Taat Syari’at Bukti Takwa, Bukan Trend Semata

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Taat Syari’at Bukti Takwa, Bukan Trend Semata

 

Oleh Sumiati

Pendidik Generasi dan Member Akademi Menulis Kreatif

 

Islam adalah agama yang sempurna. Dibawa oleh teladan mulia Rasulullah saw. untuk membentengi manusia dari maksiat kepada Allah Swt. Islam bukan hanya hiasan, tetapi agama yang mengatur seluruh kehidupan. Melaksanakannya bukan karena paksaan atau trend semata. Namun, karena keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt.

Dikutip oleh DetikJabar, Bandung. Video syur di perkebunan teh viral di media sosial. Perkebunan ini disebut berada di kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Begini kabar terbarunya.

Setelah dilakukan penyelidikan, polisi bisa memastikan lokasi dibuatnya video tersebut. Adegan itu dipastikan berada di perkebunan teh Rancabali, Kabupaten Bandung atau lebih dikenal dengan perkebunan teh Ciwidey. Meski berada di Rancabali, publik lebih mengenalnya dengan kawasan Ciwidey. Menelusuri Lokasi Video Syur Wanita di Kebun Teh Ciwidey Direkam

“Sementara kami cek manual, kami datang ke lokasi, memastikan bahwa lokasi video tersebut adalah lokasi di Kabupaten Bandung, tepatnya di Kecamatan Rancabali,” ujar Kusworo di Mapolresta Bandung, Jumat (05/05/2023).

Berita di atas tentu menjadi bumerang bagi umat Islam. Di satu sisi pelaku bercadar. Sementara cadar salah satu dari syari’at Islam, tetapi perilakunya jauh dari syari’at Islam. Berbagai motif tentu akan dilemparkan atas apa yang terjadi. Bisa jadi si pelaku bercadar hanya mengikuti trend saja, tidak paham esensi dari cadar itu. Bisa juga karena kebodohan semata, tidak mampu mengaitkan syari’at bercadar dengan perilaku yang semestinya. Sehingga ia berbuat semaunya. Namun, bisa juga motifnya betul-betul untuk menjatuhkan Islam. Ia pura-pura berpakaian syar’i kemudian bermaksiat, yang akhirnya, Islam dipandang agama biasa saja, oleh semua kalangan. Dengan sendirinya Islam jatuh nama baiknya.

Lebih dari itu, jika ini terjadi sudah masuk propaganda asing dalam menghancurkan Islam. Tentu umat Islam harus lebih waspada. Jangan sampai, umat Islam mencela agamanya sendiri, sehingga Islamopobia terjadi, justru inilah yang diinginkan asing. Lambat laun, Islam rusak oleh pemeluknya. Mereka musuh-musuh Islam bersorak kegirangan, mereka tidak perlu susah payah merusak Islam, karena Islam sudah dirusak oleh pemeluknya. Ditambah lagi, tidak ada perlindungan dari penguasa, atas perusak nilai-nilai Islam. Mereka membiarkan, tidak ada tindakan yang nyata, yang menunjukkan pembelaan terhadap agama mulia ini. Hanya sebatas mengecam, menghujat saja, itu pun jika rakyat sudah berkoar-koar atas peristiwa-peristiwa demikian.

Bagaimana Islam memandang hal demikian?

Di dalam Islam, kesalihan individu dibentuk oleh keluarga. Yang mana peran ayah yang membimbing keluarganya untuk taat syari’at. Bagi anak perempuan, teladan dari ibunya yang bisa membentengi akidah putra-putri mereka. Menjalankan Islam bukan hanya ikut-ikutan, tetapi menjalankannya atas landasan takwa kepada Allah Swt. Sehingga anak-anak mereka, di saat keluar rumah dengan berpakaian syar’i, bukan hanya trend semata. Sehingga, kesalihan di rumah maupun di luar rumah tetap sama. Begitu pun lingkungan, dikondisikan oleh setiap individu keluarga, menjadi lingkungan yang kondusif untuk taat kepada Allah Swt. Bahkan, arahan bergaul dengan teman pun, dipilih, teman yang mengajak taat kepada Allah Swt. Lebih luas dari itu, penguasa pun mengarahkan rakyatnya untuk taat syari’at karena Allah Swt. bukan hanya ikut-ikutan. Memberi sanksi kepada masyarakat yang melanggar aturan, sanksi yang membuat mereka jera, dan segera kembali kepada Allah Swt. dengan taubatan nashuha.

Wallahu a’lam bishshawab

 

 

 

 

 

 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *