Sistem Sekular Memusuhi Khilafah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Yuliani (Mahasiswi Kaltim)

Sekularisme yang tumbuh di dunia Islam adalah produk imperialisme Eropa. Pada abad ke-19 M, negara-negara Barat yang menjajah negara-negara Islam membawa sebuah ideologi – yang menjadi kepanjangan budaya asing – bernama sekularisme. Sekularisme merupakan ideologi yang dipaksakan oleh para penjajah Salah satu negara Muslim yang menerapkan sekularisme.
Semua bermula ketika Kekhalifahan Turki Usmani mengalami kekalahan dalam Perang Dunia I. Lalu, muncullah negara baru Turki di era kepemimpinan Mustafa Kemal yang dikenal sebagai Ataturk. Di bawah kepemimpinannya, Turki berubah 180 derajat. Ia memilih menjadikan negeri Muslim itu sebagai negara sekuler.

Sebelumnya Islam tak pernah mengenal istilah sekuler atau memisahkan agama dari kehidupan untuk meraih kebebasan. Justru, Islam mengenal kata bebas yang berarti terbebas dari penghambaan manusia kepada selain Allah.

Di sisi lain dunia sedang memanas karena arus khilafah yang semakin membumi di seluruh dunia. Bagi pengemban dakwahnya hal ini sudah menjadi hal biasa karena Rasulullah Saw pernah mangalami hal yang sama, berbagai rintangan dan ujian sampai Allah memenangkan kaum muslimin pada waktu itu.

Namun beda bagi para pengemban paham sekuler, baginya khilafah adalah suatu hal yang harus dimusnahkan karena akan mengancam hegemoni atau pun kekekuasaan mereka. Dan hal itu pun terjadi kembali di masa sekarang. Dimana seruan khilafah seperti yang terjadi di turki Asosiasi Bar Ankara mengajukan pengaduan pidana terhadap Gerçek Hayat Majalah yang dimiliki oleh Albayrak Media Group ini yang mengeluarkan seruan untuk membangkitkan kembali kekhalifahan Islam.

Adapun tuduhan yang diberikan adalah, menghasut orang-orang untuk melakukan pemberontakan bersenjata melawan Republik Turki, menghasut masyarakat membentuk kebencian dan permusuhan dan menghasut orang untuk tidak mematuhi hukum (Sumber: https://republika.co.id/)

Partai berkuasa di Turki yang memenangkan Recep Tayyip Erdogan sebagai Presiden, menolak seruan majalah pro-pemerintah untuk membangkitkan kembali kekhalifahan Islam, menyusul pembukaan kembali Hagia Sophia di Istanbul sebagai masjid.
Juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada Senin (27/7/2020) meyakinkan kaum skeptis bahwa Turki akan tetap menjadi republik sekuler setelah majalah Gercek Hayat menimbulkan kegemparan dengan menyerukan pembaruan kekhalifahan.“Republik Turki adalah negara yang demokratis dan sekuler berdasarkan aturan hukum,” kata Juru Bicara Omer Celik dalam sebuah cuitan di Twitter. “Republik kita adalah payung bagi kita semua berdasarkan kualitas-kualitas ini” (Sumber: https://beritakaltim.com)

Sudah lumrah bagi para pengemban syariah dan khilafah apabila terjadi penolakan dan tuduhan-tuduhan yang bersifat fitnah terhadap apa yang di perjuangkan. Bukan hanya para pengembannya namun kepada umat yang menginginkan kembali daulah khilafah tak bebas dari hujatan. Padahal ajakannya bersifat seruan dan nasihat politik bahwa khilafahlah solusi atas problematika umat hari ini dan hal itu bisa di raih dengan cara damai. Kenapa fitnah keji selalu di lontarkan kepada para pengemban dakwah dan umat yang menginginkan khilafah kembali.

Sudah tentu semua itu di karenakan ketakutan mereka akan kebangkitan islam yang akan melepaskan cekraman mereka atas negeri-negeri kaum muslim. Mereka akan melakukan apapun untuk memadamkan cahaya Allah Swt melalui penegakan syariah dan khilafah.

Teringat akan sejarah bagaimana Kemal dan sekutunya menggulingkan Kesultanan Utsmaniyah terakhir di Turki yang diruntuhkan secara sengaja oleh Mustafa Kemal Atatürk laknatullah bersama sekutunya. Hingga pada wafatnya pun bumi dan langit tidak menerima jasadnya sehingga ditanam dalam satu bangunan marmer beratnya 44 ton. Mayatnya ditanam di celah-celah batu marmer. Hal itu pula yang mungkin mereka harapkan menjadi barisan musuh Allah Swt.

Hal itu merupakan salah satu contoh kebesaran Allah Swt kepada orang yang memusuhi islam. Tentu saja karena ideologi yang diterapkan di turqi kapitalisme-sekuler mengakui bahwa ia negara sekuler negara yang memisahkan peran tuhan dalam kehidupannya. Sekali lagi Barat tidak akan pernah ridho pada penerapan islam secara kaffah mereka akan berupaya memanfaatkan Kaum Sekuler Turki atau negara-negara sekuler lainnya dengan berbagai dukungan politik maupun materi untuk menghambat seruan politik Kaum Muslimin lewat Khilafah. Barat tak ingin prediksi NIC terwujudkan dalam waktu dekat ini. Seruan ibadah boleh tetapi seruan politik haram bagi mereka.

Kaum muslimin harus ingat bahwa Khilafah adalah Janji Allah dan kabar bahagia dari Rasulullah, Tidak Ada Satupun Makhluk yang Bisa Menghadangnya Untuk Tegak Kembali
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang beriman dan beramal salih di antara kalian, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam); dan akan mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan, menjadi aman sentosa (TQS an-Nur [24]: 55).

Kembalinya Khilafah bahkan merupakan kabar gembira (bisyârah) dari Rasulullah saw. Setelah era para penguasa diktator (mulkan jabbriyan) akan lahir Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah untuk kedua kalinya. Rasulullah saw., sebagaimana dituturkan oleh Hudzaifah bin al-Yaman, telah bersabda:

“Kemudian akan ada kembali Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwah (HR Ahmad).”
Semoga Kaum Muslimin yang semakin sadar politik semakin giat menegakkan Khilafah. Dan buat kaum muslimin yang masih nyaman berada dalam kesekulerannya segera sadar dan bertaubat.
Wallahu A’lam Bishawab……

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *