Serangan Islamofobia di Tengah Wabah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Baiq Megia Erviana

 

Lagi dan lagi, bagaikan air yang mengalir tiada henti sampai menemukan hilirnya, begitulah serangan islamofobia yang terus mewabah di tengah pandemi ini.

~~
Seorang guru di Batley Grammar School, di West Yorkshire, Inggris, diduga menampilkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya. Ia memakai kartun yang dipublikasikan majalah Charlie Hebdo.

Hal ini membuat marah warga muslim di sana. Puluhan warga yang emosional berunjuk rasa pada Kamis dan Jumat kemarin di depan sekolah. Mereka mendesak guru yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad itu dipecat. (dunia.tempo.co)

Masih berada di dalam duka yang sama, yakni pandemi covid-19 yang jumlah kasusnya semakin meningkat, virus islamofobia kembali digaungkan.

Fakta di atas sudah bukan menjadi suatu yang asing lagi bagi masyarakat, penghinaan yang terjadi kepada Nabi Muhammad Saw. sudah berulang kali dilakukan, begitupun pelecehan kepada kitab suci Al-Qur’an yang juga kerapkali terjadi.

Adanya paham sekuler, yakni pemisahan agama dari kehidupan, memungkinkan adanya aktivitas serupa yang terus menerus terjadi. Paham sekuler ini yang kemudian melahirkan liberalisme, yaitu paham kebebasan yang saat ini diwujudkan dalam Hak Asasi Manusia (HAM), yaitu kebebasan berprilaku, berpendapat yang menjadi alasan seringnya terjadi penghinaan kepada Islam atau kepada Nabi Muhammad Saw.

Islamofobia yaitu sikap takut terhadap Islam sudah menjadi penyakit akut bagi masyarakat sekuler. Banyak hal yang membuat islamofobia ini menyebar di tengah-tengah masyarakat dunia, selain karena sistemnya yang sekuler (memisahkan agama dari kehidupan), juga berbagai macam peristiwa kejahatan, kekerasan, bahkan pengeboman kerapkali terjadi dan selalu dikait-kaitkan dengan Islam.

Bahkan pemerintah saat ini telah menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dengan seseorang yang berpakaian jubah hitam, memakai cadar, berjenggot dan celana cingkrang. Terlihat ini menjadi langkah untuk memberantas radikalisme dan terorisme di tengah masyarakat, padahal secara tidak langsung hal ini menumbuhkan sikap saling curiga, dan membuat suasana mencekam seolah-olah bom akan meledak di mana-mana dan teroris bergentayangan begitu rupa.

Hal ini akan terus-menerus terjadi selama sistem kehidupan yang diterapkan tidak berasal dari Islam melainkan sistem kapitalis_sekuler_liberal. Selama landasan kehidupan bukan dari Islam, Nabi Muhammad Saw. sampai ajaran Islam akan terus menjadi bahan hinaan orang kafir barat.

Khilafah akan menjadi garda terdepan dalam menindak tegas siapapun yang berani menghina Nabi Muhammad Saw., sejarah telah mengungkapkan pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Hamid II, Prancis pernah merancang drama teater yang diambil dari karya Voltaire (seorang pemikir Eropa) yang menghina Nabi Muhammad Saw.

Drama itu bertajuk “Muhammad atau Kefanatikan”. Begitu mengetahui tentang berita pementasan drama itu, Khalifah Abdul Hamdi II memberi perintah kepada pemerintah Prancis melalui dutanya di Paris agar mengehentikan pementasan drama itu dan mengingatkan akibat politik yang akan dihadapi oleh Prancis jika ia meneruskan pementasan itu. Prancis dengan serta merta membatalkan rencana itu.

Hal yang serupa juga terjadi di Inggris. Sekali lagi, Khalifah Abdul Hamid memberi perintah kepada Inggris untuk membatalkan rencana pementasan itu, namun Inggris menolak dengan alasan sudah banyak tiket yang terjual dan pembatalan drama itu bertentangan dengan prinsip kebebasan rakyatnya.

Mendengar penolakan yang dilakukan Inggris, Khalifah Abdul Hamid sekali lagi memberi perintah: “Saya akan mengeluarkan perintah kepada umat Islam dengan mengumumkan bahwa Inggris sedang menyerang dan menghina Rasulullah kami. Saya akan kobarkan jihad al akbar (jihad besar).” Inggris dengan serta merta membatalkan pementasan drama itu dan melupakan prinsip memberi kebebasan kepada rakyatnya.

Begitulah yang akan ada, Barat tidak akan berani menghina Nabi Muhammad Saw. dan ajaran Islam ketika umat Islam memiliki kekuatan politik yang mampu menyatukan Islam sedunia. Namun, ketika umat Islam lemah dan terpecah belah maka dengan entengnya Barat melancarkan setiap penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw. dan ajaran Islam.

Oleh karena itu, hanya khilafahlah yang akan memuliakan Islam, Nabi Muhammad Saw. dan kaum muslimin, dengan ketegasan, dakwah dan juga jihadnya. Nabi Muhammad Saw. bersabda:

“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari).

Wallahu a’lam bisshawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *