Usia Hambat PPDB Sekolah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Najwa Nashita (Aktivis Pergerakan Mahasiswi di Surabaya)

Akhir ini, banyak bermunculan di televisi atau pun sosial media. Tentang berita PPDB yang menuai kisruh karna usia. Menurut Komnas anak banyak laporan dan protes dari orang tua siswa terhadap mekanisme sistem pembatasan usia pada PPDB tahun ini sehingga pihaknya menuntut agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membatalkan proses PPDB DKI Jakarta dan mengulang kembali penerimaan murid baru.

Di lansir dari Kompas.tv, terkait penerimaan berdasarkan usia, Pemprov DKI menegaskan, hanya menjalankan peraturan kemendikbud tentang PPDB. Berdasarkan surat keputusan kepala dinas pendidikan nomor 501 tahun 2020 tentang penetapan zonasi sekolah untuk penerimaan peserta didik baru tahun pelajaran 2020-2021. Apabila jumlah pendaftar PPDB jalur zonasi melebihi daya tampung, maka dilakukan seleksi berdasarkan usia, urutan pilihan sekolah, dan waktu mendaftar. Pada Sabtu (27/05/2020)

Peristiwa di atas merupakan hal yang wajar dan terjadi di dalam sistem sekulerisme seperti saat ini. Dan sekularisasi ilmu dalam sistem pendidikan hari ini telah menimbulkan dampak yang luar biasa pada umat. Sistem pendidikan di negeri-negeri muslim terinfeksi nilai-nilai kebebasan dan sekulerisme. Konsekuensi lanjutnya, kaum terpelajar menjadi terpisah dari umat Karang sulit memahami persoalan umat karena hilangnya pemikiran politik Islam justru mengadopsi cara berpikir ilmiah sekuler dan metode ilmiah Barat.

Proses sekulerisasi ini terus berestafet dengan ideologi kapitalisme yang menjadi pengendara utama di dalam dunia pendidikan modern ini sehingga menyebabkan berkembangnya pragmatisme dalam pendidikan yang tercermin dari tujuan pendidikan yang terlampau materialistik.

Islam telah menggambarkan betapa pentingnya ilmu dan pendidikan, Ia adalah salah satu kebutuhan hidup dan manifestasi kebangkitan dan tanda ketinggian bangsa. Tujuan pendidikan adalah pembentukan kepribadian Islam dan memberikan kepada masyarakat apapun yang dibutuhkan dari sains dan ilmu untuk mencapai kecukupan dan kemuliaan, sehingga menjadi independen dari negara-negara lain. Selain itu, dengan pendidikan adalah cara untuk melestarikan budaya bangsa dan perkembangannya, yang merupakan tanda peradabannya dan dasar dari standar dan sistem kehidupan yang berusaha untuk diterapkan dalam negeri dan disebarkan ke luar negeri.

Mengajarkan keterampilan dan pengetahuan praktis untuk kehidupan juga sebagai tujuan dari pendidikan. Sebagai salah satu contoh dari tujuan pendidikan sekolah adalah untuk mengajarkan kepada para murid keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan, untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka guna mempersiapkan mereka untuk terlibat dalam ranah kehidupan praktis seperti matematika, sains, umum serta pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan berbagai alat penemuan, misalnya peralatan listrik, elektronik, komputer, peralatan rumah tangga, industri, dan sebagainya.

Jadi, Islam adalah agama yang memuliakan kan ilmu. Dan itu ditopang kuat oleh sebuah naungan negara. Yakni negara Khilafah titik sebuah sistem Islam yang melahirkan para pemimpin yang luar biasa seperti Umar Bin Khattab, Umar bin Abdul Aziz, dan Harun ar-rasyid dan para ulama yang luar biasa, seperti Asy – Syafi’i, Ibnu Taimiyah dan Nafissah binti Hassan, dan para ilmuwan terkemuka seperti Ibnu Sina, Al -Khawarizmi, dan Mariam Al-Astrolabiya’ dan sistem ini akan sekali lagi melahirkan para pemimpin, mujtahidin dan inovator ilmiah yang luar biasa untuk umat.
Wallahu A’lam Bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *