Super Power itu Milik Kita

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ummu Hanan (Aktifis Muslimah)

 

Kebijakan baru terkait pengaturan privasi diwacanakan oleh 2 platform ternama, Facebook dan WhatsApp. Facebook sebelumnya berencana untuk membatasi jumlah konten politik pada feed berita pengguna karena konon telah disalahgunakan oleh kalangan ektrimis (kontan.co.id,28/1/2021). Adapun WhatsApp memberi ultimatum kepada penggunanya untuk menyetujui syarat dan ketentuan baru mereka per 8 Februari 2021. Pada kebijakan barunya, WhatsApp akan memiliki akses yang luas untuk membagikan data pengguna kepada perusahaan-perusahaan Facebook (kumparan.com,9/1/2021).

Pengaturan kebijakan baru yang digulirkan oleh Facebook dan WhatsApp menuai ragam respon. Tidak sedikit pengguna yang menolak wacana tersebut bahkan lahir semacama gerakan untuk beralih kepada platform lain. Tak tanggung-tanggung, dikabarkan sejumlah negara akan meninggalkan WhatsApp dan beralih ke BiP, platform besutan Turki. Akibat adanya aksi peralihan ini BiP mencatat adanya sekitar 6,4 juta pengguna baru (portal-islam.id19/1/2021).

Dorongan meninggalkan WhatsApp telah menjadi platform tersebut menunda pelaksanaan kebijakan mereka. Secara tidak langsung publik dapat melihat betapa besar pengaruh yang diberikan oleh negara-negara yang notabene berpenduduk mayoritas Muslim terhadap eksistensi korporasi global. Jumlah penduduk yang melimpah sebagai pengguna platform cukup membuat WhatsApp kelimpungan. Demikian pula dengan Facebook yang melihat potensi feed politik mereka dapat dimanfaatkan oleh kalangan ekstrimis untuk menumbangkan hegemoni kapitalisme global.

Ada sebuah kekuatan super atau super power yang dimiliki oleh umat Islam. Kekuatan ini telah menjadikan raksasa korporasi global berpikir ulang dalam membuat kebijakan mereka. Kekuatan super yang dimiliki oleh umat Islam mampu menjadikan korporasi global tunduk atas kondisi tertentu. Secara jangka panjang bukan tidak mungkin kekuatan super tadi akan mampu menumbangkan hegemoni kapitalisme dan mengalihkan ketergantungan mereka kepada sistem yang berasal dari tuntunan aqidah Islam.

Ya, super power atau kekuatan super sangat layak untuk disematkan kepada umat Islam. Allah telah memuliakan umat ini dengan karunia risalah Islam yang sempurna. Aqidah Islam akan menjadikan umat Islam memiliki kekuatan yang tidak akan dimiliki oleh umat manapun. Terbukti dalam masa kegemilangan Islam, kekuatan pasukan Muslim menjadi momok bagi para kuffar. Mereka terus mencari apa sebab umat Islam sedemikian tangguh, bagai singa di siang hari dan rahib pada malamnya. Mereka mempelajari dorongan apa yang telah menjadikan umat Islam mampu memimpin peradaban dari sebelumnya berkubang dengan kehidupan jahiliyah.

Kekuatan umat Islam terletak pada aqidah Islam dan penerapan hukum-hukumnya di tengah kehidupan. Sebagai aqidah, Islam menjadikan dorongan seorang Muslim beramal adalah dalam rangka meraih ridho Allah SWT. Segala bentuk pengorbanan niscaya akan dilakukan demi meraih tujuan ini. TIdak sebatas berkorban harta,tahta bahkan nyawa. Aqidah Islam yang mengakar dengan kuat dalam diri umat juga disokong dengan penerapan syariat Islam secara menyeluruh. Islam tidak sebatas ada dalam perkara yang bersifat ritual saja, namun mengatur dalam hal politik.

Umat Islam memiliki kekuatan super bukan hanya dari segi jumlah. Faktanya hari ini jumlah kita melimpah namun tak memberikan pengaruh meskipun sedikit terhadap arah perubahan global. Umat Islam hari ini masih berada di bawah bayang-bayang bangsa barat yang sekuler. Mengikut dan membebek arahan mereka melalui penerapan kebijakan sekuler yang kapitals. Kita banyak namun tak ubahnya bagai buih yang ada di lautan, seperti sabda baginda Nabi SAW dalam salah satu hadits. Banyaknya jumlah umat Islam tak akan memberikan pengaruh apa-apa selama tidak kembali kepada aqidah dan syariat-Nya.

Barat sangat menyadari potensi kekuatan yang dimiliki umat Islam. Karena itu barat berupaya segala cara guna memandulkan potensi tersebut dengan menjauhkan umat dari pemahaman Islam yang terikat dengan penerapan secara kaffah. Aspek politik dijauhkan dari Islam dengan asumsi politik itu kotor dan penuh tipu muslihat. Padahal pada saat yang bersamaan mereka memaksakan umat Islam untuk mengambil demokrasi dalam sistem politiknya.

Sudah saatnya kita sebagai umat Islam bangkit dengan kekuatan super, yakni aqidah Islam dan penerapan syariahnya. Sungguh dengan kekuatan ini umat Islam yang muncul sebagai umat terbaik yang dilahirkan bagi umat manusia, sebagaimana firman Allah dalam QS.Ali Imran ayat 110. WhatsApp dan Facebook saja telah membaca potensi besar yang kita miliki, bagaimana halnya dengan kita? Mari kita rapatkan barisan demi mengokohkan fondasi aqidah dan bersama dalam perjuangan demi tegaknya syariah Islam yang kaffah dalam kehidupan.

Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *