Stres Mewabah Dalam Tatanan Kehidupan Kapitalis-Sekuler

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: NELLY, M.Pd (Aktivis Dakwah, Penulis, dan Pemerhati Masalah Pendidikan, politik, Sosial Kemasyarakatan)

Tekanan kehidupan yang semakin sulit, kemiskinan meningkat dan tatanan kehidupan sosial yang rusak terus saja menimpa masyarakat negeri ini.

Sehingga tidak jarang banyak kita jumpai di tengah umat banyak kasus orang depresi, stres dengan kehidupannya. Maka tidak jarang banyak dari masyarakat yang melakukan hal-hal diluar akal dan nalar karena ingin mendapatkan uang atau kekayaan dengan cara instan. Baru – baru ini kita di hebohkan lagi dengan kasus munculnya Keraton Agung Sejagat, Sunda Empire, yang fenomena sebelumnya juga ada Kerajaan Ubur-ubur, Gafatar, dan lain-lain. Mengutip laman yang dilansir media kompas.com beberapa hari yang lalu, bahwa kemunculan Keraton Agung Sejagat ini sempat menghebohkan masyarakat. Ada yang mengklaim sebagai pimpinan kerajaan keraton ini. Mereka adalah Toto Santoso yang menyebut dirinya Sinuhun yaitu rajanya dan Fanni Aminadia sebagai ratunya. Sebelum ini juga pernah ada beberapa kelompok kerajaan dan organisasi yang muncul di Indonesia dan menggegerkan masyarakat mereka diantaranya adalah Kerajaan Ubur-ubur yang didirikan oleh sepasang suami istri berinisial AS dan RC, mereka adalah sepasang suami istri mengaku mendapat wangsit untuk mendirikan kerajaan dan membuka kunci kekayaan dunia.

Mereka mengatakan untuk membuka pintu kekayaan, mereka harus melakukan ritual ala kerajaan ubur-ubur. Kemudian ada juga kelompok Gafatar, dimana orang-orang yang diketahui tergabung dalam Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), sampai rela meninggalkan kampung halamannya dan eksodus ke Kalimantan untuk ikut gabung kedalamnya. Mereka para pengikut Gafatar berangkat dari rasa kebingungan hidup. Akhirnya mereka dimanfaatkan oleh para pengurus dengan melakukan pendampingan terus-menerus kepada mereka, sampai mereka yakin hingga turut bergabung.

Fenomena yang tak kalah menghebohkan adalah Keraton Agung Sejagat dimana ada raja dan ratunya, mereka meyakinkan pengikutnya jika ingin bernasib lebih baik maka harus bergabung dengan Keraton Agung Sejagat. Fenomena yang sempat mengagetkan juga yaitu Sunda Empire kelompok tersebut viral setelah salah satu akun Facebook membagikan foto-foto kegiatan Sunda Empire, dimana ditemukan orang-orang dikerajaan ini mengenakan seragam militer.

Fenomena- fenomena ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, bahkan di luar negeri ada gerakan milenarianisme, yang muncul setiap waktu tertentu. Gerakan ini menawarkan jalan keluar bagi kebuntuan zaman.

Fenomena semacam ini juga terjadi di berbagai Negara di dunia yang menerapkan sistem kapitalisme sekularistik, dan kejadian ini semakin membuktikan bahwa sebuah negeri terjadi kebobrokan dan kerusakan dengan cacat bawaan dari sistem sekuler kapitalistik yang mereka terapkan di negeri – negeri tersebut. Adanya masyarakat yang rusak sistem sosialnya, banyaknya angka kemiskinan dan terlihat banyak yang depresi, stres melanda masyarakat saat ini menjadi terbukti gagalnya sistem kapitalis mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat. Bagaimana tidak berbagai himpitan masalah kehidupan ditambah dengan minimnya keimanan dan ketakwaan individu, dan tidak hadirnya negara sebagai pelayan dan pengurus urusan rakyat, sangat mudah membuat rakyat stres. Akhirnya mereka mengambil jalan yang instan untuk keluar dari persoalan hidup, mudah tergiur tawaran yang tidak rasional sekalipun.

Sistem Sekularisme ini jelas sangat berbahaya karena merupakan asas dari ideologi Kapitalisme yang terbukti kegagalannya. Dalam negara kapitalis yang menikmati kemewahan hanya segelintir orang kaya/korporat, sedangkan sebagian besar rakyat hidup dalam garis kemiskinan, karena penguasa membuat segala kebijaka dan aturan adalah untuk kepentingan korporat/konglomerat yang menjadi patner mereka. Sedangkan Inti ide kapitalisme itu sendiri adalah menyingkirkan peran dan fungsi negara dalam mengurusi dan menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan.

Kemudian sistem ini juga meminggirkan peran agama yaitu syariah Islam dalam urusan negara. Agama hanya diberi porsi yang bersifat individual, akhlaq saja. Sekularisme menihilkan peran dan fungsi Islam untuk mengatur kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Atas nama kebebasan berkeyakinan setiap orang kemudian bebas membuat keyakinan dan aturan sendiri. Ada yang mengaku jibril, Nabi, shalat dengan dua bahasa, dan ajaran menyesatkan lainnya. Kemusyrikan pun akan merajalela dinegeri ini tanpa batas atas nama kebebasan. Orang bebas untuk beragama ataupun tidak beragama, dan yang lebih parah orang bebas untuk melecehkan, menghina ajaran Islam itu sendiri tanpa payung hukum yang jelas untuk menghukumnya. Sementara Islam mengharuskan setiap individu masyarakat beriman kepada Allah dan rasul-Nya dengan keimanan yang benar.

Meyakini bahwa ketakwaan menjadi sebab dibukakannya jalan keluar dari setiap problem kehidupan. Bersyukur atas setiap pemberian-Nya, bersabar atas musibah yang menimpanya, karena boleh jadi semua itu sebagai penggugur dosa. Negara akan memberikan kesejahteraan dan pelayanan yang prima terhadap setiap warga, sehingga dalam sistem Islam khilafah tidak akan kita temui rakyat yang depresi, stres atau sampai hilang akal. Sepanjang negeri ini masih menerapkan sistem sekuler-kapitalis-liberal seperti sekarang, maka penderitaan masyarakat tidak akan pernah menemukan solusinya. Islam lah solusi satu-satunya untuk mengatasi setiap masalah kehidupan dan akan menciptakan kehidupan yang berkah.
Wallaahua’lam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *