Oleh : Indriani (Aktivis Muslimah Jakarta Utara)
Seringkali apa yang menjadi tontonan kita dapat menjadi tuntunan, apa yang kita lihat, dengar dan baca bisa memengaruhi diri kita. Dan tak jarang akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.
Jika apa yang kita tonton, lihat, dengar, dan baca adalah hal yang baik tentu akan memberi pengaruh yang baik bagi diri kita.
Tapi jika apa yang kita tonton, lihat, dengar, dan baca adalah hal hal yang buruk dan dapat merusak pemikiran serta Aqidah kita, tak menutup kemungkinan akan memberi pengaruh yang buruk pada diri kita, yang juga dapat merusak pemikiran, hilangnya rasa kemanusiaan dan berkasih sayang, dan parahnya lagi bisa merusak Aqidah kita.
Seperti kasus pembunuhan yang dilakukan oleh gadis remaja (NF) yang berusia15 tahun, seorang gadis remaja yang membunuh anak berusia 5 tahun. Diketahui gadis remaja ini suka menonton film, salah satu film yang menjadi kesukaannya yaitu film horor yang berjudul ‘Chucky’, sebuah film yang dapat menghantarkan dirinya untuk melakukan pembunuhan.
Dikutip dari Jakarta, CNN Indonesia — Kepolisian Resor Jakarta Pusat tengah mendalami kejiwaan gadis berusia 15 tahun berinsial NF yang diduga membunuh anak berusia 5 tahun. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, mengatakan saat ini NF masih diperiksa.
Salah satunya adalah dua tokoh favorit yang ditontonnya.
“Kami tanya bagaimana perasaan setelah kejadian ini, dia katakan ‘saya puas’. Yang bersangkutan akan kami periksa secara psikologis secara mendalam,” kata Yusri saat jumpa media di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3).
Yusri mengatakan kepolisian meminta bantuan dari ahli Psikologi untuk mengetahui secara pasti motif pembunuhan. Dari pemeriksaan sampai saat ini, NF mengaku membubuh karena hasrat yang muncul seketika.
Pemikiran yang rusak serta hilangnya rasa berkasih sayang yang muncul akibat dari banyaknya tontonan yang merusak dan tidak mendidik.
Sebab di sistem yang telah rusak ini dengan sangat mudah untuk mendapatkan dan melihat tontonan yang merusak serta tidak mendidik.
Terlebih lagi saat ini kita hidup dalam sistem yang rusak. Dimana agama harus terpisah dengan kehidupan. Akhirnya film-film yang merusak pemikiran, perasaan, serta Aqidah sangat dengan mudah dan banyak ditayangkan, karena dengan banyaknya orang yang melihat film tersebut tentu akan menghasilkan banyak pendapatan bagi mereka yang mencari keuntungan dengan memanfaatkan sistem saat ini.
Lalu apa yang didapatkan oleh orang-orang yang menontonnya? Tak ada yang didapatkan selain dari pada kerusakan dan keburukan lainnya.
Dan pada akhirnya film-film tersebut bukan mendidik agar mencetak para generasi gemilang dimasa mendatang tapi malah merusak pemikiran, perasaan serta Aqidah.
Serta lalainya pemerintah dalam mengawasi film apa saja yang layak untuk ditayangkan. Demi mendapat keuntungan materi sampai membiarkan tontonan merusak ada di mana-mana.
Tentunya kasus seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, jika terus dibiarkan tak menutup kemungkinan akan semakin banyak para generasi rusak lainnya.
Kita butuh solusi yang dapat mengatur segala aspek kehidupan kita, sebuah solusi yang dapat mengatur apa yang baik untuk dilihat, ditonton, dibaca dan diperdengarkan. Yang darinya dapat memberikan pengaruh yang baik bagi diri kita.
Tentunya tidak ada solusi selain dari pada Islam, sebab Islam melarang untuk melakukan pembunuhan baik terhadap manusia ataupun hewan, kecuali orang yang darahnya halal untuk dibunuh salah satunya seperti murtad/keluar dari islam.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat (Al – Isra’/17:33)
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. [Al-Isra`/17:33].
Sudah pasti jika Islam yang menjadi sistem dalam kehidupan maka segala kehidupan kita akan diatur oleh Syariat Islam.
Apa yang kita tonton, lihat, dengar dan bacapun akan diatur.
Islam akan meminilasir segala sesuatu yang dapat melahirkan kerusakan dalam bentuk apapun.
Selain dari pada sistem, diri kitapun harus ikut serta untuk melakukan perubahan agar tercipta hal baik pada diri kita. Yaitu dengan sering mendatangi majelis ilmu, membaca Al-Qur’an, mengganti film yang tidak mendidik dengan video-video dakwah, membaca buku tentang Islam, dan hal positif lainnya. Dan berteman dengan orang orang yang karena berteman dengannya dapat mengingatkan kita pada Allah, yang InsyaaAllah akan membuat diri kita jauh untuk melakukan hal hal yang buruk
“Teman yang baik itu adalah seorang yang dengan hanya memandangnya mengingatkan kita kepada Allah taala, yang percakapannya meningkatkan pengetahuan dan perbuatannya mengingatkan kita akan akhirat.” (HR. Bukhari)
Serta peran orang tua yang turut serta dalam mengawasi, melindungi dan mendidik anaknya agar tidak melakukan hal yang melanggar hukum yang telah Allah berikan. Yaitu dengan memberikan pemahan aqidah yang kuat pada anaknya.
Juga peran masyarakat untuk saling menasihati, saling mengajak pada kebaikan, dan mencegah tindakan-tindakan yang keluar dari koridor hukum syara.
Sudah saatnya kita bersama sama berjuang menegakkan kembali Syariat Islam, hidup dalam aturan yang dibuat langsung oleh sang pencipta, menjalankan hukum sesuai dengan Al-Qur’an dan As Sunnah. Karena hanya Islamlah yang dapat menuntaskan setiap permasalahan kehidupan yang terjadi. Yang dengan hidup dibawah SyariatNya tentu akan tercipta kehidupan yang damai, tenteram dan saling menyayangi dengan sesama. Dan dengannya kehidupan akan menjadi penuh berkah sebab berada dalam naungan Islam
Wallahu’alam bishawab.