Oleh : Humaiyrah (Aktivis Dakwah)
Menag Fachrul Razi meminta tokoh dan umat beragama di Indonesia menahan diri dan tak terpancing emosional terkait kerusuhan umat Hindu-Islam di India. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Sebagaimana marak diberitakan, Kondisi muslim di India begitu memprihatinkan. Bentrok antara Islam-Hindu semakin memanas belum lagi jatuhnya korban jiwa pada setiap bentrok begitu miris kondisinya. Tidak ada sedikitpun tindakan negara untuk membebaskan muslim disana dari peraturan baru tentang anti muslim.
Melihat realitas tersebut, lantas sampai kapan harus menahan diri? Kasus mengenai diskriminasi terhadap umat muslim bukan terjadi satu atau dua kasus. Umat muslim yang mendapat tindakan diskriminasi bukan hanya di India. Coba buka saja lembaran-lembaran sebelumnya di negeri Gaza Palestina sudah berapa lama muslim di sana dijajah habis-habisan. Belum lagi di Suriah, Rohingya, Yaman, Ughyur Cina dan India. Bukan masalah menahan diri tapi panggil jihad yang wajib harus dilaksanakan untuk memerdekakan kaum muslim agar kaum muslim bangkit.
Salah satu bukti adanya Islam lebih dulu di India bagian New Dehli adalah dengan adanya Taj Mahal yang merupakan salah satu bentuk peradaban umat Islam di india dan menunjukan bahwa Islam di India sangat maju. Lalu apa kabar dengan hari ini? Umat Islam justru di diskriminasi dengan adanya UU anti muslim di sana padahal India merupakan bagian dari peradaban umat muslim. Muslim di India dengan terang-terangan menolak UU tersebut sampai terjadi bentrok dengan kelompok Hindu.
Dimana letak kesalahan umat muslim India? Mereka jelas tidak menerima UU tersebut karena termasuk bentuk diskriminasi terhadap muslim. Yang menjadi pertanyaan besar adalah bagaimana fungsi HAM? Dimana letak keadilan sosial? Kenapa apabila umat muslim yang terdiskriminasi HAM seakan membisu tak bersuara apalagi bertindak. Muslim di India dilarang melakukan ibadah. Ibadah yang biasanya bebas dilakukan, kini semuanya dibatasi karena disahkannya UU anti Islam. Sehingga, setiap kegiatan yang berlabelkan Islam dianggap ilegal.
Dimana peran pemimpin yang harusnya ikut serta dalam kasus ini, mereka bungkam. Tindakannya hanya mengancam tanpa memberi balasan yang setimpal atau sanksi yang tepat untuk para pelaku sadis itu.
Padahal Rasulullah Saw, pernah bersabda:
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam. (HR. Muslim).
Hadits ini dan menyampaikan bahwa kita sesama muslim itu satu tubuh. Jika tangan terluka matapun ikut menangis merasakan kepedihan luka di tangan. Begitu pula seharusnya dengan kasus di India ini salah satunya, kita sesama muslim pasti ikut sedih dan prihatin. Bayangkan muslim di India harus habis-habisan membela agar diberi pengakuan sebagai umat muslim di India, belum lagi muslim di gaza palestina yang harus mati-matian mempertahankan negerinya.
Rasulullah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).
Sepertinya hadist tersebut benar adanya. Pemerintah saat ini begitu cinta akan dunia bahkan Indonesia yang menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduknya muslim terbesar pun, tidak sedikitpun melakukan tindakan atas pembantaian, penjajahan dan pemborbardiran umat muslim di India.
Belum lagi dan belum usai sistem yang dianut saat ini pun begitu keliru dan rusak. Boleh dibilang sebagai sistem gagal. Tak ada satupun tindakan atau ancaman dari negara-negara tetangga untuk India semua ini karena sistem saat ini yang mengotak-ngotakkan negara oleh ikatan nasionalisme sehingga beberapa negara tidak akan mempedulikan kondisi apa yang sedang terjadi di negara lain. Yang terpenting negara mereka sendiri aman, sejahtera, dan makmur.
Sangat gagal bukan sistem saat ini?! Semua egois akan urusannya masing-masing. Islamlah yang harus dan memang wajib sebagai solusi pemecahan bagi masalah umat. Penerapan sistem Islam dalam bingkai Khilafah runtuh di tahun 1924 sampai saat ini 2020. Bayangkan umat Islam hidup selama 96 tahun tanpa khilafah, bagaimana merananya.
Kita tentu tau sejarah kekhilafahan Umar bin Khatab, dimana selama beliau menjabat sebagai khalifah kurang lebih 10 tahun hanya ada sekitar 10 kasus selama periode beliau menjabat. Tapi sistem saat ini bisa kita rasakan sendiri betapa umat sengasara dan sama sekali tidak menyejahterakan.
Harusnya kita bisa belajar dari pengalaman, sebagaimana pada saat khalifah Umar bin Khatab. Dengan diterapkannya sistem Islam, umat sejahtera dunia begitu damai. Tak begitu banyak kasus kriminal yang terjadi, tapi bagaimana hari ini? Bukan hanya kriminalitas, tapi upaya genosida umat Islam tengah berlangsung di beberapa negeri muslim, salah satunya India. Apakah masih pantas untuk menggunakan sistem ini? Apakah masih dapat dipercaya pemimpin saat ini? Umat butuh pemimpin yang dapat mengayomi dan melindungi. Umat butuh sistem yang adil, tidak diskriminatif. Umat butuh sistem yang memanusiakan manusia yaitu sistem Islam di bawah naungan Khilafah.