Titik Balik Perjuangan Umat Islam Suriah Pasca Jatuhnya Pemerintahan Bashar Al-Assad

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Titik Balik Perjuangan Umat Islam Suriah Pasca Jatuhnya Pemerintahan Bashar Al-Assad

Alin FM 

Praktisi Multimedia dan Penulis 

 

Dalam sebuah kejadian yang mengejutkan dunia, pejuang oposisi Suriah telah berhasil merebut kendali atas Ibu Kota Damaskus. Setelah bertahun-tahun konflik berdarah, momen bersejarah ini menandai titik balik dalam perjuangan rakyat Suriah melawan rezim Bashar Al-Assad yang telah berkuasa selama lebih dari satu dekade.

 

Pertempuran sengit berlangsung di berbagai sudut kota, dengan pejuang oposisi menunjukkan keberanian dan strategi yang luar biasa. Para pejuang, yang terdiri dari berbagai kelompok oposisi, bersatu dalam satu tujuan: mengakhiri penindasan dan ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Suriah. Dengan semangat yang membara, mereka berhasil menembus garis pertahanan terakhir pasukan pemerintah dan memasuki jantung Damaskus.

 

Setelah penguasaan penuh, para pemimpin oposisi mengumumkan secara resmi jatuhnya pemerintahan Bashar Al-Assad. Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada publik, mereka menyerukan kepada semua warga Suriah untuk bersatu dalam membangun masa depan baru yang bebas dari tirani. “Kami nyatakan Damaskus bebas dari tiran Bashar al-Assad”. tegas salah satu juru bicara oposisi.

 

Berita ini segera menyebar ke seluruh dunia, memicu reaksi beragam dari berbagai negara. Sementara beberapa negara menyambut baik perkembangan ini dan mendukung perjuangan rakyat Suriah, yang lain menunjukkan kekhawatiran akan kemungkinan kekacauan lebih lanjut di wilayah tersebut. Masyarakat internasional kini mengawasi dengan cermat situasi yang berkembang, berharap agar transisi menuju pemerintahan baru dapat berlangsung damai.

 

Tetapi tantangan besar masih menghadang. Meskipun pemerintahan Assad telah runtuh, stabilitas di Suriah masih menjadi tanda tanya. Berbagai kelompok bersenjata dan kepentingan asing yang terlibat dalam konflik ini dapat menyebabkan ketegangan baru di wilayah tersebut.

 

Dunia kini menunggu langkah selanjutnya dari pejuang oposisi dan masyarakat Suriah. Apakah mereka dapat bersatu untuk membangun pemerintahan baru dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyyah? Atau akankah Suriah terjebak dalam demokrasi Kapitalisme berbingkai politik sekuler? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

 

Perkembangan politik di Suriah dapat mempengaruhi geopolitik di kawasan Timur Tengah dan seantero dunia. Munculnya Peradaban Islam yang dinantikan, Khilafah Islam.

 

 

Sejak awal konflik pada tahun 2011, Suriah telah mengalami perang saudara yang berkepanjangan terhadap rezim Bashar Al Assad yang telah mengakibatkan kehancuran infrastruktur, pengungsian massal, dan krisis kemanusiaan yang parah.

Demokrasi yang diagungkan barat hanya jebakan politik sekuler bagi umat Islam Suriah dalam menyelesaikan konflik dalam negeri. Namun pada kenyataannya tidak menghasilkan perubahan nyata dan hanya menciptakan ilusi partisipasi politik.

 

Di Suriah, ada beberapa upaya untuk mengadakan pemilihan umum dan reformasi politik, banyak pengamat berpendapat bahwa hal itu tidak diiringi dengan kondisi yang memungkinkan menyelesaikan konflik di Suriah.

 

Konflik yang berkepanjangan, campur tangan asing, dan kebangkitan kelompok-kelompok oposisi telah membuat situasi semakin rumit. Banyak warga Suriah merasa terjebak dalam siklus kekerasan dan ketidakpastian, tanpa adanya jalan keluar yang jelas menuju stabilitas Politik Ekonomi.

 

Dalam analisis ini, penting untuk mempertimbangkan berbagai perspektif dan faktor yang mempengaruhi dinamika politik di Suriah, termasuk peran aktor internasional, agen-agen barat, kebijakan pemerintah, dan aspirasi umat Islam Suriah sendiri.

 

Kini, Umat Islam Suriah hanya berharap dengan pertolongan Allah SWT karena sejatinya kekuasaan Adalah milikNya.

 

﴿نَصْرٌ مِنَ اللهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ﴾

“Pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman” (TQS ash-Shaff)

 

Umat Islam seluruh dunia selama 1 abad dirundung derita akibat tidak terapkannya Islam secara keseluruhan. Kini harapan satu-satunya Adalah kembali kepada hukum-hukum Allah SWT dalam bingkai Khilafah Islam Ar Rasyidah a’la minhajil Nubuwwah.

 

Satu hal yang pasti, kemenangan Islam adalah sebuah kepastian. Allah SWT berjanji akan menyempurnakan cahaya agama-Nya dan meneguhkan kedudukan umat Islam. Hal ini dinyatakan dalam Surah An-Nur ayat 55:

 

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan Dia pasti akan menguatkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai untuk mereka, dan Dia pasti akan menukar mereka setelah rasa takut mereka menjadi aman. Mereka menyembah-Ku dan tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun…”

 

Ayat ini adalah sebuah janji yang mengandung harapan dan kekuatan. Allah SWT tidak hanya menjanjikan kekuasaan di bumi, tetapi juga keteguhan iman dan keamanan bagi umat-Nya. Ini adalah pengingat bagi orang-orang beriman bahwa meskipun umat Islam menghadapi berbagai kesulitan, pertolongan Allah SWT selalu dekat.

 

Kemenangan Islam hanya diukur dari penerapan syariah Islam secara kaffah. Kemenangan sejati adalah ketika umat Islam bersatu dalam satu kepemimpinan, Daulah Khilafah Islamiyyah.

 

Inilah saat di mana cahaya Islam akan bersinar lebih terang. Saatnya kita bangkit dan meyakini bahwa masa depan adalah milik umat Islam. Kemenangan Islam pasti akan terjadi, karena Allah SWT telah berjanji.

 

Wallahu a’lam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *