Penulis : Sri Indrianti (Pemerhati Sosial dan Generasi)
Tak sampai genap satu bulan tahun 2020 akan berakhir. Waktu melesat cepat bagai peluru. Apabila tak memanfaatkan sebaik-baiknya maka peluru tersebut siap menembus tubuh siapapun hingga terkapar tak berdaya.
Peristiwa demi peristiwa, suka duka silih berganti berjejalan menghiasi jagad negeri. Tak bisa mengelak dari skenario indah dari Pemilik Kehidupan. Tentu saja ikhtiar maksimal tak terlalaikan.
Apa kabar dengan kondisi kaum muslimin? Miris. Kata yang cocok untuk menggambarkannya. Bagaimana tidak miris, kaum muslimin bagaikan buih di lautan. Jumlahnya banyak namun tak memiliki kekuatan. Terombang-ambing tanpa memiliki arah di lautan lepas. Bergantung pada ombak yang siap menerpa tiap waktu.
Begitulah keadaan kaum muslimin. Tak memiliki kekuatan posisi di dunia. Bahkan, para penguasa di negeri-negeri kaum muslimin siap menjadikan dirinya sebagai boneka dan merendahkan diri di hadapan para kafir penjajah.
Pelecehan seksual yang menimpa perempuan dan sesamanya kian merajalela. Penghinaan terhadap Islam dan Rasulullah pun terus bergulir. Penjegalan para pengemban dakwah Islam kaffah turut mewarnai hiruk pikuknya persoalan. Kebijakan pun kian mencekik masyarakat sehingga kehidupan kian terhimpit. Sementara pandemi Covid 19 belum ada tanda-tanda akan berakhir.
Umat didera dengan begitu banyak problematika. Problematika yang seakan tak kunjung selesai. Alih-alih akan berakhir, yang ada justru timbul berbagai persoalan baru yang mengepung umat.
Belum lagi tingkah polah para pemangku kebijakan yang berpesta pora di tengah derita rakyat. Sampai suap proyek wabah pun terjadi untuk mendanai kebutuhan pribadi. Hati nurani seakan sudah terlepas dari raga.
Aset negeri dijual demi keuntungan segelintir insan. Tak peduli jeritan umat yang menuntut haknya. Rakyat miskin di negeri yang kaya raya gemah ripah loh jinawi.
Akankah tetap bertahan dengan kondisi memilukan seperti ini? Hanya orang-orang yang tak menggunakan akal sehatnya lah yang bersedia bertahan.
Akar Permasalahan
Sebagai manusia yang diberikan anugerah berupa akal semestinya manusia menggunakannya untuk berpikir secara jernih dan cemerlang. Dengan berpikir jernih dan cemerlang maka bisa dengan gamblang mencari akar permasalahan yang mendera kaum muslimin. Dikaitkan pula dengan sumber dalil berupa Al-Qur’an dan as sunah sehingga solusi tuntas bisa didapatkan.
Sedangkan solusi parsial yang ditawarkan seringkali hanya sebatas permukaan. Sehingga tak tuntas memberangus problematika yang dihadapi. Sebaliknya, justru muncul berbagai persoalan baru yang lebih kompleks.
Akar permasalahan dari beragamnya ujian yang mendera umat Islam disebabkan tak diterapkannya Islam dalam kehidupan. Islam sengaja semakin dijauhkan dari umat Islam. Jika umat makin asing dengan Islam maka dengan mudah akidah Islam yang menghujam di dada lambat laun makin terkikis. Bahkan parahnya umat dibuat berbalik memusuhi dan menyerang umat Islam yang lain yang teguh Islam kaffah.mendakwahkan
Ketakwaan dan Perjuangan
Kembali pada ketakwaan merupakan salah satu kunci untuk kebangkitan umat Islam. Takwa dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang Allah. Berarti ketika umat mengaku bertakwa maka akan melakukan dengan segenap daya upaya untuk taat atas syari’at yang diajarkan Rasulullah. Karena ketakwaan bukanlah sebatas berhenti dalam ucapan. Namun, benar-benar menjadi sandaran atas setiap perbuatan.
Ketakwaan ini semestinya tak cukup sampai pada ranah individu. Pada tataran negara ketakwaan ini sangat diperlukan. Negara berlandaskan ideologi Islam dengan menggunakan Islam dalam mengatur setiap aspek kehidupan. Karena Islam tak hanya agama ritual. Lebih dari itu, Islam merupakan ideologi atau jalan hidup yang akan menjadi pelita dalam mengarungi kehidupan.
Untuk sampai pada titik keberhasilan Islam diterapkan pada level negara, dibutuhkan perjuangan yang tak kenal lelah. Perjuangan memahamkan Islam kaffah kepada berbagai elemen masyarakat termasuk para pemangku kebijakan. Bukanlah perjuangan yang mudah. Karena penjegalan dan intimidasi senantiasa mewarnai dalam setiap upaya langkah perjuangan.
Perjuangan demi menyongsong kemenangan tentu merupakan medan berat yang harus ditempuh bagi siapapun yang mengaku pejuang. Diperlukan kerja sama saling bahu membahu dengan menonjolkan persatuan umat. Bukan perbedaan yang kapan saja akan menjadi bumerang.
Wallahu a’lam bish showab.