Tumpang Tindih Kebijakan Korbankan Rakyat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Siti Solehati S.E, (Aktifis Muslimah Cimahi)

Miris, sudah satu semester Negara belum mampu mengatasi pandemi Covid-19. Semakin hari jumlah kasus semakin bertambah. Dilansir Kompas TV jumlah kasus Covid-19 harian dan temuan sejumlah klaster sebaran baru menunjukkan laju infeksi virus corona belum sepenuhnya mampu dikendalikan seiring dimulainya pelonggaran aktivitas menuju kenormalan baru.

Lebih dari sepekan terakhir, terdapat sejumlah temuan klaster sebaran Covid-19 dengan jumlah orang yang positif terjangkit tidak kecil. Paling mutakhir, sebanyak 99 anggota TNI Angkatan Darat di lingkungan pusat pendidikan polisi militer Pusdikpom Cimahi, dinyatakan positif terjangkit corona.

Negara Kapitalisme terkesan gagap tangani Covid-19. Di kala laju infeksi masih terus menanjak, pemerintah malah membuat kebijakan New Normal atau disebut juga adaptasi kebiasaan baru yang melazimkan setiap orang untuk beraktifitas sebagai biasa namun dengan penerapan protokol kesehatan.

Sistem Kapitalisme yang rapuh membuat roda perekonomian kacau dikala pandemi yang terjadi saat ini. Sehingga Presiden Jokowi mengingatkan jajaran menteri dan kepala daerah untuk bersiap dengan skenario dalam mengantisipasi dampak pandemi Covid-19, termasuk kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global.

Untuk menghindari resesi ekonomi, pemerintah berupaya untuk memutar kembali roda perekonomian. Inilah yang menjadi awal dari kebijakan new normal. Rakyat dikorbankan demi kepentingan korporasi.

Berbeda dengan Negara yang menerapkan sistem Islam dalam sistem Islam, Negara memiliki sistem perekonomian yang mandiri dan kokoh. Didukung sistem perpolitikan yang handal membuat Negara tidak mudah mengalami resesi baik saat wabah ataupun keadaan normal.

Hal ini dibuktikan saat Khalifah Umar Bin Khattab mengadapi wabah tha’un dimana Negara pada saat itu dengan sigap dapat mengatasi problem tersebut. Negara fokus dalam upaya menyelamatkan rakyat serta mengatasi wabah tanpa khawatir terjadi resesi perekonomian seperti sekarang. Terlebih fungsi Negara dalam Islam merupakan pengurus rakyat.

Rasulullah SAW bersabda, “Imam (khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.”
(HR.Bukhari)

Untuk itu fokus Negara dalam Islam adalah untuk kepentingan rakyatnya.

Maka, sudah selayaknya kita campakan sistem Kapitalisme yang hanya menyengsarakan rakyat. Sudah saatnya kita kembali menerapkan Islam sebagai aturan kehidupan baik dalam ranah individu hingga ranah Negara. Karena hanya Islam yang mampu menjadi solusi atas problematika yang terjadi saat ini.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *