Solusi Hakiki Kesehatan Mental

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Ratna Sumiarti (Pegiat di Komunitas Ibu Hebat)

10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental sedunia.  Tahun ini WHO bersama dengan United for Global Mental Health dan World Federation for Mental Health menyerukan peningkatan investasi kesehatan mental. (Kompas.com)

Hal ini dikarenakan kondisi Pandemi Covid-19 membuat akses kesehatan mental dan perawatannya semakin terbatas. Padahal sebelum Covid-19 saja akses dan fasilitas kesehatan mental masih minim dan terbatas di berbagai dunia. Sedangkan kebutuhan fasilitas untuk perawatan kesehatan mental masih besar. WHO (sebagai Organisasi kesehatan dunia) mengungkapkan ada 1 miliar orang gangguan mental di dunia. Bahkan dalam peringatan hari kesehatan mental (10/10/2020) WHO merilis 3 juta orang meninggal dalam setahun karena alkohol. Serta setiap 40 detik setiap orang meninggal dunia karena bunuh diri. (Kompas.com)

Jika kondisi normal saja menghawatirkan, tentu dalam perubahan baru karena kondisi pandemi Covid-19 berpeluang terjadi peningkatan kasus gangguan mental. Kegiatan sosialisasi dengan orang lain berkurang , sekolah diliburkan, bayang-bayang penyakit dan kematian, banyaknya pengangguran karena PHK, kondisi ekonomi yang tidak menentu dan kondisi tidak terduga saat pandemi memicu peningkatan kecemasan dan stress pada masyarakat. Tentu hal ini perlu perhatian semua elemen masyarakat, terutama negara.

//Sekularisme-Liberalisme akar Permasalahan//

Dilansir dari Medical News Today, 13 April 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi mental yang tidak adanya gangguan atau kecacatan mental. Kesehatan mental mengacu pada kesejahteraan kognitif, perilaku dan emosional. hal ini yang mengatur bagaimana orang berfikir, merasakan dan berprilaku. (Kompas.com)

Kesehatan mental sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang dalam kehidupan sehari-hari, hubungan atau relasi dan kesehatan fisik. Contoh gangguan kesehatan mental kondisi stress, depresi, kecemasan berlebih yang mengganggu kehidupan baik dari segi kesehatan fisik maupun emosional nya sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Mempengaruhi hubungan atau relasi misalnya menarik diri atau mengganggu baik tempramen atau yang lainnya. Kesehatan fisik bisa berupa tidak peduli dengan kebersihan fisiknya.

Adapun penyebab gangguan kesehatan mental dapat disebabkan banyak faktor diantaranya : faktor ekonomi dan kesempitan hidup, sosio ekonomi, tingkat keterlibatan sosial pada seseorang, pendidikan, dan kualitas rumah dan faktor genetik.

Sejatinya kesempitan hidup baik berupa kesulitan ekonomi atau tekanan sosial adalah dampak dari sebuah sistem yang diterapkan saat ini. Yaitu sistem sekularisme-kapitalisme (pemisahan agama dari kehidupan). Inilah akar Permasalahan yang menyebabkan kesulitan demi kesulitan bagi manusia di belahan dunia. Kemiskinan yang memang sistematis akibat rakusnya para kapitalis yang menguasai kepemilikan umat. Manusia-manusia individualistis, hingga gaya hedonisme yang menjalar di dalam masyarakat liberal saat ini.

Dalam sistem Sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) manusia menjalani kehidupan sesuai dengan aturan-aturan yang dibuat manusia. Padahal akal manusia terbatas, bisa jadi baik menurutnya hari ini ternyata tidak baik di masa mendatang.

Contohnya: hedonisme yang membuat orang-orang di masa kini tersihir gaya hidup yang mewah. Merasa bahagia dengan gelimang harta, ketenaran hingga pergaulan yang serba bebas. Nyatanya semua kebahagiaan materi tersebut hanya sementara dan sangat fatamorgana. Betapa banyak Orang-orang berada dalam puncak ketenaran dan kekayaan memilih mengakhiri Kehidupan nya dengan bunuh diri. Ini menjadi bukti bahwa gaya hedonisme menyeret manusia dalam kubangan kebahagiaan semu. Bergelimang kemewahan namun jiwanya hampa. Hedonisme ini juga menyihir kalangan bawah. Sehingga menghalalkan berbagai cara mencapai kebahagiaan semu. Melakukan tindakan kriminial hingga menjajakan diri jadi pilihan untuk memenuhi syahwat hedonisme.

Sekulerisme telah membawa banyak kerusakan demi kerusakan. Membuat manusia bak binatang. Rakus pada kenikmatan dunia. Hingga melupakan kondisi sesama. Wajar jika semakin hari terjadi peningkatan kasus kesehatan mental.

//Islam menyelesaikan kesehatan mental//

Islam sebagai agama yang sempurna memiliki solusi bagi setiap permasalahan umat. Termasuk penyelesaian kesehatan mental yang terjadi saat ini. Penyelesaian Islam bersifat menyeluruh. Tidak hanya menyelesaikan permasalahan ditingkat kuratif saja melainkan dalam tingkat preventif juga.

Yang pertama Islam menyelesaikan dalam tataran individu. Individu dalam Islam didorong memiliki Aqidah yang kuat. Hal ini dengan penerapan pendidikan berbasis Aqidah Islam yang menghasilkan manusia-manusia yang kuat secara mental, fisik maupun pemikiran. Sehingga tidak mudah mengalami gangguan kesehatan mental. Keyakinan yang kuat terhadap Qadha dan Qadar Allah membuatnya yakin apapun yang terjadi dalam kehidupannya adalah atas izin Allah. Allah tahu mana yang tebaik untuknya, dan dia Ridha terhadap setiap ketetapan dari Allah.
مَنْ عَلِمَ أَنَّ كُلَّ نَائِبَةٍ إلَى انْقِضَاءٍ حَسُنَ عَزَاؤُهُ عِنْدَ نُزُولِ الْبَلَاءِ

“Siapa saja yang menyadari bahwa setiap bencana (musibah) pasti akan berakhir, ia akan benar-benar sabar saat bencana itu turun.” (Imam al-Mawardi, Adab ad-Dunya’ wa ad-Din, 1/370).

Yang kedua Islam menyelesaikan dalam tatanan masyarakat. Dimana dalam hal ini masyarakat didorong untuk saling peduli terhadap sesama, dengan membangun persaudaraan serta amar makruf nahi mungkar terjadi di tengah-tengah masyarakat. Tidak membiarkan saudaranya kesulitan sendirian. Masyarakat berusaha menghilangkan segala kemungkaran yang merusak di tengah kehidupan kaum muslimin.

Ketiga Islam menyelesaikan dalam tatanan negara dengan cara memberikan fasilitas yang memadai baik dari segi tempat maupun sumber daya manusia. Selain memberikan fasilitas yang memadai, Islam menyelesaikan permasalahan kesehatan mental ini dengan cara menjaga agama, akal, kehormatan, harta dan nyawa manusia dengan aturan-aturan yang berasal dari Allah.

Islam menjaga agama, Tidak membiarkan manusia tanpa agama. Bahkan Tidak membiarkan manusia murtad setelah dia beriman.
لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ النَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالثَّيِّبُ الزَّانِي وَ الْمُفَارِقُ لِدِينِهِ التَّارِكُ لِلْجَمَاعَةِ

“Tidak halal darah seorang muslim (tidak boleh dibunuh, Red.), kecuali dengan salah satu di antara tiga sebab yaitu jiwa dengan jiwa, orang tua yang berzina (dibunuh dengan dirajam, Red.), orang yang murtad meninggalkan agamanya dan jama’ahnya” [HR Bukhari]

Islam juga menjaga akal manusia dengan penerapan pendidikan Islam, menjauhkan pemikiran-pemikiran rusak, mengharamkan khamr yang merusak akal.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamer, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Karena itu jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan (QS al-Maidah [5]: 90).

Islam menjaga kehormatan manusia. Islam menjunjung tinggi pernikahan. Islam melindungi kehormatan laki-laki maupun perempuan. Islam mencegah pergaulan bebas menyebar di tengah-tengah umat.

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari Akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (QS. 24:2)

Islam juga menjaga nyawa manusia dengan diberikan sanksi tegas bagi mereka yang menghilangkan nyawa tanpa udzur syar’i.
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannnya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. 4:93)

Serta menjaga harta manusia dengan diatur mana kepemilikan umat, individu dan negara. Islam memberikan sanksi tegas bagi mereka yang mengambil hak orang lain.

“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan dari apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. 5:38)

Terjamin dan terlindunginya hak-hak manusia, membuat manusia dijauhkan dari gangguan kesehatan mental. Semua ini hanya akan bisa tercapai ketika Islam diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Ketika Islam menggantikan sistem Sekulerisme-kapitalisme yang saat ini menjadi akar berbagai permasalahan kehidupan.

 

Allahu a’lam.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *