Oleh: Sucianda Inggria S.Pd.I
Disahkannya UU Omnibus Law atau Ciptaker telah membuat panas Indonesia. Berbagai aliansi mulai dari buruh, mahasiswa hingga pelajar turun kejalan menolak disahkannya UU tersebut. Bahkan jagad dunia maya pun ikut meramaikan dengan berbagai tagar Twitter menunjukkan kekecewaan atas ketok palu tanda sah UU Omnibus Law. Namun disaat yang sama pemerintah sendiri tak bergeming. Seolah menginformasikan kepada siapa berpihak.
Nyatanya bukan pro rakyat melainkan pro konglomerat. Inilah watak kapitalisme. Sistem kapitalisme menyerahkan pengurusan rakyat kepada pengusaha. Tak heran jika pemerintah mengutamakan kepentingan pengusaha. Karena itu adalah tuntutan dari sistem kapitalisme. Ini sangat bertentangan dengan Islam. Dalam Islam, seorang pemimpin sejatinya adalah pelayan urusan umat. Dialah yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya. Negara yang menjamin urusan ketenagakerjaan demi kebaikan warganya.
Rasulullah SAW bersabda :
“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari)
Oleh karena itu, UU Omnibus Law dan UU lainnya yang menyengsarakan rakyat adalah produk sistem kapitalisme. Sudah saatnya tolak kapitalisme yang merupakan biang kerok kesengsaraan di negeri ini. Sudah saatnya kembali kepada aturan Sang Pencipta Allah SWT. Berasal dari Tuhan yang mengetahui baik buruknya bagi manusia yang akan menghantarkan keselamatan bagi manusia.
Allah SWT berfirman :
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia.” (QS Al Anbiya: 107).