Oleh: Yani Ummu Farras Abiyyu, S.Pd.I
Bulan Ramadhan telah berlalu. Kaum muslimin di bulan itu telah menjalankan kewajiban mereka berpuasa sebagaimana yang diperintah Allah Swt.
Puasa mengharuskan mereka untuk tidak makan, bukan karena makanan tak ada, bukan pula karena makanan yang mereka punya haram hingga tak dimakan, bahkan makanan mereka halal, dan mereka mampu untuk memakannya. Namun keimanan dan ketaatan mereka kepada Allah mendorong mereka untuk menahan memakan sekalipun makanan itu halal untuk mereka makan. Tak hanya itu, orang-orang mukmin bahkan harus tetap menjalankan kewajiban-kewajiban mereka lainnya meski mereka tengah berpuasa. Mereka tetap menunaikan shalat, bekerja, menuntut ilmu, berdakwah bahkan Rasulullah Saw dan para Shahabatnya berjihad disaat mereka sedang berpuasa. Di siang hari mereka beraktifitas dalam keadaan berpuasa, di malam hari mereka memperbanyak beribadah kepada Allah dan mengurangi tidur mereka demi mengejar pahala yang Allah lipatgandakan di bulan Ramadhan.
Sungguh ini adalah sebuah perjuangan yang luar biasa, serta pengorbanan yang sangat besar. Tak mungkin ini akan mampu dilakukan andai bukan karena dorongan imam. Dibalik perjuangan mereka, Allah janjikan kemenangan bagi mereka yang bersungguh-sungguh ingin meraih kemenangan itu, yakni mendapat gelar orang-orang yang bertakwa.
Takwa Berarti Totalitas dalam Ketaatan
Takwa adalah kemenangan dari setiap ketaatan. Takwa inilah yang akan menjadi bekal bagi orang-orang beriman mempertahankan ketaatan mereka kepada Allah. Tak hanya diraih dengan amalan puasa, tetapi pada seluruh ketaatan lainnya. Setelah sebulan lamanya kaum muslimin bersungguh-sungguh menjaga ketaatan, mampu menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan amal shaleh mereka, semangat taat ramadhan ini wajib dimanifestasikan dalam seluruh aspek kehidupan. Tak hanya mentaati Allah dalam aspek ibadah puasa saja, tetapi wajib mentaati Allah pada seluruh perintah-perintah Allah. Wajib meninggalkan riba dalam muamalah, zina dalam pergaulan sosial, berhukum pada hukum manusia dalam hukum dan kekuasaan, serta berbagai kemaksiatan lainnya. Inilah ketakwaan yang sesungguhnya, yaitu kesiapan untuk melakukan berbagai macam perjuangan dan pengorbanan agar perintah Allah dapat dijalankan. Spirit Ramadhan ini harus terus ada, ketundukan yang totalitas harus terus diwujudkan oleh orang-orang beriman dalam kehidupannya.
Takwa Solusi Atasi Wabah
Takwa juga mendorong setiap Muslim menjadikan Islam sebagai solusi bagi persoalan kehidupan. Tak terkecuali solusi dalam mengatasi virus Covid-19 yang mewabah seperti saat ini. Islam memiliki solusi yang komprehensif agar rakyat keluar dari ujian wabah ini. Allah SWT mewajibkan negara berperan penuh dalam menjaga keselamatan rakyat. Solusi Islam adalah menghentikan wabah, bukan meminta rakyat hidup berdamai dengan Corona sebagaimana solusi “aneh” rezim dalam sistem Demokrasi. Khilafah sebagai pemerintahan Syar’i dalam Islam akan mengerahkan seluruh potensi SDA dan SDM guna menghasilkan vaksin penangkal Virus Corona. Sambil menunggu vaksin ditemukan, Khilafah tetap menjalankan kebijakan Lockdown atas wilayah terjangkit, dan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok dan layanan kesehatan yang memadai bagi rakyat yang terinfeksi virus.
Sementara wilayah-wilayah yang tidak terkena dampak bisa beraktifitas secara normal, tanpa dihantui oleh virus, sebab tak terjadi pencampuran antara pesakit dan orang yang sehat. Khilafah juga akan mendorong para Wali di wilayah Khilafah lainnya untuk memberi bantuan kepada wilayah yang terisolir karena wabah.
Demikianlah solusi syar’i yang telah ditetapkan oleh Islam. Dan solusi ini pernah diterapkan di masa kekhilafahan dan berhasil mengeluarkan kaum muslimin dari ujian wabah. Tak hanya dalam mengatasi Wabah penyakit, dalam persoalan apapun Islam terbukti mampu memberikan solusi terbaik. Sebab solusi Islam tersebut bersumber dari Wahyu Allah Swt, Sang Pengendali Segala Urusan.
Justru mengambil solusi dari selain Islam, apalagi dari solusi yang direkayasa oleh negara-negara Barat adalah kesalahan besar. Amerika sekitar sendiri gagal menyelamatkan negara dan rakyatnya dari pandemi, bahkan Corona ini membuat AS mengalami krisis ekonomi yang parah melebihi krisis ekonomi Great Depression pada 1933. (Tempo.Co, 9 Mei 2020)
Lantas, apa harapan Indonesia mengambil solusi yang datang dari ideologi Kapitalisme? Beberapa solusi yang diterapkan pemerintah Indonesia pun menunjukkan kegagalan, terbukti dari semakin tingginya angka kasus Covid-19 hingga Mei yang mencapai lebih dari 20.000 kasus.
Oleh karena itu, kembali kepada Islam adalah sebuah keniscayaan. Kaum muslimin hendaknya bertaubat dari kelalaian mereka mencampakkan hukum-hukum Allah Swt. Demikian pula masyarakat hingga level Negara, semuanya wajib bertaubat, dengan mengembalikan kendali dunia di tangan Islam dan kaum muslimin.
Meninggalkan Demokrasi yang menjadi penyebab hukum buatan manusia menggantikan hukum yang berasal dari Allah Swt. Demikian pula meninggalkan Ideologi Kapitalisme yang bertentangan dengan Islam. Menjalankan roda kehidupan berdasarkan Syariat Islam dalam seluruh aspek, baik individu seperti shalat, puasa, zakat, haji, makanan, pakaian, akhlak, termasuk masyarakat seperti jual beli, sosial, pendidikan, kesehatan, hingga negara, yakni pemerintahan, perundang-undangan dan pengurusan politik dalam dan luar negeri. Inilah implementasi takwa yang sesungguhnya. Dengan ketakwaan hakiki ini, Allah Swt akan menunjukkan jalan keluar bagi kaum muslimin dalam setiap persoalan kehidupannya, termasuk jaminan keberkahan dari Allah Swt.
Allah Swt berfirman:
“Dan jika penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa (kepada Allah), maka Kami akan bukakan kepada mereka ( pintu-pintu ) berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan ( ayat-ayat Kami ), maka Kami siksa mereka lantaran apa yang telah mereka kerjakan.” ( Qs. Al-A’raf: 96 )
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. At-Thalaq: 2)
Kemenangan Hakiki
Capaian kemenangan hakiki yang harus diraih oleh orang mukmin adalah tegaknya hukum-hukum Allah di muka bumi. Menjadikan seluruh manusia menghamba hanya kepada Allah, dan menjadikan Islam sebagai satu-satunya Agama yang dimenangkan atas agama-agama yang lain. Allah SWT berfirman: “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.” (QS. As-Shaff: 9)
Juga mewujudkan kepemimpinan dunia berada di tangan kaum muslimin sebagai sebaik-baik umat. Allah SWT berfirman:” Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Al-Imran: 110).
Kemenangan hakiki tersebut kan diraih oleh kaum muslimin dengan tegaknya Khilafah Islamiyah, yakni institusi negara yang dengannya tegak seluruh hukum-hukum Allah. Tanpa Khilafah, mustahil Islam akan menyebar ke seluruh dunia demikian pula mustahil kaum muslimin memimpin dunia.
Bercokolnya Ideologi Kapitalisme di negeri-negeri kaum muslimin justru mengakibatkan kemunduran bagi kaum muslimin. Mereka dikuasai oleh hegemoni negara-negara pengusung Kapitalisme hingga membuat kaum muslimin tak bisa hidup damai di tanah mereka sendiri. Bahkan terhadap negeri-negeri Islam di Timur Tengah, Negara Penjajah melakukan inflasi yang berakibat terusirkan kaum muslimin dari negeri mereka sendiri.
Di Indonesia sendiri, kaum muslimin terus menerima perlakuan diskriminatif dari rezim pendukung kapitalisme. Mulai dari penyerangan terhadap hukum-hukum Islam, hingga makar yang direkayasa penguasa untuk menjauhkan kaum muslimin dari ajaran agamanya. Ulama bahkan kelompok-kelompok yang konsisten memperjuangkan tegaknya Syariah Islam pun dikrimimalisai. Tak ada Keberpihakan penguasa terhadap kaum muslimin, sebab penguasa telah memberikan keberpihakannya kepada negara kafir Penjajah sebagai negara pengemban ideologi Kapitalisme.
Orang-orang Kafir melalui pengaruh Ideologinya terhadap negeri-negeri Islam akan terus melakukan berbagai makar untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin, sehingga mustahil kaum muslimin mendapatkan keadilan, kesejahteraan dan keamanan bila kepengurusan urusan rakyat diserahkan kepada mereka. Allah Swt telah memperingatkan dalam firman-Nya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120)
Kaum muslimin hanya bisa berharap kepada Syariah Islam. Sebab Islam lah yang menjamin kemuliaan bagi kaum muslimin dan menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia. Syariah yang bersumber dari Allah Swt Pencipta manusia, alam sementara dan kehidupan sekaligus menjaga keberlangsungan hidup makhluk-makhluk-Nya.
Dan terbukti selama 13 abad lebih Islam dengan sistem Khilafahnya mampu memimpin dunia dan membawa dunia menuju peradaban gemilang. Jikalau Islam tidak mampu menyelesaikan persoalan dalam kehidupan mustahil Khilafah akan bertahan dalam waktu selama itu. Penerapan Islam sebagai sebuah Ideologi juga telah terbukti mampu menciptakan kesejahteraan dan keadilan, meski warga yang hidup dalam naungan Khilafah berasal dari suku, bangsa, bahasa, etnis, budaya dan agama yang berbeda. Andai Islam itu tidak sempurna, tidak bersumber dari Allah, tentu keberhasilan itu takkan diraih oleh Khilafah.
Kaum muslimin wajib berjuang dengan sungguh-sungguh dalam mewujudkan tegaknya Khilafah Islamiyah. Yang dengannya terpeliharalah urusan kaum muslimin, tegaklah hukum-hukum Allah, dan menyebarlah cahaya Islam yang kan menerangi seluruh dunia dari kegelapan yang diciptakan oleh Penjajah. Serta berbondong-bondonglah manusia memeluk Islam sebagai agama yang benar dan menghamba hanya kepada Allah semata.
Inilah kemenangan hakiki kaum muslimin. Yang bila diraih oleh siapapun disertai keimanan maka beruntunglah mereka sebab Allah janjikan Syurga sebagai hadiah terbaik untuk kemenangannya.
“Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga ‘And. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. As-Shaff: 12)
Kemenangan itu pula merupakan Janji dari Allah Swt kepada orang-orang beriman ketika mereka bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Allah SWT berfirman:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nuur: 55)
Wallahu A’lam bish-shawab