Sejatinya Demokrasi Bukan Solusi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Sejatinya Demokrasi Bukan Solusi

Oleh SW. Retnani S.Pd

(Kontributor Suara Inqilabi)

Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang dipilih penguasa negeri zamrud khatulistiwa dengan tujuan agar tercipta keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Terjalin persatuan Indonesia, terwujud kesejahteraan, ketertiban, kemakmuran dan kedamaian. Namun faktanya demokrasi bukan solusi bagi seluruh umat manusia karena ternyata demokrasi hanya memanjakan para elit politik, para oligarki dan kroni – kroninya. Sehingga tujuan utama demokrasi sama sekali belum dirasakan secara signifikan oleh sebagian besar rakyat. Adanya demokrasi tidak menjadikan kehidupan masyarakat +62 menjadi lebih baik.

Sistem pemerintahan demokrasi malah menghasilkan para pemimpin yang tidak amanah, kualitas dan integritasnya buruk, tidak bertanggungjawab serta sering membuat kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat.

Setali tiga uang, hal ini senada dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di Bali Democracy Forum ke-15. Sebagaimana dikutip dari nasional. kompas.com bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi mengungkapkan, bahwa demokrasi tengah mengalami tantangan. Bahkan, beberapa survey menunjukkan bahwa demokrasi mengalami kemunduran.

Hal ini diungkapkan Retno Marsudi dalam sambutan pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-15 di Bali kamis (8/12/2022).

Begitu pula pernyataan Sekjen PBB Antonio Gutteres dalam video sambutannya menyebut demokrasi saat ini mengalami kemunduran. “memang demokrasi diakui semua orang, diakui oleh dunia, demokrasi tidak sempurna” tegasnya. Sangat disayangkan, sungguh demokrasi bukan suatu pilihan yang tepat.

Bali Democracy Forum sudah berlangsung 15 tahun dengan tema berbeda dan menyoroti praktik demokrasi. Dalam pertemuan tahun ini disampaikan banyak penelitian yang menunjukkan adanya kemunduran demokrasi. Sayangnya, masih ada pihak yang percaya bahwa demokrasi menjadi solusi persoalan dunia bahkan mereka berupaya sekuat tenaga menyelaraskan demokrasi dengan firman Sang Maha Pencipta.

Para penguasa pengusung demokrasi berharap agar umat yang mayoritasnya adalah kaum muslim mau menerima prinsip-prinsip demokrasi serta diharapkan siap menjadi para pengikutnya.

QS. Asy Syura: 38 merupakan salah satu dalil yang mereka salahgunakan untuk terus menghidupkan demokrasi di bumi kaum muslim.

“Dan bagi orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka dan mereka menafkah kan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka” (TQS. Asy Syura : 38).

Hal ini sungguh mengelabui dan mengecoh sebagian kaum muslim sehingga prinsip-prinsip demokrasi kian menjamur. Mereka tidak sadar dari sistem pemerintahan demokrasi telah melahirkan paham liberalisme, sekulerisme, pluralisme, kapitalisme, nasionalisme dll.

Di mana paham-paham ini sangat bertentangan dengan Syariat Islam. Sehingga menimbulkan banyak kemaksiatan kekufuran dan kezaliman. Lesbian, narkoba, miras, transgender, seks bebas (zina), gay, biseksual, kian menghantui generasi Islam. Korupsi, riba, pembunuhan, pencurian, kian merebak bak jamur di musim hujan. Naudzubillahi.

Rasul SAW bersabda:

“Jika zina dan riba tersebar luas di suatu kampung, maka sungguh mereka telah menghalalkan atas diri mereka sendiri azab Allah”. (HR. Al Hakim, Al Baihaqi dan At-Tabrani).

Melihat fakta-fakta di atas, tentu demokrasi bukanlah suatu solusi, demokrasi hanyalah ilusi.

Demokrasi tak pernah mampu memberikan solusi karena berbagai prinsip demokrasi justru kontradiksi dan gagal mewujudkan dunia yang sejahtera.

Saatnya kaum muslim memahami sesatnya demokrasi dan mulai berjuang untuk menggantinya dengan sistem Islam.

Sistem Islam harus diyakini kebenarannya karena datang dari Allah, dzat yang Maha Benar dan nyata terbukti membawa kebaikan. Dalam sejarah panjang peradaban Islam yang mulia. Dengan sistem Islam keadilan, persatuan, kesejahteraan, kedamaian, ketertiban terwujud. Sejarah menjadi bukti peradaban mulia nan tinggi di bawah sistem Islam dan mampu menyatukan 2/3 dunia selama 13 abad. Sebagaimana janji Allah SWT di dalam kitab suci Al-Qur’an yang artinya:

 “Jika penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. (TQS. Al-A’raf : 96).

Wallahu a’lam bish shawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *