Siapa Dibalik pengrusakan Masjid Al Hidayah Dan Balai Pertemuan Muslim di Minahasa

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : M Azzam Al Fatih (Pemerhati Umat dan Aktivis Dakwah)

Negeri +62 seolah tak pernah lepas dari problematika, dari masalah sepele hingga yang besar. Dari pencuri hingga korupsi, dari banjir air hingga lumpur. Dari masalah krisis ekonomi hingga krisis manusia yang hingga bertahun-tahun. Dan seolah-olah negeri ini tidak ada pemimpin yang selalu mengurusi umat.

Orang yang berteriak “Aku Pancasila” dan merasa paling menjaga NKRI tampaknya hanya sebuah celotehan saja. Mereka diam seribu bahasa terhadap problematika negeri yang terus melilitnya. Bahkan sebagian besar mereka menjadi sumber problematika, mereka terjerat berbagai kasus korupsi besar termasuk kasus suap pelicin pemilu demi melancarkan kecurangan dalam pilpres kemarin. Sungguh sangat memalukan sekali.

Krisis manusia benar-benar melanda bangsa ini. krisis bukan karena kurangnya penduduk. Namun sebuah krisis mental manusia yang hanya berjiwa lemah. Mudah dimanfaatkan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan buruk terhadap negeri. Demi uang, makan, dan jabatan rela mengorbankan harga dirinya. Sebut saja kasus pengrusakan masjid Al Hidayah dan Balai Pertemuan Muslim di Perumahan Agape, Desa Tumaluntung, Minahasa-Sulawesi Utara baru-baru ini. Seperti yang beredar di media sosial bahwa kasus pengrusakan tersebut dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan Laskar Militan Manguni pada hari Rabu tanggal 29 Januari 2020.

Pada akhirnya kasus ini menyulut kemarahan umat Islam, ribuan umat Islam berbondong-bondong menuju masjid tersebut. Mereka mengutuk dan memanjatkan doa bahkan mereka siap berjihad melawan kebiadaban Laskar Manguni. Hal ini sangat wajar, karena selama ini umat Islam selalu disudutkan dan disalahkan setiap ada kasus intoleran mencuat. Kasus demi kasus yang berkaitan dengan SARA, Islamlah yang selalu di sudutkan. Sampai umat muslim pun bingung, apa yang membuat Islam selalu disalahkan. Padahal secara fakta jelas, islamlah yang selalu menjadi korban. Seperti contoh kasus pembantaian umat Islam di Papua beberapa bulan yang lalu.

Kasus pengrusakan masjid di Minahasa, sesungguhnya ada yang bermain di belakangnya. Mereka akan terus menciptakan kerusuhan dan propaganda dengan tujuan utama adalah Islam dan umatnya. Karena Islam adalah ancaman bagi eksistensi mereka untuk terus menjajah dan menguasai sumber daya alam negeri ini. Mereka akan menguatkan cengkeramannya sekuat mungkin. serta tidak menghiraukan jatuhnya korban jiwa maupun materi. Yang terpenting bagi mereka adalah tetap eksis bercokol di negeri ini.

Mereka adalah para pengusung dan pengemban ideologi kapitalisme yang dikomandoi negara imperialisme Barat. Karena sejatinnya perang ideologi itu masih berlangsung. Jadi yang bermain dalam kasus pengrusakan masjid di Minahasa adalah para pengusung dan pengasong ideologi kapitalisme.

Lalu mengapa Islam yang terus menjadi korban dan terus tertindas?

Islam akan terus tertindas selama ideologi Islam belum ada yang mengemban. Seperti yang terjadi saat ini. Dimana kapitalismelah yang berkuasa dengan terus menjajah negeri-negeri Muslim. karena memang ideologi ini ada yang mengembannya yaitu kafir Barat.

Barat dengan penuh kebrutalan menindas serta menghabisi Islam dan umatnya. Memperkusi ajaran Islam, kajian termasuk pengrusakan masjid yang terjadi akhir-akhir ini.

Keberhasilan Barat dalam menindas umat Islam juga dikarenakan Strategi Rand yang mereka buat berjalan dengan baik. Memetakan sekaligus mengelompokkan umat Islam menjadi empat kelompok. Tiga diantaranya dibuat membenci dengan satu kelompok yang memperjuangkan Islam secara kaffah. Menerapkan hukum Allah SWT secara menyeluruh. Barat dengan strategi Rand memanfaatkan antek-antek boneka serta para tokoh agama yang bisa dibeli dengan uang dan jabatan.

Maka dari itu, jika umat Islam ingin lepas dari cengkeraman kapitalisme yang menjajah, tak ada jalan lain kecuali memperjuangkan agar ideologi Islam diemban oleh suatu negara yang Allah SWT ridloi. Berjuang dan berjuang sampai Allah SWT memberi kemenangan dengan kembalinya institusi Daulah Khilafah Islamiyyah yang menerapkan Islam secara kaffah. Semoga segera terwujud. Aamiin ya rabbal Alamin.

Wallahu’Alam Bhishowwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *