SENSE OF CRISIS DARI PENGUASA

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Eva Nurfalah

 

Macam-macam pernyataan dari para menteri yang kadang membuat masyarakat gatal untuk mengomentari baik ataupun buruk, seperti yang dilansir dari Suara.com – Bintang Emon memberikan reaksi menohok atas pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD yang sering menonton sinetron Ikatan Cinta. “Jangan kelihatan banget makmurnya. Jam 7 udah ada di depan TV, padahal ada yang jam 7 dagangannya ditarik karena udah nggak boleh dagang,” ujar Bintang Emon.

Ada juga menteri yang menyarankan  agar para komedian dalam negeri bersama-sama menghibur masyarakat untuk peningkatan imun, dilansir dari TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno meminta para komedian dalam negeri berkolaborasi menghibur masyarakat untuk meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh di tengah meningkatnya angka kasus Covid-19. Permintaan itu ia sampaikan saat bertemu Persatuan Seniman Komedi Indonesia (Paski).

“Kalau kita mendapatkan humor, ada hormon endorfin untuk meredakan nyeri dalam tubuh kita saat tertawa, menonton komedi, mendengarkan musik dan makan cokelat,” ujar Sandiaga dalam keterangannya, Rabu, 14 Juli 2021.

Bukan hanya pernyataan-pernyataan yang dinilai kontroversial, ada juga tindakan para menteri juga keluarganya yang dinilai tidak peka terhadap kondisi rakyat.

Dilansir dari TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyoroti sejumlah menteri di Kabinet Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang masih melakukan perjalanan ke luar negeri di tengah PPKM Darurat. Tauhid mengatakan perilaku para menteri ini belum menunjukkan adanya sense of crisis. “Di tengah situasi domestik yang lagi gawat, sepertinya sense of crisis-nya belum kebangun,” ujar Tauhid saat dihubungi Tempo pada Ahad, 18 Juli 2021.

Menurut Tauhid, saat kasus Covid-19 melonjak signifikan, peran dan kehadiran menteri di dalam negeri sangat diperlukan untuk berkoordinasi dengan kementerian atau lembaga lainnya. Para menteri harus berjaga untuk memastikan penanganan wabah berjalan.

Dari sini  kita dapat melihat mentalitas para penguasa di rezim kapitalis. Yang  tidak berorientasi melayani pemenuhan kebutuhan rakyat, mereka malah melakukan hal-hal yang remeh dan tidak mendasar, hanya memikirkan hiburan, mereka juga hanya berfikir bagaimana cara memperkaya dan menyelamatkan diri mereka sendiri.

Coba kita bandingkan dengan profil para sahabat dan salafusshalih dalam memegang amanah kekuasaan dan bertugas melayani rakyat, mereka tidak memikirkan kemakmuran diri sendiri, karena negara adalah penanggung jawab utama dalam mengurusi hajat rakyat yaitu sebagai raain (pelayan/pengurus) dan junnah (pelindung). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Imam (Khalifah) raa’in (pengurus hajat hidup rakyat) dan dia bertanggung jawab terhadap rakyatnya” (HR Muslim dan Ahmad) dan dalam hadist lainnya Rasulullah bersabda, “Khalifah itu laksana perisai tempat orang-orang berperang dibelakangnya dan berlindung kepadanya….”(HR Muslim).

Wallahu’alam bishowab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *