Vaksinasi Pelajar Masih Minim, Harapan Hampa PTM Maksimal

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Widya Amidyas Fillah (Pendidik Generasi)

 

Kegiatan Belajar mengajar tahun ajaran 2021/2022 telah dimulai. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang rencananya akan dilaksanakan di tahun ajaran ini, nyatanya batal. Sebab penyebaran Covid-19 meningkat tajam pasca Idul Fitri 1442 H lalu. Di akhir tahun ajaran lalu, pemerintah memprogramkan vaksinasi Covid-19 kepada Guru dan tenaga kependidikan secara bertahap. Dengan harapan kegiatan PTM dapat dilaksanakan di tahun ajaran ini.

Sayangnya, selain sebaran Covid-19 meningkat tajam, program vaksinasi Covid-19 belum menyeluruh sampai dengan saa tini. Terutama vaksinasi yang dilakukan kepada pelajar, dimana mereka merupakan bagian penting dalam kegiatan PTM selain Guru dan tenaga kependidikan. Kenyataan yang dihadapi saat ini, justru pelaksanaan vaksinasi Covid-19 baru dimulai di beberapa sekolah ketika tahun ajaran baru.

Kepala Dinas Pendidikan Dedi Supandi mengatakan bahwa saat ini terdapat 1,8 juta siswa tingkat SMA dari 4.966 sekolah di Jawa Barat akan mendapatkan vaksinasi secara bertahap. Pada tahap ke dua nanti, akan dilakukan di setiap satuan pendidikan oleh puskesmas di Kabupaten/Kota masing-masing, dengan ketentuan lokasi sekolah atau fasilitas sekolah digunakan untuk tempat vaksinasi.

“Hari ini di SMA 5 sedang dilaksanakan vaksinasi, 1.000 siswa Insya Allah hari ini beres, semuanya dari pagi sampai sore,” tuturnya di SMAN 5 Bandung pada rabu, 14/7/2021 (Sumber : newsdetik.com).

Pelaksanaan vaksinasi terhadap pelajar, sebetulnya dinilai lamban. Seharusnya pelaksanaannya rampung sebelum PTM di tahun ajaran baru dimulai. Mengingat kebijakan PTM digembar-gemborkan akan dilaksanakan di awal tahun ajaran baru ini. Walhasil, paparan Covid-19 meningkat, PTM gagal dilaksanakan dan berbagai kalangan kecewa, mulai dari Guru, siswa hingga para orang tua. Yasfa (16) siswa kelas XII SMA 1 Bandung mengatakan bahwa PJJ kurang memadai untuk belajar karena terbatasnya interaksi antara Guru dan murid.

“Kalau sekolah tatap muka kita bingung bisa langsung tanya ke Guru. Kalau online ini agak susah. Responnya juga lamakan,’’ ujarnya (Sumber : newsdetik.com).

Sudah menjadi kewajiban pemimpin dalam menyelesaikan berbagai persoalan rakyatnya dengan segera, efektif, tanpa tebang pilih, tanpa timbang untung dan rugi serta berpegang teguh pada aturan Allah Azza wajalla. Sejatinya permasalahan pelik ini tidak dibiarkan berlarut-larut hingga banyak hal yang dikorbankan mulai dari sandang, papan, kesehatan, pendidikan bahkan nyawa. Sebab pemimpin diamanahi untuk melayani dan memastikan kemaslahatan rakyatnya.

Abu Hurairah RA berkata, “ketika Nabi SAW di suatu majlis sedang berbicara dengan suatu kaum. Beliau bersabda; Apa bila amanat itu telah disia-siakan, maka nantikanlah kiamat (kehancuran). Ia berkata ”Bagaimana menyia-nyiakannya? Beliau bersabda “Apabila perkara (urusan) diserahkan (pada suatu riwayat disebutkan dengan “disandarkan”) kepada selain ahlinya, maka nantikan kiamat (kehancurannya).” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah).

Maka, pemimpin yang baik tidak akan pernah mau menunda-nunda waktu, menyia-nyiakan amanat sehingga permsalahan wabah ini berlangsung berlarut-larut dan berdampak pada berbagai persoalan hidup rakyatnya, termasuk kegiatan pendidikan yang tidak dapat dilaksanakan secara optimal akibat pandemi dan carut-marut penanganannya.

Wallaahua’lam bishshawaab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *