Tragedi Srebrenica, Nestapa Umat Tanpa Junnah!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ummul Asminingrum

Srebrenica adalah sebuah kota kecil yang terletak di Bosnia dan Herzegovina timur, di entitas Republika Srpska. Srebrenica merupakan kota di pegunungan kecil. Luas wilayahnya adalah 527 km² dengan jumlah penduduk sekitar 15.242 jiwa (2013).

Setiap tahun Komunitas Muslim di Bosnia memperingati pembantaian di Srebrenica, saat Perang Bosnia. Pada tahun ini genap 25 tahun pembantaian massal itu terjadi. Ada 8.372 umat Muslim yang tewas dalam pembantaian itu. Pada Juli 1995, Umat muslim di kota itu menjadi korban pembersihan etnis oleh Pasukan Serbia Bosnia yang dipimpin Jenderal Ratko Mladic. (Liputan6.com, 14/07/2020)

Kala itu, Muslim Bosnia dibantai dalam waktu empat hari dan di kubur di kuburan massal yang belum digali. Mereka dalam keadaan terikat dan mata tertutup. Mereka dipisahkan dari ibu, istri dan anak perempuan mereka. Mereka diusir jauh dari wilayah Bosnia. Meski sudah 25 tahun peristiwa itu terjadi, namun kuburan massal baru masih ditemukan.

Selain membantai laki-laki dewasa dan remaja muslim. Peristiwa itu juga merenggut kehormatan wanitanya. Lebih dari 50.000 muslimah dan anak perempuan diperkosa di rumah-rumah mereka, di hotel-hotel, camp-camp, dan di tempat umum oleh unit paramiliter Serbia.

Tragedi Srebrenica dan perang Bosnia ini seharusnya menjadi pelajaran penting bagi umat saat ini bahwa tanpa sayap pelindung umat, yakni Khilafah Islamiah negeri-negeri Muslim akan terus tertindas. Tanah mereka menjadi medan pertarungan kepentingan negara besar. Mereka tak segan mengorbankan ribuan nyawa kaum muslim demi memuaskan nasfu dan ambisi kekuasaan mereka. Kebengisan terhadap muslim akan terus terjadi selama ideologi sekuler Kapitalisme diterapkan secara global.

Tragedi ini juga menjadi bukti tidak adanya perlakuan adil dari PBB terhadap negeri berpenduduk muslim. Bahkan PBB menjadi alat legitimasi penjahat untuk memuaskan nafsu kedengkiannya terhadap Islam dan kaum Muslim. Lihat saja apa yang dilakukan PBB sungguh tidak bisa diharapkan kaum muslim.

Memasuki 1995, situasi di Srebrenica makin berbahaya. PBB kemudian membentuk pasukan UNPROFOR yang diisi oleh sekitar 400 tentara asal Belanda. Sejak April 1993, PBB juga menjadikan Srebrenica sebagai wilayah aman. Artinya kota tersebut tidak boleh dijadikan lahan pertempuran oleh seluruh pihak yang sedang berperang.

Namun pada kenyataannya ketika itu ada seorang ibu bersama bayinya yang baru berumur beberapa bulan. Seorang tentara JNA menyuruh agar ia menenangkan si bayi yang menangis terus. Upaya si ibu gagal, lalu tentara itu merebut si bayi dan menyayat lehernya. Ia tertawa. Ada tentara Belanda (UNPROFOR) yang cuma melihat dan tak berbuat apa-apa. (Tirto.id, 11/07/2018)

Sejarah menyoroti kegagalan UNPROFOR dalam kasus ini sebagai tindakan yang amat fatal. Membiarkan kejahatan terjadi di mata mereka hanyalah fragmen kecil.

Memang tak pantas dan tak seharusnya umat ini menaruh harapan kepada PBB atau negara adidaya lainnya. Sebab tak hanya pada kasus genosida di Bosnia ini saja PBB tak berkutik. Sampai sekarang kita masih bisa menyaksikan bagaimana penderitaan umat muslim di berbagai penjuru dunia seperti di Pelestina, Suriah, Irak, Rohingya, Myanmar, Xinjiang China, dan lain-lain. Allah SWT berfirman dalam surat Al Maidah ayat 51:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Artinya:
_Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu) [wali, pelindung atau pemimpin]; mereka satu sama lain saling melindungi. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia [wali, pelindung atau pemimpin], maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim_.

Hanya dengan sistem Islam yang diterapkan dalam sebuah institusi negara sajalah yang mampu menjadi pelindung dan penjaga kehormatan kaum muslim. Bahkan dalam sejarah diterapkannya Islam tak pernah ada penindasan apalagi pembantaian terhadap warga non muslim. Semua dijaga baik jiwa,harta dan kehormatannya oleh negara. Sebab dalam sistem Islam peran Khalifah adalah sebagai Junnah.

Nabi Muhammad Saw bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

_Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya_. (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Wallahu’alam bish-shawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *