyelamatkan negeri ini, sepatutnya melihat fakta buruk yang kadung melilit ibu Pertiwi. Narkoba, perzinaan, penyimpangan seksual, pemerkosaan, pencabulan terhadap anak-anak, apakah disebabkan ketaatan seseorang kepada Allah atau sebaliknya.

Sorry to say, publik sekarang sudah cerdas. Bosan dengan jualan sekularisme liberal sampah yang tak laku dijajakan. Umat kian menyadari, penyebab terpuruknya negeri ini disebabkan racun-racun kebebasan yang disuntikkan secara masif dan terstruktur.

Justru mereka semakin paham, siapa pihak yang mencintai dan ingin menyelamatkan negeri ini. Berbagai ajaran Islam sudah tak asing bagi mereka, semakin digandrungi bahkan ditaati.

Hanya pihak-pihak penjaja ide sekular liberal saja yang membenci gelombang kesadaran umat yang kian tak terbendung. Sehingga tanpa malu-malu, mati-matian menghadang ketaatan pada syariat. Kerja keras mereka meredam dan menjauhkan ajaran Islam hanya akan menghasilkan kesia-siaan dan penyesalan di dunia maupun di akhirat. Sebab Allah SWT telah menjanjikan akhir kehidupan dunia ini dimenangkan Islam dan kaum muslimin.

اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه

“Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebuah kebenaran dan berikan rizki kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu sebuah kebatilan dan berikan rizki kepada kami agar menjauhinya.”

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *