Trend Adopsi Spirit Doll atau Boneka Arwah, Pendangkalan Akidah di Era Milenial

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ratna Kurniawati (Aktivis Remaja)

 

Beberapa waktu yang lalu public tanah air dihebohkan dengan public figure yang memiliki dan memamerkan koleksi Spirit Doll atau boneka arwah. Pemiliknya yakin bahwa itu bukan hanya sekedar boneka namun menganggap sebagai bayi atau anaknya sendiri.

Bahkan ada yang meyakini bahwa dengan mengadopsi Spirit Doll dan memperlakukan mereka selayaknya manusia akan memberikan keberuntungan dan kebaikan bagi mereka.

Spirit Doll tersebut diperlakukan seperti bayi diberikan pengasuh, makan dan minum layaknya manusia. Bahkan rela membayar mahal pengasuh untuk menemani spirit doll.

Apa itu Spirit Doll?

Dikutip dari harian kompas.com Spirit Doll adalah boneka yang menyerupai bayi dan diperlakukan layaknya anak dengan diberi makan, berpakaian, dan dirawat setiap hari.

Sejarah spirit doll mirip seperti boneka bayi dari Thailand yang disebut Luk Thep. Luk Thep atau “Malaikat Anak” dalam bahasa Thailand adalah boneka bayi yang dipercaya dirasuki roh halus pembawa keberuntungan, dan kemakmuran.

Terdapat beberapa teori mengenai bagaimana tradisi Luk Thep ini muncul. Salah satunya mengatakan Luk Thep dipopulerkan oleh Mae Ning. Dia disebut-sebut bertanggungjawab mengubah boneka plastik sederhana menjadi pembawa keberuntungan yang dihormati. Dia merupakan penjual boneka dan juga mengaku sebagai ahli ritual Hindu. Dia mengklaim saat siaran bahwa boneka memiliki kekuatan super. Tak lama setelah mengeluarkan pernyataan tersebut, para biksu Budha dan peramal mengadakan ritual untuk menempatkan roh keberuntungan ke dalam boneka plastik.Kenapa hal tersebut bisa terjadi?

Trend tersebut bisa terjadi karena buah diterapkannya sekulerisme di tengah masyarakat yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya dianggap sebagai ritual semata. Agama tidak boleh mengatur kehidupan dan tingkah laku manusia akibatnya manusia berperilaku tidak masuk akal dan bertentangan dengan fitrahnya manusia. Fitrah manusia adalah memiliki gharizah tadayyun yaitu mengeesakan Allah SWT namun malah mempercayai spirit dolls sebagai pembawa keberuntungan dan kesuksesan. Fitrah manusia memiliki gharizah nau naluri berkasih sayang seperti memiliki keturunan namun mereka memilih mengadopsi spirit dolls karena takut tidak siap memiliki anak atau memiliki keturunan. Pedangkalan aqidah secara pelan-pelan menggerus kalangan milenial. Mereka para kapitalis menyasar public figure karena public figure dianggap sebagai idola yang akan menjadi panutannya.

Perilaku yang menyimpang dan melanggar aqidah Islam tidak akan terjadi jika kita hidup bukan negeri yang berbasis kapitalis. Hal ini akan berbeda jika kita hidup dalam negeri yang berlandaskan Islam yakni Khilafah Islamiyah dimana yang perilaku yang melanggar syariat Islam dan menyimpang seperti memelihara boneka sebagai pembawa keberuntungan dan kesuksesan dapat dicegah. Segala perkara khufarat dan tahayul diberantas oleh Negara karena masyarakat dibina dengan ilmu Islam. Oleh karena itu, sudah saatnya kita kembali dengan sistem Islam Khilafah Islamiyah agar manusia selamat, hidup damai dan tentram.

Wa’alahualam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *