Tinggalkan Kapitalisme, Kembali Pada Syariat Kaffah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

 

Ramadhan selalu datang menyapa kita setiap tahun, kaum muslimin di seluruh dunia menyambutnya dengan gembira dan penuh rasa syukur. Hanya tahun ini Ramadhan menemui kita dalam suasana yang berbeda. Ramadhan hadir dalam situasi ancaman wabah virus korona, makhluk kecil ciptaan Alloh yang sangat mematikan dan berbahaya.

Sejauh ini pandemi korona telah memprakporandakan dunia. Kemapanan dan keangkuhan negara-negara adidaya runtuh. Cina, Amerika Serikat, Italia, Spanyol, Perancis dengan kemajuan ekonomi dan teknologinya mendadak jatuh. Para kepala negara dari negara-negara besar diuji kemampuan kepemimpinannya. Para taipan ekonomi ambruk akibat resesi ekonomi global.

Negara-negara barat selama ini merasa digdaya dengan sistem politik dan ekonomi yang diembannya. Selalu merasa tidak ada negara manapun yang mampu menandingi mereka. Merasa dirinya paling kuat dan paling berkuasa sehingga bersikap arogan kepada negara lain. Dengan sangat rakus mereka mengeksploitasi manusia lemah, bumi dan sumber daya alam dengan perhitungan keuntungan materi semata. Akhirnya jutaan manusia termiskinkan dan alam pun mengalami kerusakan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern ini semakin melengkapi keangkuhan mereka. Manusia menjadi budak teknologi terlebih di era teknologi informasi yang kian tanpa batas. Mereka tumbuh menjadi sosok manusia-manusia angkuh di hadapan Tuhan. Mereka lupa ke-Mahakuasa-an Alloh atas segenap alam dan manusia.

Saatnya Bertaubat Secara Total

Cukup sudah kesombongan yang terjadi, jangan dilanjutkan dan ditambah lagi. Sudah saatnya kita segera bersimbuh di hadapan Alloh dan memohon ampunannya. Saatnya kita bertaubat kepada Alloh dengan taubat yang sesungguhnya. Alloh SWT berfirman di dalam QS At Tahrim ayat 8 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Alloh dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kalian akan menghapus kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”.

Para ulama menjelaskan yang dimaksud taubat nashuha adalah meninggalkan dosa, menyesali dosa, memohon ampun dan berjanji tak akan mengulangi kembali. Sudah saatnya semua pihak bertaubat atas segala kerusakan yang terjadi di dunia saat ini. Alloh telah memperlihatkan kepada kita takluknya kesombongan dan keangkuhan negara-negara adidaya. Sudah selayaknya kaum muslimin tidak lagi silau dan terpukau dengan segala kemegahan yang selama ini selalu mereka bangga-banggakan.

Momentum Untuk Taat, Kembali Pada Syariah

Ramadhan adalah bulan istimewa, Alloh jadikan bulan ini bertabur keutamaan. Alloh mewajibkan kaum muslimin menjalankan ibadah shaum pada bulan mulia ini agar menjadi hamba yang bertakwa. Jadi esensi puasa adalah meraih derajat takwa sebagaimana firman Alloh di dalam QS Al Baqoroh ayat 183 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa”.Imam ghazali menjelaskan takwa bermakna perasaan takut yang sangat kepada Alloh, berbakti dan tunduk pada-Nya serta membersihkan hati dan perbuatan dari segala dosa (Minhajul Abidin halaman 121).

Jadi takwa merupakan ketaatan total kepada Alloh SWT dengan cara menjalankan semua hukum dan aturan-Nya. Berkaitan dengan persoalan ini Alloh berfirman di dalam QS Al Baqoroh ayat 208 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman masuklah kalian semua ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kalian turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu”.

Jelas dari sini Ramadhan merupakan momentum yang sangat tepat bagi umat Islam baik secara individu maupun kolektif untuk menjadi orang-orang yang melakukan ketaatan penuh pada Alloh SWT dengan menjalankan hukum seluruh hukum dan aturan-Nya.

Ditambah Alloh telah menjanjikan jika Syariat Islam telah dilaksanakan secara kaffah maka keberkahan akan berlimpah memenuhi bumi. Alloh berfirman di dlm QS Al A’rof ayat 96 yang artinya, “Andai penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan bukakan untuk mereka keberkahan dari langit dan bumi, akan tetapi ternyata mereka mendustakan ayat-ayat kami, maka kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan”.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *